Kamis, 25 Juni 2009

STANDAR DAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN 2

5) Mutu Pelayanan Prima
a) Konsep Mendahulukan Kepentingan Pelanggan.
Pelayanan Prima adalah pelayanan yang memuaskan pelanggan/klien. Salah satu indikator adanya kepuasan pelanggan/klien adalah tidak adanya keluhan dari pelanggan/klien. Akan tetapi, didalam praktek k.eluhan-keluhan pelanggan/klien ini akan selalu ada. Perawat pemberi pelayanan wajib menanggapi dan menghadapi keluhan pelanggan/klien tersebut untuk kepentingan dan kepuasan pelanggan/klien. Untuk itu, pemberi pelayanan (perawat) perlu mengetahui sumber-sumber keluhan pelanggan/klien dan mengetahui cara-cara mengatasi keluhan pelanggan/klien.
Menurut Endar Sugiarto (1999), sumber-sumber keluhan pelanggan antara lain adalah : pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Pelanggan internal adalah pegawai instansi/orgnaisasi yang bersangkutan dan para pemimpin instansl/organiasasi yang bersangkutan. Seorang pegawai suatu instansi/organisasi yang tidak betah bekerja karena lingkungan kerja dan situasi pegawai yang ada di dalamnya. Suasana nyaman dan harmonis akan mempengaruhi kesiapannya dalam menghadapi pelanggan eksternal. Para pemimpin instansi/organisasi dapat menjadi sumber keluhan, karena pemimpin sering mendapat masukan dari pada pelanggan eksternal tentang pelayanan di instansinya. Perhatian utama suatu instansi/organisasi adalah pelanggan eksternal, yaitu masyarakat. Kunci utama keberhasilan pelayanan terletak pada cara instansi/organisasi tersebut memperlakukan pelanggan eksternal ini. Untuk pelayanan keperawatan maka semua karyawan adalah mitra dalam memberikan pelayanan sehingga muncul rasa nyaman dan harmonis. Hal tersebut sangat mendukung untuk pelayanan yang prima terhadap pelanggan/klien ekstenal yaitu orang lain (masyarakat) di luar institusi/organisasi



