Rabu, 29 April 2009

Eleminasi Kaki Gajah (ELKAGA)

Penyakit Kaki Gajah ( Filariasis ) adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh karena infeksi cacing filarial yang hidup di aluran dan kelenjar getah bening (Jaringan limpatik) yang dapat menyebabkan gejala akut dan kronis, penyakit ini di tularkan oleh berbagai jenis nyamuk.

Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, tangan dan alat kelamin laki – laki juga pembesaran buah dada pada perempuan yang mengakibatkan penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga menjadi beban keluarga, masyarakat dan negara.



Di kabupaten Hulu sungai Utara dari hasil survey darah tahun 2004 di 3 (tiga) Kecamatan (Amuntai Selatan, Amuntai Utara dan Banjang) di 9 (sembilan) desa ditemukan 14 positif dimana MFR tertinggi yaitu desa Banjang Kecamatan Banjang 7 (tujuh) orang (3,04 %).desa Bajawit Kecamatan Amuntai Selatan 2 orang (1,04 %) desa Pihaung Kecamatan Amuntai utara 2 orang ( 1,04 %). Dari hasil survey tersebut Kabupaten Hulu Sungai Utara melaksanakan Eleminasi Kaki Gajah (ELKAGA) melalui Pengobatan massal mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 termasuk Puskesmas Amuntai selatan Kecamatan amuntai Selatan yang ikut melaksanakan ELKAGA
Kegiatan-kegiatan dalam rangka ELKAGA yang telah dilaksanakan seperti :

A. SOSIALISASI PROGRAM FILARIASIS TINGKAT PUSKESMAS

I. TUJUAN
1. Meningkatkan Pengetahuan Kepala desa untuk kegiatan pengobatan massal.
2. Mensosialisasikan tentang Penyakit Kaki Gajah (Filariasis) kepada masyarakat.

II. MATERI.
1. Kebijakan Program Filariasis.
2. Strategi Pelaksanaan Pengobatan massal.
3. Tanya Jawab.

III. PESERTA.
Jumlah peserta sebanyak 30 orang kepala desa dari 30 desa se Kecamatan Amuntai Selatan.

IV. TEMPAT DAN WAKTU
1. Tempat Pelaksanaan : Puskesmas Amuntai Selatan
2. Hari dan Tanggal : Senin , 10 September 2007.


B. PELATIHAN KADER PEMBANTU PENGOBATAN / TENAGA PELAKSANA ELIMINASI ( TPE )

I. TUJUAN
a. Meningkatkan Pengetahuan dan keterampilan kader/ tenaga pelaksana eliminasi (TPE) untuk kegiatan pengobatan massal.
b. Memantapkan sasaran yang akan mendapat pengobatan.

II. MATERI.
a. Kebijakan Program Filariasis.
b. Strategi Pelaksanaan Pengobatan massal.
c. Pencatatan dan Pelaporan.
d. Diskusi.
e. Kesepakatan.

III. PESERTA.

Jumlah peserta sebanyak 252 orang (TPE ) dan dilaksanakan sebanyak 5 (lima) angkatan masing – masing desa terdiri dari :

NO. NAMA DESA JUMLAH PESERTA
1 Desa Padang Tanggul 7 Orang
2 Desa Bajawit 6 Orang
3 Desa Murung Panggang 4 Orang
4 Desa Kayakah 12 Orang
5 Desa Harusan Telaga 7 Orang
6 Desa Telaga Silaba 9 Orang
7 Desa Banyu Hirang 5 Orang
8 Desa Kota Raja 28 Orang
9 Desa Jumba 17 Orang
10 Desa Teluk Paring 7 Orang
11 Desa Ujung Murung 16 Orang
12 Desa Ilir Mesjid 10 Orang
13 Desa Cempaka 11 Orang
14 Desa Keramat 7 Orang
15 Desa Panyiuran 7 Orang
16 Desa Cangkering 8 Orang
17 Desa Simpang 4 7 Orang
18 Desa Teluk Baru 10 Orang
19 Desa Rukam Hilir 5 Orang
20 Desa Jarang kuantan 13 Orang
21 Desa Rukam Huku 6 Orang
22 Desa Telaga Sari 7 Orang
23 Desa Telaga Hanyar 5 Orang
24 Desa Simpang 3 5 Orang
25 Desa Mamar 10 Orang
26 Desa Murung Sari 5 Orang
27 Desa Kutai Kecil 4 Orang
28 Desa Teluk Sari 4 Orang
29 DesaPulau Tambak 5 Orang
30 Desa Padang Darat 5 Orang
JUMLAH 252 ORANG


IV. TEMPAT DAN WAKTU

Tempat Pelaksanaan :
Puskesmas Amuntai Selatan
Balai Desa Kota Raja
Balai Desa Ujung Murung
MIS Darus Salam Teluk Baru
Hari dan Tanggal :
Senin , 17 September 2007 Angkatan I.
Selasa, 18 September 2007 Angkatan II.
Rabu, 19 September 2007 Angkatan III.
Kamis, 20 September 2007 Angkatan IV.
Sabtu, 22 September 2007 Angkatan V

Sumber : Laporan kegiatan ELKAGA PKM Amuntai SElatan Tahun 2007

Read More ..

PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT BEBERAPA AHLI

Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap fenomena yang ada dala keperawatan (La Ode Jumadi, 1999 : 28)
Empat komponen paradigma keperawatan yaitu :
Manusia
Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992).


Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000)
Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi (La Ode Jumadi, 1999 :40).
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh.
Sebagai sistem terbuka , manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial dan spiritual sehingga perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya. Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon terhadap perubahan lingkungannya dan akan menunjukan respon yang adaptif maupun respon maladaptif. Respon adaptif akan terjadi apabila manusia tersebut mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi perubahan lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk merespon perubahan lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan menunjukan prilaku yang maladaptif .
Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu, keluarga ataupun masyarakat yang menerima asuhan keperawatan.
Manusia sebagai individu artinya seseorang yang memiliki karakter total sehingga menjadikannya berbeda dari orang lain (Karen, 2000). Manusia sebagai individu disebut juga orang yang memiliki kepribadian meliputi tingkah laku dan emosi meliputi sikap, kebiasaan, keyakinan, nilai – nilai, motivasi, kemampuan, penampilan dan struktur fisik yang berbeda satu dengan lainnya. Gabungan semua ini akan mempengaruhi seseorang dalam cara berfikir, merasa dan bertindak dalam berbagai situasi yang di hadapinya. Individu merupakan gabungan interaksi genetik dengan pengalaman hidupnya dipengaruhi oleh identitas diri, konsep diri, persepsi, kebutuhan dasar, mekanisme pertahanan diri dan tumbuh kembang.
Keperawatan
Komponen yang kedua dalam paradigma keperawatan ini adalah konsep keperawatan. Ada beberapa definisi keperawatan menurut tokoh – tokoh dibawah ini :
Florence Nightingale 1895
Keperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling baik untuk beraktivitas.
Faye Abdellah (Twenty one nursing problems,1960)
Keperawatan adalah bentuk pelayanan kepada individu dan keluarga, serta masyarakat dengan ilmu dan seni yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dimilki seorang perawat untuk membantu manusia baik dalam keadaan sehat atau sakit sesuai dengan tingkat kebutuhannya.
Virginia Henderson (Fourteen Basic needs, 1960)
Keperawatan adalah suatu fungsi yang unik dari perawat untuk menolong klien yang sakit atau sehat dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan meningkatkan kemampuan, kekuatan, pengetahuan dan kemandirian pasien secara rasional, sehingga pasien dapat sembuh atau meninggal dengan tenang.Definisi ini merupakan awal terpisahnya ilmu keperawatan dan medik dasar. Fungsi yang unik dari perawat adalah memabntu individu sehat ataupun sakit untuk menggunakan kekuatan, keinginan dan pengetahuan yang dimilikinya sehingga individu tersebut mampu melaksanakan aktivitas sehari – harinya, sembuh dari penyakit atau meninggal dengan tenang.
Dorothy E. Johnson (Behavioral System Theory, 1981)
Keperawatan adalah seperangkat tindakan – tindakan yang memiliki kekuatan untuk melindungi kesatuan atau integritas prilaku klien berada pada level yang optimal untuk kesehatannya.
Imogene King (Goal Attainment Theory, 1971, 1981)
Keperawatan adalah suatu profesi yang memberikan bantuan pada individu dan kelompok untuk mencapai, memelihara dan mempertahankan derajat kesehatan dengan memperhatikan, memikirkan, menghubungkan, menentukan dan melakukan tindakan perawatan sehingga individu atau kelompok berprilaku yang sesuai dengan kondisi keperawatan.Keperawatan berhubungan langsung dengan lingkungan, tempat atau ruang dan waktu untuk membentuk suatu hubungan menanggulangi status kesehatan dalam proses interpersonal reaksi interaksi dan transaksi dimana perawat dank lien berbagi informasi mengenai persepsinya dalam keperawatan.Kerangka ini dikenal dengan system kerangka terbuka
Keperawatan adalah proses aksi dan interaksi, untuk membantu individu dari berbagai kelompok umur dalam memenuhi kebutuhannya dan menangani status kesehatannya pada saat tertentu dalam suatu siklus kehidupan.
Madeleine Leininger (Transcultural Care Theory, 1984)
Mempelajari seni humanistic dan ilmu yang berfokus pada manusia sebagai individu atau kelompok, kepekaan terhadap kebiasaan, fungsi dan proses yang mengarah pada pencegahan ataupun prilaku memelihara kesehatan atau penyembuhan dari penyakit. Martha Roger (Unitary Human Beings, an energy field, 1970)
Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan dan rehabilitasi penderita sakit dan penyandang cacat.
Dorothea Orem (Self care theory, 1985)
Keperawatan adalah sebuah pertolongan atas pelayanan yang diberikan untuk menolong orang secara keseluruhan ketika mereka atau orang yang bertanggung jawab atas perawatan mereka tidak mampu memberikan perawatan kepada mereka.Keperawatan merupakan salah satu daya atau usaha manusia untuk membantu manusia lain dengan melakukan atau memberikan pelayanan yang professional dan tindakan untuk membawa manusia pada situasi yang saling menyayangi antara manusia dengan bentuk pelayanan yang berfokus kepada manusia seutuhnya yang tidak terlepas dari lingkungannya
Pelayanan yang bersifat manusiawi yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan manusia untuk merawat diri, kesembuhan dari penyakit atau cedera dan penanggulangan komplikasinya sehingga dapat meningkat derajat kesehatannya.
Callista Roy (Adaptation Theory, 1976, 1984)
Keperawatan adalah sebagai ilmu pengetahuan melalui proses analisa dan tindakan yang berhubungan untuk merawat klien yang sakit atau yang kurang sehat.Sebagai ilmu pengetahuan keperawatan Metode yang digunakan adalah terapeutik, scientik dan knowledge dalam memberikan pelayanan yang esensial untuk meningkatkan dan mempengaruhi derajat kesehatan.Roy menggambarkan metode adaptasi dalam keperawatan
Tujuan keperawatan adalah meningkatkan respon adaptasi dalam menghadapi permasalahan kesehatannya. Respon adaptif mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatannya.
BETTY NEWMAN, 1989
Keperawatan adalah suatu profesi yang unik dengan memperhatikan seluruh factor-faktor yang mempengaruhi respon individu terhadap penyebab stress, tekanan intra, inter dan ekstra personal.Perawatan berfokus kepada mencegah serangan stress dalam melindungi klien untuk mendapatkan atau meningkatkan derajat kesehatan yang paling baik.Perawatan menolong pasien untuk menempatkan primary, secondary dan tertiary. Metode pencegahan untuk mencegah stress yang disebabkan factor lingkungan dan meningkatkan system pertahanan pasien
MARTHA ROGERS, 1970
Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan , pencegahan penyakit, perawatan rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat.Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia. Menurutnya kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai lingkungan hidup manusia dan pola pertumbuhan dan perkembangan seseorang
PEPLAU
Keperawatan adalah suatu hasil proses kerja sama manusia dengan manusia lainnya supaya menjadi sehat atau tetap sehat (hubungan antar manusia)Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat.Hubungan interpersonal yang merupakan factor utama model keperawatan menurut Peplau
JEAN ORLANDO 1961
Keperawatan berlandaskan teori hubungan interpersonal yang menitikberatkan pada sifat unik individu atau klien dalam ekspresi verbal yang mengisyaratkan adanya kebutuhan dan cara-cara memenuhi kebutuhan
JEAN WATSON 1979
Keperawatan adalah filsafat dalam usaha merawat untuk memberi definisi hasil tindakan keperawatan dengan memperhatikan aspek humanistic dalam kehidupan.Tindakan keperawatan diarahkan pada pemeliharaan hubungan timbal balik dalam kesehatan. Sakit dan perilaku
Konsep Sehat Sakit
Sehat menurut WHO (1947)
“Sehat adalah keadaan utuh secara fisik, jasmani, mental dan sosial dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan”
Sehat menurut UU no 23/1992 tentang kesehatan
“Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis”.
Sakit menurut Zaidin Ali, 1998
“Sakit adalah suatu keadaan yang mengganggu keseimbangan status kesehatan biologis (jasmani), psikologis (mental), sosial, dan spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, produktifitas dan kemandirian individu baik secara keseluruhan atau sebagian”.
Kesakitan adalah perasaan tidak nyaman pada seseorang akibat penyakit sehingga mendorongnya untuk mencari bantuan. (Kozier, 2000)
Lingkungan
Konsep lingkungan dalam paradigma keperawatan difokuskan pada lingkungan masyarakat yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial, budaya dan spiritual.
Menurut Leavell (1965), ada tiga faktor yang saling mempengaruhi kesehatan dalam lingkungan yaitu agen (penyebab), hospes (manusia) dan lingkungan.
Agen adalah suatu faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit, seperti faktor biologi, kimiawi, fisik, mekanik atau psikologis misalnya virus, bakteri, jamur atau cacing., senyawa kimia bahkan stress. Hospes adalah makhluk hidup yaitu manusia atau hewan yang dapat terinfeksi oleh agen, sedangkan lingkungan adalah faktor eksternal yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan yang kumuh, lingkungan kerja yang tidak nyaman, tingkat sosial ekonomi yang rendah, fasilitas pelayanan kesehatan.