1) Kategori Keluhan Pelanggan:
Menurut Endar Sugiarto (1999), keluhan pelanggan dapat dikategorikan/dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
• Mechanical Complaint (Keluhan Mekanikal)
Mechanical clomplaint adalah suatu keluhan yang disampaikan oleh pelanggan sehubungan dengan tidak berfungsinya peralatan yang dibeli/disampaikan kepada pelanggan tersebut. Dalam hal pelayanan keperawatan maka peralatan yang dimaksud adalah semua peralatan yang berhubungan dengan pelayanan perawatan saat perawat memberikan pelayanan.
• Attitudinal Comptant (Keluhan akibat sikap petugas pelayanan)
Attitudinal complaint adalah keluhan pelanggan yang timbul karena sikap negative petugas pelayanan (perawat) pada saat melayani pelanggan/klien. Hal ini dapat dirasakan oleh pelanggan/klien melalui sikap tidak peduli dari petugas pelayanan (perawat) terhadap pelanggan/klien.
• Service Related Complaint (Keluhan yang berhubungan dengan pelayanan)
Service related complaint adalah suatu keluhan pelanggan/klien karena hal-hal yang berhubungan dengan pelayanan itu sendiri. Misalnya seseorang mendaftar untuk berobat/rawat jalan, ternyata formulir pendaftaran (family folder) belum siap dan oleh petugas diminta untuk menunggu.
• Unusual Complaint (Keluhan yang aneh)
Unusual complaint adalah keluhan pelanggan/klien yang bagi petugas merupakan keanehan (tjdak wajar/tidak umum). pelanggan yang mengeluh seperti ini sebenarnya secara psikologis adalah orang-orang yang hidupnya tidak bahagia atau kesepian.
2) Cara mengatasi keluhan pelanggan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menghadapi keluhan pelanggan/klien,antara lain adalah:
o Pelanggan biasanya marah pada saat menyampaikan ke luhan. Oleh karena itu perawat tidak boleh terpancing untuk ikut marah.
o Perawat tidak boleh memberikan janji-janji yang sebenarnya sulit dipenuhi serta tidak menjanjikan sesuatu yang berada di luar wewenangnya
o Jika permasalahan tidak dapat diselesaikan sedangkan perawat sudah berbuat maksimal, perawat harus berani menyatakan menyerah dengan jujur.
o Ada pelanggan/klien yang selalu mengeluh. Untuk menghadapi pelanggan seperti itu, perawat harus sabar dan melakukan pendekatan secara khusus.
b) Pelayanan dengan sepenuh hati.
Menurut Endar Sugiarto (1999), pada hakekatnya pelanggan itu tidak membeli produk, tetapi mereka membeli pelayanan. Ini merupakan falsafah bisnis dalam upaya memberikan pelayanan yang prima. Pelayanan di sini adalah pelayanan dalam segala bentuk kreasi dan manifestasinya. Untuk itu, kita lebih banyak belajar tentang para pelanggan/klien kita, agar kita dapat memberikan pelayanan dengan sepenuh hati dan dengan cara yang lebih baik di masa yang akan datang.
c) Budaya Pelayanan Prima
Menganggap bahwa pelayanan prima sebagai suatu budaya berarti rnelakukan kegiatan pelayanan sebagai suatu hal yang membanggakan dengan nilai luhur yang dijunjung tinggi. Budaya pelayanan prima adalah sebuah budaya yang kuat yang mewarnai sifat hubungan antara perawat pemberi pelayanan. Budaya pelayanan prima dibentuk oleh sikap perawat dan manajemen instansi/organisasi pemberi pelayanan.
d) Sikap Pelayanan Prima.
Sikap pelayanan prima berarti pengabdian yang tulus terhadap bidang kerja dan yang paling utama adalah kebanggaan atas pekerjaan. Sikap anda dapat menggambarkan instansi/organisasi anda. Anda adalah perwakilan instansi/organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Pelanggan akan menilai instansi/organisasi dari kesan pertama mereka dalam berinteraksi dengan orang-orang yang terlibat dalam instansi/organrsasi tersebut. Apabila pagi itu kebetulan andalah orang pertama yang berhubungan dengan pelanggan, anda akan mewakili gambaran dari instansi/organisasi anda.
e) Sentuhan Pribadi Pelayanan Prima
Pelayanan prima sangat memperhatikan individu sebagai pribadi yang unik dan menarik setiap pelanggan/klien memiliki sifat dan dapat membuat para perawat bahagia atau kecewa. Sentuhan pribadi mengarahkan para perawat selaku pemberi pelayanan untuk berpikir bahwa memperlakukan orang lain sebagaimana kita memperlakukan diri kita sendiri perlu selalu dipraktekan. Yang diutamakan dalam pelayanan prima bukanlah slogan-slogan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan, melainkan bentuk nyata pelayanan yang sebelumnya sudah diberikan dalam pelatihan-pelatihan dan dapat diterapkan pada saat praktek di lapangan, ketika berhubungan langsung dengan pelanggan/klien. Karena pelayanan prima merupakan budaya, identitas, sarana kompetisi, pelanggan/klien merasa penting, rekan sekerja merasa nyaman bersama kita dan kita dapat melayani pelanggan/klien dengan cepat, tepat, ramah, mengutamakan kepuasan pelanggan/klien, menepati janji, bahasa yang baik dalam bertelepon, menunjukkan etika dan sopan santun, merasa puas dan bangga akan pekerjaan kita, bekerja dengan antusias, kepercayaan diri yang tinggi, menawarkan bantuan, senyum yang tulus, humor yang menyenangkan, mendengarkan dengan baik dan dengan konsep win-win.
f) Pelayanan prima sesuai dengan pribadi Prima.
Konsep pribadi prima meliputi unsur-unsur kepribadian, penampilan, perilaku dan komunikasi yang prima. Seseorang perawat dapat dikatakan memiliki pribadi prima apabila :
• Tampil ramah
• Tampil sopan dan penuh hormat
• Tampil yakin
• Tampil rapi.
• Tampil ceria
• Senang memaafkan
• Senang bergaul
• Senang belajar dari orang lain
• Senang pada kewajaran
• Senang menyenangkan orang lain
Adapun konsep kualitas pelayanan menurut pandangan Cristopher Lovelock dalam Product plus (1994: 178-188) yang mengemukakan tentang bagaimana suatu produk bila ditambah dengan pelayanan akan menghasilkan suatu kekuatan yang memberikan manfaat lebih. Selanjutnya Lovelock mengemukakan melalui diagram bunganya dimana terdapat 8 (delapan) suplemen pelayanan (the eight petals on the flower of service) yang terdiri dari ;
1, Information
Proses suatu pelayanan yang berkualitas dimulai dari suplemen informasi dari pelayanan yang diperlukan oleh klien. Seorang pelanggan/klien akan menanyakan kepada perawat tentang apa, bagaimana, berapa, kepada siapa, dimana diperoleh, dan berapa lama memperoleh pelayanan yang diinginkan. Penyedia informasi memberikan kemudahan kepada pelanggan/klen.
2. Consutation
Setelah memperoleh informasi yang diinginkan, biasanya klien akan membuat suatu keputusan, yaitu menerima atau tidak menerima pelayanan yang diberikan. Di dalam proses memutuskan ini serjngkali diperlukan pihak-pihak yang dapat diajak untuk berkonsultasi.
3. Ondertaking
Keyakinan yang diperoleh klien melalui konsultasi akan menggiring pada tindakan untuk meminta pelayanan yang diinginkan. Penilaian klien pada titik ini adalah ditekankan pada kualitas pelayanan yang mengacu pada kemudahan aplikasi maupun administrasi pemesanan jasa pelayanan yang tidak berbelit-belit, fleksibel, biaya murah, syarat ringan, dan sebagainya.
4. Horspitality
Pelanggan/klien yang berurusan secara langsung ke tempat-tempat transaksi akan memberikan penilaian tehadap sikap ramah dan sopan dari perawat, ruang tunggu yang nyaman, kafe untuk makan dan minum, hingga tersedianya wc/toilet yang bersih.
5. Cretaking
Latar belakang pelanggan/klien yang beragam akan menuntut pelayanan yang berbeda-beda pula. Misalnya yang berduil menginginkan tempat/ruangan yang leluasa (misalnya VIV), yang tidak mau keluar rumah menginginkan fasilitas pelayanan di rumah (home care). Kesemuanya harus dipedulikan oleh perawat.
6. Exception
Beberapa pelanggan/klien kadang-kadang menginginkan pengecualian kualitas pelayanan, misalnya saja bagaimana dan dengan cara apa perawat melayani permintaan pelanggan/klien yang datang secara tiba-tiba, jaminan terhadap berfungsinya alat-alat kesehatan yang dipasang/terpasang, restitusi akibat peralatan yang digunakan tidak bisa dipakai dan sebagainya.
7. Billing
Titik rawan ke tujuh pada administrasi pembayaran. Niat baik pelanggan untuk bertransaksi sering gagal pada titik ini. Petugas harus memperhatikan hal-hal yang terkait dengan administrasi pembayaran, baik mekanisme pembayaran atau pengisian formulir transaksi.
8. Payment
Pada ujung pelayanan, harus disediakan fasilitas pembayaran berdasarkan pada keinginan pelanggan. Dapat saja berupa self service payment seperti koin telepon, transfer bank, credit card dan sebagainya.