Sumber :
Catatan kuliah Konsep Dasar Keperawatan
Stikes Muhammadiyah Banjarmasin
Dosen : M.Safwani, S.Kep, Ners, M.Kep, Sp.Jiwa

Read More ..

POSYANDU SEBAGAI BENTUK KEMANDIRIAN MASYARAKAT

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga. berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam peningkat mutu manusia masa yang akan datang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu :


1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita.
2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.
3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.

Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dengan sedikit bantuan dan pengarahan dari petugas penyelenggara dan pengembangan Posyandu merupakan strategi yang tepat untuk intervensi ini. Intervensi ke 3 perlu dipersiapkan dengan memperhatikan aspek-aspek Poleksesbud.

JENJANG POSYANDU MENURUT “KONSEP ARRIF” dikelompokkan menjadi 4 :

1. Posyandu Pratama (warna merah) :

• belum mantap.

• kegiatan belum rutin.

• kader terbatas.

2. Posyandu Madya (warna kuning) :

• kegiatan lebih teratur

• Jumlah kader 5 orang

3. Posyandu Purnama (Warna hijau) :

• kegiatan sudah teratur.

• cakupan program/kegiatannya baik.

• jumlah kader 5 orang

• mempunyai program tambahan

4. Posyandu Mandiri (warna biru) :

• kegiatan secara terahir dan mantap

• cakupan program/kegiatan baik.

• memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.

Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu jenjang antar strata Posyandu adalah :

1. Jumlah buka Posyandu pertahun.

2. Jumlah kader yang bertugas.

3. Cakupan kegiatan.

4. Program tambahan.

5. Dana sehat/JPKM.

Posyandu akan mencapai strata Posyandu Mandiri sangat tergantung kepada kemampuan, keterampilan diiringi rasa memiliki serta tanggungjawab kader PKK, LKMD sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung Posyandu.

Sumber :

Depkes RI, 2002, Manajemen ARRIF, Jakarta

Read More ..

Senin, 27 April 2009

Dari melihat pohon ke melihat hutan

Alam semesta penuh dengan makna. Tidak ada yang tidak bermakna. Semua yang ada baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan itu bermakna. Makna-makna yang telah diterjemahkan dalam bahasa menjadilah suatu pengetahuan yang tentunya berharga bagi kehidupan makhluk hidup. Ilmu pengetahuan yang terus berkembang merupakan hasil dari pengungkapan makna-makna yang kita lihat, dengar, rasa dari alam semesta. Alam semesta yang berupa benda mati dan makhluk hidup itulah sumber pengetahuan dan alam pikiran kitalah yang akan menterjemahkannya.
Kembali pada judul tulisan ini, cukup sederhana dan bermakna. Mari kita cermati bersama.
Pohon adalah sebuah benda dan makhluk hidup. Dipandang sebagai bagian dari alam. Dalam ilmu pengetahuan alam pohon merupakan golongan nabati. Mempunyai akar, batang, ranting dan daun. Berposes untuk perkembangannya. Itulah apa yang dapat digambarkan dari melihat pohon.