Sumber :

Sutopo, Drs,MPA, Suryanto, Adi, Drs,M.Si, 2003, Pelayanan Prima Bahan Ajar Diklat Prajabatan Golongan III (Edisi Revisi I), Jakrata : Lembaga Administrasi Negara RI

Read More ..

Rabu, 10 Juni 2009

STANDAR DAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN

A. Perubahan Paradigma Pelayanan

Paradigma merupakan sekumpulan asumsi atau anggapan yang memungkinkan seseorang menciptakan realitasnya sendiri (Tjiptono 1997) Pelayanan pada masyarakat di masa datang itu hendaknya : makin lama makin baik (better), makin lama makin cepat (faster), makin lama makin diperbaharui (newer), makin lama makin murah (cheaper) dan makin lama makin sederhana (more simplel).
W.Edwards Deming telah mengembangkan apa yang disebut "Total Quality Management” (Manajemen Mutu Terpapu) (Gaspersz, 19970.Total Q uality Managemen (TQM) telah berhasil mengatasi berbagai permasalahan diperusahaan sehingga dapat meningkatkan mutu dan sekaligus menekan biaya serta mengatiasi permasalahan lainnya.
Pada awalnya TQM diterapkan didunia usaha. Oleh karena keberhasilannya, maka instansi pemerintah kemudian mencoba menerapkannya, misalnya TQM diterapkan di Angkatan udara Amerika Serikat (Creech, 1996). Total Quatity Management merupakan paradigma baru dalam manajemen yang berusaha memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan secara berkesinambungan atas mutu barang, jasa, manusia dan lingkungan organisasi. TQM hanya dapat dicapai dengan memperhatikan hal -hal berikut ini( Tjjptono19 97) :




1) Berfokus pada pelanggan yang menentukan mutu barang dan jasa adalah pelanggan eksternal. Pelanggan internal berperan d alam menentukan mutu manusia, proses dan lingkungan yang berhubungan dengan barang atau jasa.
2) Obsesi terhadap mutu. Penentu akhir mutu adalah pelanggan internal dan eksternal. Dengan mutu yang ditentukan tersebut organisasi harus berusaha memenuhi atau melebihi yang telah ditentukan.
3) Pendekatan ilmiah.Terutama untuk merancang pekerjaan dan proses pembuatan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang dirancang tersebut.
4) Komitmen jangka panjang. Agar penerapan TQM dapat berhasil, dibutuhkan budaya.
5) KerjasamaTim. Untuk menerapkan TQM, kerjasama tim ,kemitraan dan hubungan perlu terus menerus dijalin dan dibina, baik antar aparatur dalam organisasi maupun dengan pihak luar (masyarakat).
6) Perbaikan sistem secara berkesinambungan. Setiap barang dan jasa dihasilkan melalui proses-proses di dalam suatu sistem/lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus menerus agar mutu yang dihasilkan meningkat.
7) Pendidikan dan pelatihan dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatlhan merupakan faktor fundamental. Disini berlaku prinsip belajar merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal batas usia.

B. Pelayanan Mengacu pada Kepuasan Pelanggan/Klien

Kepuasan didefinisikan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandignkan kinerja (hasil) yang dirasakan dengan harapannya. Oleh karena itu, maka tingkat kepuasan adalah perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Dengan demikian apabila dikaitkan dengan pelanggan/klien, maka pelanggan dapat merasakan hal-hal sebagai beriku :
1) Kalau kinerjanya dibawah harapan, pelanggan akan merasa kecewa.
2) Kalau kinerjanya sesuai harapan, pelanggan akan merasa puas.
3) Kalau kinerjanya melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas.
Bagi perawat, pelayanan yang perlu mendapat perhatian adalah orang yang sangat puas akan mempunyai ikatan emosional dengan suatu pelayanan atau jasa dan ini menyebabkan loyalitas klien menjadi tinggi. Oleh karena itu, perawat selaku pemberi pelayanan dihadapkan pada tantangan membangun budaya organisasi, yaitu agar semua orang yang berada dilingkungan institusi perawatan bertujuan memuaskan kepuasan klien.
Kepuasan klien merupakan tujuan utama pelayanan prima. Oleh karena itu setiap perawat pemberi pelayanan berkewajiban untuk berupaya memuaskan kliennnya. Kepuasan klien dapat dicapai apabila perawat mengetahui siapa kliennya, baik klien internal maupun klien eksternal. Dengan mengetahui siapa kliennya, maka perawat akan dapat mengidentifikasi apa keinginan kliennya.
Kepuasan pelanggan/klien dapat dicapai apabila keinginan atau harapan pelanggan dapat terpenuhi. Mengenai mutu, Tjiptono (1997) menyalakan bahwa sedikitnya ada tiga level (tingkat) harapan pelanggan/klien, yaitu :
1) Harapan pelanggan/klien yang paling sederhana dan berbentuk asumsi "must have" atau "take it for granted". Misalnya (a) saya berharap perawatan saya sampai selesai dan sembuh, atau (b) saya berharap perawat dapat melayani saya dengan aman dan menangani penyakit saya dengan benar.
2) Pada level kedua, kepuasan pelanggan/klien dicerminkan dalam pemenuhan persyaratan dan atau spesifikasi terertentu. Misalnya (a) saya berharap dilayani dengan ramah oleh perawat, atau (b) saya pergi ke rumaha sakit dan perawatnya ternyata sangat ramah, informalif dan suka menolong saya.
3) Pada level ketiga ini pelanggan menuntut suatu kesenangan (delightfulness) atau jasa yang demikian bagusnya, sehingga membuat pelanggan tertarik. Misalnya (a) perawat memberi semua pasien pelayanan yang sama tanpa membedakan kaya dan miskin, pejabat atau jelata dan sebagainya. Contoh lain adalah (b) semua perawat melayani saya dengan penuh respek dan menjelaskan sesuatunya secara cermat. Akan tetapi yang paling mengesankan saya adalah ketika mereka menelepon saya di rumah hari berikutnya dan menanyakan apakah saya baik-baik saja.


bersambung........

Sumber :

Sutopo, Drs,MPA, Suryanto, Adi, Drs,M.Si, 2003, Pelayanan Prima Bahan Ajar Diklat Prajabatan Golongan III (Edisi Revisi I), Jakrata : Lembaga Administrasi Negara RI

Read More ..

KARANG TARUNA DAN PERANNYA DALAM KESEHATAN

Oleh : Mahyuliansyah
Karang Taruna adalah organissasi kepemudaan Indonesia yang merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas daasr kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari dan oleh masyarakat khususnya generasi muda di wilayah desa/kelurahan.
Sebagai organisasi yang bergerak di bidang Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan berfungsi sebagai subyek maka karang taruna sedapat mungkin mampu menunjukkan fungsinya dan perannya secara optimal. Memiliki program kegiatan yang jelas sesuai dengan kebutuhan dan permaslahan yang ada di sekitarnya. Program yang dijalankan melembaga dan harus terarah yang melibatkan semua generasi muda yang ada.
Beberapa program Upaya Kesejahteraan Sosial Karang Taruna yang dapat dikontribusikan pada lembaga/organissi lain dan bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya, antara lain : Pencegahan/preventif terhadap tumbuhnya kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkotika dan lain-lain.