Hutan diartikan suatu wilayah tempat terkumpulnya tumbuhan yang banyak jumlahnya dengan lingkungannya dan disana hidup juga makhluk hidup lain serta benda mati yang semuanya itu saling berinteraksi. Begitulah kira-kira kalau kita melihat hutan.
Apa hubungannya diantara keduanya, pohon dan hutan?
Kita semua tahu bahwa pohon merupakan salah satu komponen pembentuk hutan dan hutan adalah merupakan komunitas dari pohon. Makna apa yang bisa kita terjemahkan ? Melihat pohon, sudah jelas kita akan melihat satu obyek
yang mempunyai bentuk, sifat dan karakteristik yang dinamakan pohon. Melihat hutan, kita akan melihat bermacam pohon yang mungkin berbeda bentuk, sifat dan karakteristik beda ditambah dengan lingkungan dan benda lain yang mempengaruhinya serta saling berinteraksi. Dari pola pikir yang ada maka sekiranya kita hanya melihat pohon yang kita dapatkan hanya masukan yang parsial saja keluarannya tidak akan berkembang dan dalam mengambil keputusan hanya solusi gejala saja yang akan muncul. Dan sekirannya kita teruskan dengan melihat hutan maka masukan berupa informasi penting akan menyeluruh dan terpadu sehingga akan muncul keputusan yang mendasar karena pola pikir kita telah memperhatikan semua yang berhubungan di dalam hutan tersebut.
Bagaiman penerapan pola pikir ini di dalam kehidupan.?
Pola pikir ini dinamakan systems thinking atau berpikir sistemik.
Berpikir sistemik adalah suatu pendekatan dan alat memecahkan masalah, memandang masalah sebagai suatu sistem. Menambah dan merubah kebiasaan cara berpikir dan berbicara tentang isu-isu kompleks. Suatu pilar konsep dasar organisasi pembelajaran yang mengintegrasikan disiplin-disiplin lain menjadi teori dan praktek yang koheren. Cara berpikir dan bahasa untuk menggambarkan dan memahami kekuatan-kekuatan yang saling berhubungan yang membentuk perilaku sistem.
Dari semua pengertian di atas pokok pikirannya adalah pergeseran pikiran dari melihat diri kita yang terpisah dari dunia menjadi bagian dari dunia.
Apakah akibat tanpa berpikir sistemik ?
Tidak adanya motivasi untuk mencari hubungan dari disiplin ilmu lain, tidak adanya perobahan kondisi saat ini kekondisi yang diinginkan, seperti benih visi yang jatuh ke tanah yang gersang.
Mengapa perlu berpikir sistemik ?
Ada beberapa yang mengharuskan kita berpikir sistemik yaitu adanya permasalahan yang komplek, persaingan yang keras, dapat merubah cara berpikir yang mendasar, dapat mendorong proses belajar, masalah tak dapat diselesaikan dengan cara berpikir yang menciptakan masalah.
Demikian apa yang bisa dicermati dari melihat pohon ke melihat hutan.

Sumber : catatan kuliah Konsep Dasar Keperawatan Stikes Muhammadiyah Banjarmasin
Dosen : Bpk. Sirajudin Nor, S.Kep ,Ners, M.Kes

Read More ..

Kamis, 16 April 2009

DOKTER KECIL

Dalam Undang-undang No.23 th.1992 tentang kesehatan, pasal 17 dinyatakan bahwa kesehatan anak diselenggarakna untuk mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan anak dan kesehatan anak diolakukan melalui peningkatan kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi, masa balita, usia prasekolah. Selanjutnya dalam pasal 45 dinyatakan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Disamping itu kegiatan sekolah juga diarahkan untuk mmupuk kebiasaan hidup sehat agar memiliki pengetahuan, sikap dan ketermpilan untuk melaksanakan prinsif hidup sehat erta aktif berpartisipasi dalam usaha peningkatan kesehatan baik di sekolah, di rumah maupun di masyarakat.

Untuk mencapai maksud di atas, maka perlu adanya pelatihan dokter kecil dan konteks Usaha Kesehatan Sekolah dimana dokter kecil yang dimaksud adalah peserta didik yang dipilih oleh guru, guna ikut melaksanakan sebagian usaha pelayanan kesehatan terhadap diri sendiri, keluarga, teman peserta didik pada khususnya dan sekolah pada umumnya.
Tujuan diadakannya dokter kecil adalah :
1. Agar peserta didik dapat menolong dirinya sendiri dan orang lain untuk hidup sehat.
2. Agar peserta didik dapat membina teman-temannya dan berperan sebagai promotor dan motivator dalam menjalankan usaha kesehatan terhadap diri masing-masing.
3. Agar peserta didik dapat membantu guru, keluarga dan masyarakat di sekolah dan di luar sekolah.
Anggota dokter kecil yang biasanya dilatih yaitu peserta didik yang memenuhi kretaria sebagai berikut :
a. Telah menduduki kelas 4 dan kelas 5 SD/MI.
b. Berprestasi baik di sekolah/kelas.
c. Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab.
d. Bersih dan berprilaku sehat,
e. Bermoral baik dan suka menolong.
f. Bertempat tinggal di rumah sehat.
g. Di ijinkan orang tua.
Dokter kecil setelah mendapatkan pelatihan diharapkan mempunyai pengetahuan dan keterampilan seperti pengetahuan tentang Usaha Kesehatan Sekolah dan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, Pengertian dokter kecil dan kegiatannya, kebersihan perorangan dan lingkungan, imunisasi, pengukuran Tinggi Bdan dan penimbangan berat badan, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, obat-obatan sederhana, warung sekolah, kesehatan mata , TB paru, Infeksi saluran pernapasan bagian atas, HIV/Aids dan masalah kesehatan lainnya yang berhubungan dengan anak sekolah.

Sumber :
Panduan Pembentukan Dokter Kecil, Depkes RI

Read More ..