Salah satu tujaan dari Karang Taruna hubungan dengan kesehatan adalah :
Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesdaran tanggung jawab social setiap generasi muda warga Karang Taruna dalam mencegah, menangkal, menanggulangi dan mengantisifasi berbagai masalah social. Masalah kesehatan di masyarakat merupakan salah satu permasalahan social yang ada. Tindakan karang taruna dalam ikut mencegah, menaggulangi dan mengantisifasi menyebarnya suatu penyakti (misalnya TB Paru dan HIV/AIDS) merupakan suatu bentuk nyata dari tujuan adanya karang taruna.
Berasarkan tugas pokok dari Karang taruna kaitannya degan masalah kesehatan, yaitu :
Secara bersama-sama dengan pemerintah dan komponen masyarakat lainnya untuk menangulangi berbagai masalah social terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabillitatif maupun pengebangan potensi generasi muda dilingkungannya. Sebagi peran serta dalam kegiatan pengendalian menyebarnya suatu penyakit (misalnya TB Paru) maka anggota karang taruna berperan sebagai pendidik dan penyuluh lapangan. Kegiatan ini didukung oleh pihak pemerintah dengan mengadakan suatu kegiatan sosialisasi penaykit-penyakit yang berbahaya dan dapat menular yang diselenggarakan instansi kesehatan khususnya Pusat Kesehatan Masyarakat.
Sedangkan menurut fungsinya yang mempunyai hubungan dengan masalah kesehatan diantaranya penyelenggara usaha kesejahteraan social, penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat, penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama geneasi muda secara komprehensip, terpadu dan terarah serta berkesinambungan. Penanaman pengeertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggung jawab social generasi muda, Penyelenggara usaha-usaga pencegahan permasalahan social yang aktual. Dari kesemua fungsi yang berhubungan dengan permasalahan social yang ada di atas dalam penerapan untuk masalah kesehatan sangatlah bersesuaian seperti penyelenggara usaha kesehatan , penyelenggara pendidikan dan pelatihan kesehatn bagi masyarakat, penyelenggara pemebrdayaan masyarakat di bidang kesehatan. Penananman, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggug jawab kesehatan bagi generasi muda. Penyelenggara usaha-usaha pencegahan permasalahan kesehatan yang aktual. Fungsi-fungsi tersebut akan dapat berjalan dan terlaksana jika anggota karang taruna telah dibekali tentang pengetahuan permasalah kesehatan pada umumnya dan penyakit-penyakit berbahaya dan menular.

SOSIALISASI PENYAKIT TBC BAGI GENERASI MUDA DI WILYAH PUSKESMAS AMUNTAI SELATAN KECAMATAN AMUNTAI SELATAN TAHUN 2009

Penyakit Tuberkulosis (TBC) sampai saat ini masih menjadi mamassal yang membunuh sekitar 140.000 jiwa pertahun atau atau 400 orang perhari, dimana setiapI menit muncul I penderita baru TB Paru. Untuk menanggulangi masalahT BC di Indonesia digunakan s trategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) yang direkomendasikan WHO dipandang sebagai pendekatan yang paling tepat saat ini.sehingga harus dapat dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan perlu peran aktif semua pihak. Karena TBC merupakan persoalan multidimensional yang membutuhkan pendekatanmenyeluruh dan menjadi tanggung jawab bersama maka diperlukan pengetahuan yangmemadai bagi semua pihak yang terkait mulai tingkat Pusat sampai ke lapisan masyarakat terbawah
Organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna dan LSM Pemuda merupakan salah satu elemin masyarakat yang diharap menjadi penyampai informasi tentang penyakit TBC kepada masyarakat luas. Berkenaan dengan hal tersebut maka diperlukan pertemuan/sosialisasi program TBC untuk memberikan pengetahuan kepada organisasi kepemudaan tentang penanggulangan TBC.
Tujuan :
Menyebarkan informasi dan meningkatkan pengetahuan organisasi kepemudaan tentang TBC.

Peserta :

Peserta pertemuan/sosialisasi Program TBC berjumlah 50 orang yang meliputi semua desa di wilayah kecamatan Amuntai Selatan


Nara Sumber dan Materi
Nara sumber dalam kegiatan tersebut berasal dari Puskesmas Amunatai Srlatan yaitu pemegang Program TB Paru dan Wasur TB Paru dari Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara


Materi :
Pengenalan Penyakit TBC, Permasalahan TBC, Pengobatan Strategi DOTS, Pengawasan Pengobatan.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Tanggal pelaksanaan 9 Juni 2009
Tempapt elaksanaan Puskesmas Amuntai Selatan

Metode : Ceramah, diskusi, Tanya jawab.