Rabu, 08 April 2009

UPAYA PEMBERANTASAN PENYAKIT MALARIA

Oleh : Mahyuliansyah

Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Derajat kesehatan merupakan hasil interaksi dari 4 faktor yaitu factor lingkungan, factor perilaku, factor pelayanan kesehatan dan factor keturunan (H.L, Blum, 1974). Salah satu indicator derajat kesehatan adalah angka kesakitan.
Di Indonesia, penyakit malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih perlu perhatian . Hal ini dimungkinkan masih adanya ditemukan penderita malaria yang tersebar di seluruh Indonesia. Angka kesakitan malaria di Indonesi pada tahun 2007 jumlah yang positif sudah mencapai 311.789 kasus (available from : www.inna-k.org/2008/12/depkes-kukuhkan-dua-profesor-riset.html)


Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan Plasmodium, dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terkena infeksi. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali tersebar di wilayah tropik, misalnya di Amerika, Asia dan Afrika.Penyakit ini bersifat musiman dan lokal (ada genangan air) dan dapat menyerang semua orang, semua golongan umur, dari bayi, anak-anak dan orang dewasa
Terdapat 4 type penyakit malaria, yaitu :
1. Malaria tropika (yang disebabkan oleh Plasmodium Falciparum)
2. Malaria tertiana (yang disebabkan oleh Plasmodium Vivax)
3. Malaria kwartana (yang disebabkan oleh Plasmodium Malarieae)
4. Malaria ovale (yang disebabkan oleh Plasmodium Ovale)
Di Indonseia ditemukan lebih banyak P.Vivax dan P.Falciparum. Plasmodium Vivax umumnya lebih dominan.
Gejala penyakit malaria :
1. Demam menggigil yang berkala dan biasanya disertai sakit kepala.
2. Penderita pucat karena kekurangan dara dan adanya pembesaran limpe, sering ditemukan pada penderita malaria.
3. Penderita malaria berat masih bertambah lagi dengan gejala gangguan kesadaran, kejang-kejang, diare sampai kehilangan kesadaran (koma).
4. Sebelum sakit penderita merasa lemah badan, sakit kepala, tidak nafsu makan, mual, muntah yang disertai perasaan dingin, demam kemudian berkeringat.
Untuk mengetahui dan memastiakan adanya penyakit malaria pada seseorang /diagnosa penyakit malaria yaitu dengan adanya tanda dan gejala yang dikeluhkan serta dapat dilihat secara klinis oleh tim kesehatan, maka akan segera dilakukan pemeriksaan laboratorium (khususnya pemeriksaan sedian darah) untuk memastikan penyebabnya dan diagnosa yang akan diberikan kepada penderita
Upaya pemberantasan penyakit malaria akan dilakukan peningkatan terhadap penemuan dan pengobatan penderita serta melakukan pemeriksaan sedian darah. Sedangkan untuk menghilangkan vector akan dilakukan pengontrolan terhadap nyamuk dewasa dengan melakukan penyemprotan dengan insektisida (secara kimiawi). Pemberantasan vector penyakit secara mekanis seperti penggunaan kelambu dan secara biologis dengan menggunakan ikan pemakan jentik.
Pencegahan penyakit malaria dapat juga dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk, atau upaya pencegahan dengan pemberian obat Chloroquine bila mengunjungi daerah endemik malaria.
Pemberantasan penyakit malaria bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan serendah mungkin dan mencegah penyebarabn penyakit.
Penyuluhan kesehatan hendaknya diselenggarakan terus-menerus di tingkat desa untuk membimbing masyarakat mengenal malaria, mendorong segera mencari pengobatan bila terserang malaria dan menyadarkan pendududk bahwa penyakit malaria dapat dicegah dan diberantas.
Peranan dan tanggung jawab masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria perlu ditingkatkan antara lain dalam hal pelaksanaan upaya yang bersifat sederhana misalnya menggalakkan perilaku hidup bersih dan sehat, melapporkan kejadian penyakit malaria secepatnya.
Angka kesakitan malaria di wilayah kerja Puskesmas Amuntai Selatan pada tahun 2008 ditemukan penderita klinis 40 penderita dan dilakukan pemeriksaan sedian darah sebanyak 39 penderita, 19 penderita dinyatakan positif menderita malaria dengan perincian 16 penderita mengadung Plasmodium Falcifarum dan 3 penderita mengandung Plasmodium vivak Penderita laki-laki berjumlah 19 orang dan penderita perempuan tidak ditemukan. Lokasi ditemukannya penderita desa Simpang 4 berjumlah 9 penderita (8 dengan P.Falcifarum, 1 dengan P.Vivak), desa Harusan Telaga berjumlah 2 penderita (P.Falcifarum), desa Mamar 1 penderita (P.Falcifarum), desa Rukam Hulu berjumlah1 penderita (P.Falcifarum), desa Cangkering berjumlah 1 penderita (P.Falcifarum), desa Banyu Hirang berjumlah 1 penderita (P.Falcifarum), desa Padang Darat berjumlah 1 penderita (P.Falcifarum), desa Teluk Paring berjumlah 1 penderita (P.Falcifarum), desa Simpang 3 berjumlah 1 penderita (P.Vivak), desa Bajawit berjumlah 1 penderita (P.Vivak). Penemuan penderita rata-rata ditemukan pada setiap bulan dan terbanyak pada bulan Maret 2008 dengan 12 penderita, pada bulan Januari, Pebruari tidak ditemukan penderita. Tahun 2009 dari 5 penderita klinis yang diperiksa sedian darahnya terdapat 2 penderita dari desa Mamar positif P.Falcifarumm.
Sehubungan dengan adanya penderita malaria diwilayah kerja Puskesmas Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan telah dilakukan pemeriksaan sedian darah masayarakat di wialayah ditemukan penderita sebanyak 600 sedian darah dari 6 desa (Mamar, Rukam Hulu, Banyu Hirang, Murung Panggang, Teluk Paring, Padang Darat). Pelaksanaan pengambilan sample sedian darah dilakukan pada tanggal 6, 7, 8, 13, 14, 15 April 2009.