Sumber :
www.depsos.go.id , Departemen Sosial RI - Pemberdayaan Karang Taruna dengan Program LPM
www.wikipedia.org , Karang Taruna – Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
www.ktbantententangkami.blogspot.com , Tentang Kami

Read More ..

POKOK-POKOK KEGIATAN KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT

1. Asuhan Langsung
Asuhan keperawatan yang dilaksanakan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Kegiatan meliputi penentuan kebutuhan klien, merencanakan intervensi keperawatan, melaksanakan intervensi dan menilai hasilnya. Kegiatan utama yaitu upaya promotive dan preventive tanpa mengabaikan upaya kuratifmdan rehabilitative.
2. Penyuluhan Kesehatan
Dilaksanakan ditiap tingkat pelayanan kesehatan masyarakat. Kegiatan melalui jalur formal dan nonforma. Penyuluhan secara nonformall merupakan cara yang efektif, tetapi terselubung dimana contoh perilaku sehat dari perawat yang kemudian dijadikan panutan.


3. Konselimh dan pemecahan masalah.
Kegiatan konseling membawa klien kea rah proses pemecahan masalah dimana keputusan ditentuka oleh klien.
4. Rujukan.
Jika masalah tidak dapat diselesaikan maka perawat bertanggung jawab melakuka tindakan rujukan jika perlu menangani tindak lanjutnya.
5. Asuha Komunity.
Kegiatan meliputi pengenalan komunity, perencanaan, intervensi dan penilaian. Penerapan proses keperawatan dengan masyarakat sebagai klien.
6. Penemu Kasus.
Kegiatan mengamati dan mendetiksi keadaan serta tanda-tanda dini maalah kesehatan melalui hubungan atau kontak terus-menerus dengan klien sebagai penerapan metode epidemiologi.
7. Penghubung
Keperawatan kesehatn masyarakat merupakan mata rantai antar individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan pelayanan kesehatan yang diperlukan.
8. Koordinasi
Karena ada kontak langsung dengan klien, sering harus bertindak sebagai koordinator dari berbagai pelayanan untuk klien. Karena perawatan kesehatan masyarakat melihat klien secara ,menyeluruh dengan tiap permaslahan yang ada.
9. Kerjasama.
Bekerjasama denga n tim kesehatan yang lain dan pengambilan keputusan bersama klien, tujuan dan rencana juga ditentukan bersama.
10. Advokasi
Sebagai penasehat/pembela untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
11. Bimbingan dan Pembinaan
Supervisi dilakukan terhadap tenaga masyarakat yang membantu atau kader, siswa melalui jadwal kerja, pembagian tugas, dsb. Merupakan funsi administrative yang berkaitan dengan kegiatan.
12. Rencana Lepas Asuhan
Kegiatan ini mengarah kepembuatan rencana lepas asuhan dala m hubungan dengan keperawatan tindak lanjut yang dilakuka di rumah keluarga maupun masyarakat dimana diperlukan suatu kerjasama dengan tenaga lain dan anggota keluarga atau masyarakat.
13. Pelimpahan wewenang.
Dilakuka terhadap pasien rawat jalan yaitu pendelegasian dokter ke perawat.
14. Role Model
Perawat kesehatan Masyarakat seyogyanya menjadi panutan bagi tiap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan peran yang diharapkan. Perbiuatan sesuai denga apa yang diucapkan, dituntut berperilaku sehat jasmani dan rohani.
15. Penelitian
Penelitian dalam asuhan keperawatan dapat membantu mengedintifikasi serta mengembangkan teori-teori keperawatan yang merupakan dasar praktek keperawatan. Menunjang pengembangan method dan teknik baru dala asuhan keperawatan dan ikut dala penelitian yang ada kaitannya dengan perawatan kesehatn masyarakat.