Selain itu dilakukan juga upaya pengontrolan vector nyamuk dewasa dengan melakukan penyemprotan insektisida pada wilayah yang terdapat penderita malaria tersebut. Penyemprotan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan di bantu Kader yang telah dilatih untuk melakukan penyemprotan.

Tindakan penyemprotan yang dilakukan bukan bertujuan memutuskan rantai penularan 100 % tetapi bersifat pengendalian saja. Oleh sebab itu perlu upaya lain yaitu pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin misalnya seminggu sekali. Dalam hal ini peran serta masyarakatlah yang lebih dominan, petugas kesehatan hanya menganjurkan melalui penyuluhan baik langsung maupun melalui selebaran-anjuran yang dibagikan pada setiap desa.



Daftar Pustaka :

Depkes RI, 1992, Pedoman Kerja Puskesmas, Jakarta : Depkes RI
Depkes RI, 1997, Modul Pelatihan Tenaga Funsional Surveilans Puskesmas, Jakarta : Depkes RI
www.inna-k.org/2008/12/depkes-kukuhkan-dua-profesor-riset.html

Read More ..

Selasa, 07 April 2009

Puskesmas Pembantu Kayakah, kutunggu pengabdianmu

Oleh : Mahyuliansyah



Puskemas Pembantu adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang serta melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup yang lebih kecil dan derajat kecanggihan yang sederhana.
Puskesmas Pembantu merupakan unit fungsional yang menjadi bagian integral dari Puskesmas dan menunjang pelaksanaan kegiatan Puskesmas pada wilayah kerja Puskesmas. Adapun tujuannya adalah mempermudah jangkauan pelayanan kesehatan bagi desa-desa yang jauh dari Puskesmas induk.

Pelayanan kesehatan sudah selayaknya terjangkau sampai ke pelosok daerah. Salah satunya sarana yang dibutuhkan yakni Puskesmas Pembantu.
Secara administrasi merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tk II dan bertanggung jawab langsung baik teknis medis maupun teknis administrasi kepada Pimpinan Puskesmas.
Di dalam jenjang pelayanan kesehatan, Puskesmas Pembantu termasuk pada tingkat elayanan kesehatan dasar.
Saat ini saya berada di sebuah Pustu bersama 2 orang teman. Pustu ini dikunjungi setiap hari oleh petugas kesehatan secara bergiliran. Jarak tempuh dari kecamatan sekitar 15 km, di tengah rawa dikelilingi hutan dan sawah. Wilayah kerjanya yaitu desa Kayakah dan desa Murung Panggang. Lokasi Pustu berada di desa Kayakah dan nama pustunya adalah Pustu Kayakah. Untuk mencapai lokasi harus melewati titian panjang yang berjarak 1 km yang menghubungkan dari desa di seberang rawa. Begitulah setiap hari petugas berkunjung kesana
Puskesms Pembantu Kayakah merupakah salah satu puskesmas pembantu yang berada di Kecamatan Amuntai Selatan Kab.Hulu Sungai Utara Kal.sel. yang dianggap terpencil dikarenakan lokasi yang sulit dijangkau.

Beberapa tokoh masyarakat berpendapat bahwa dengan keberadaan Pustu di wilayah mereka sangatlah membantu dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang mereka hadapi. Sehubungan dengan itu mereka berharap ada petugas yang bertugas dan menempati Pustu tersebut. Selama beberapa bulan terakhir hanya dilakukan kunjungan petugas Puskesmas Amuntai Selatan secara bergiliran. Mudah-mudahan pada tahun 2009 ini ditempatkan kembali seorang petugas difenitif yang baru.


Read More ..

Sabtu, 04 April 2009

Pemenuhan Hak-Hak Pasien Hubungannya Dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen

Oleh : Mahyuliansyah

Dalam Undang-Undang RI No. 23 / Tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 53 ayat 2 disebutkan bahwa “Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk memenuhi standard an menghormati hak-hak pasien.” Namun pada kenyataannya masih banyak keluhan-keluhan masyarakat sehubungan dengan pemenuhan hak-hak pasien dan yang lebih parah lagi ada yang diberitakan dimedia massa.
Pada Undang-Undang RI No.8 / Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen Bab I Ketentuan Umum Pasal l ayat 2. menyebutkan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai harang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Ayat 5. menyebutkan bahwa jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen. Bab II Asas dan Tujuan Pasal 2 Perlindungan konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan dan keselamatan konsumen, serta kepastian hukum.Bab III Hak dan Kewajiban. Hak konsumen adalah :

a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;
b. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai
c. tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
d. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;
e. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;
f. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen
g. secara patut;
h. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
i. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
j. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima
k. tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;
l. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Sebenarnya apa itu hak-hak pasien ? Hak-hak pasien pada dasarnya yaitu mendapatkan pelayanan kesehatan secara menyeluruh untuk pemenuhan kebutuhan kesehatannya dan yang dimaksud hak-hak pasien pada UU RI No.23 tahun 1992 tentang kesehatan pada pasal 53 ayat 2 adalah :
a. Hak informasi
b. Hak untuk mendapatkan persetujuan.
c. Hak atas rahasia kedokteran
d. Hak atas pendapat kedua (second opinion).
Hubungan pemenuhan hak-hak pasien dan undang-undang perlindungan konsumen cukup jelas bahwa pelayanan kesehatan merupakan jasa yang dibutuhkan konsumen dalam hal ini adalah pasien. Hak-hak pasien yang harusnya dipenuhi bersesuaian juga dengan hak-hak konsumen.. Sebagai contoh hak informasi bagi pasien seharusnya yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa (pelayanan kesehatan). Informasi yang kadang kurang jelas dan benar sering kita temukan mulai dari loket kartu, misalnya petugas lupa menyampaikan tentang pelayanan poli apa yang akan dituju. Pasien akan kebingungan kemana dia harus memeriksakan kesehatannya, poli umum atau poli penyakit dalam.
Hak untuk mendapatkan persetujuan bersesuaian dengan hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai dan hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan. Ketika kita akan melakukan tindakan apa saja kadang kita lupa memintakan persetujuan pasien dan keluarga. Contoh sederhana tindakan memberikan bantuan memadikan pasien, kita seenaknya saja memandikan padahal disana ada keluarga pasien yang mungkin lebih berhak dan lebih disukai oleh pasien.
Hak atas rahasia kedokteran sepadan dengan hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa. Artinya setiap hal yang bersifat rahasia seharusnya dijaga keamanannya tidak dibeberkan kepada orang lain. Misalnya tentang penaykit yang diderita pasien yang harus dirahasiakan dari orang lain selain tim kesehatan yang melayaninya.. Kenapa harus dirahasiakan ? Ada kemungkinan rasa privasi pasien dan keluarga akan terganggu. Petugas kesehatan kadang tidak sadar kalau menyampaikan sesuatu yang sifatnya rahasia kepada teman atau tim kesehatan didepan orang lain yang mungkin tidak seprofesi atau yang tidak berkompeten.
Hak atas pendapat kedua (second opinion) pada undang-undang perliindungan kumsumen diantaranya hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai, hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan, hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen. Setiap tindakan atau pelayanan kesehatan ada pilihan-pilihan yang dapat disampaikan pada pasien dan pasien berhak untuk memilih yang mana atau sekiranya tindakan pertama belum memberi kepuasan pada pasien selaku konsumen maka perlu pilihan kedua. Sebagai contoh pada pemberian obat. Pada obat-obat yang sama fungsinya (obat generik dan paten) kadang petugas lupa menyampaikan tentang pilihan tersebut. Sekiranya pasien tidak mempunyai kemampuan untuk membeli obat paten maka piliha kedua yang dianjurkan.
Dari semua hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan yang dialkukan m,erupakan jasa yang memandang pasien selaku konsumen yang hak-haknya haruslaha dipenuhi baik hak sebagai pasien atau hak sebagai konsumen pengguna jasa.

Daftar Pustaka :
Depkes, 1992, Undang-Undang RI No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, Jakarta
………, 1999, Undang-Undang RI.No.8 Tahun 1999 Tentan Perlindungan Konsumen, Jakarta.

Read More ..