Sumber :
Catatan Kuliah Perawatan Kesehatan Komuniti Dalam Konteks Pelayanan Kesehatan. Akper Depkes Yogyakarta Tahun 1994.
Dosen : Maria H. Bakri, SKM dan Induniasih, S.Kp

Read More ..

Zat Adiktif makanan dan pengaruhnya tehadap kesehatan

Manusia perlu makan untuk pertumbuhan tubuh dan keperluan lain seperti energi untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Bahan makanan yang digunakan diproses dalam proses pencernaan menjadi molekul-molekul kecil yang diserap oleh usus berupa sari-sari majanan yang kemudian mengalami metabolesme di dalam sel untuk menghasilkan energi.
Bahan makanan yang digunakan ketika diperlukan untuk makan kadangkala disertai dengan zat-zat adiktif yang mempunyai fungsi sebagai penyedap, pemanis, pewarna dan pengawet. Memang masing-masing zat adiktif itu mempunyai fungsi sesuai penggunaannya, seperti :


1. Penyedap makanan
Penyedap makanan digunakan untuk menambah citrarasa masakan. Bahan yang biasa digunakan adalah Monosodium Glutamt (MSG) yang dikenal dngan istilah bumbu masakan. Penggunaan bahan terebut tidak boleh melebihi dari takaran yang sudah dicantumkan pada petunjuk penggunaan bumbu masak. Kelebihan dalam penggunaan MSG berdampak kurang baik bagi kesehatan pada sistem syaraf dan trasportasi.
2. Pemanis Buatan
Bahan pemanis buatan digunakan untuk memberikan rasa manis pada makanan atau minuman tanpa harus menggunakan gula, maka kandungan gizinya amat rendah. Bahan yang biasa dijual di pasar bermacam-macam nama yang embel-ebelnya pemanis. Bahan kimia yang digunakan sebagi bahan pemanis buatan diantaranya adalah sakarin, siklamat dan aspartan. Penggunaan bahan pemanis buatan secara berlebihan akan merugikan bagi kesehatan, arena berdasarkan percobaan dan penelitian pada mencit, diketahui bahan tersebut dapat menyebabkan kanker (bahan kariogenik) dan merangsang munculnya tumor kandung kemih.
3. Bahan Pewarna makanan
Agar kelihatan menarik dan mengandung selera, makanan dan minuman sering diberi warna tertentu. Pewarna makanan yang aman bagi kesehatan harganya relative mahal, sehingga banyak para pedagang menggunakan bagan pewarna yang lebih murah namun dapat membahayakan bagi kesehatan. Pewarna tekstil sering digunakan untuk member warna pada makanan, padahal zat tersebut mengandung logam berat yang amat berbahaya. Bila tubuh banyak mengandun zat warna beracun tersebut, akan berakibat rusaknya organ hati dan ginjal.
4. Bahan Pengawet Makanan
Bahan pengawet makan bertujuan agar bahan makanan dapat disimpanlebih lama. Bahan pengawet bekerja dengan cara mencegah pertumbuhan mikroba pada makanan tadi. Sebagai contoh bahan pengawet biasanya dipakai asam borat (boraks), asam sorbet, asam benzoate dan lain sebaginya. Pengguanaannya harus sesuai dengan takaran dan jenis makanan yang diawetkan.
Semua bahan zat adiktif makanan tersebut di atas pada dasarnya kuranglah baik bagi kesehatan apabila digunakan secara berlebihan. Akan lebih aman bila kita tidak menggunakannya. Zat adiktif makanan tersebut juga dapat mempengaruhi bagi pemakainya yaitu ketergantungan karena berbagai alasan seperti lebih menarik, enak, murah.

Sumber :
Materi Pelatihan Terintegrasi SAINS Buku 1, Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2004.

Read More ..

Selasa, 09 Juni 2009

Bekerja di masyarakat 2

7. Hormati adat kebiasaan dan kepercayaan masyarakat. Jangan menyerang dan mengejek adat kebiasaan dan kepercayaan masyarakat. Pelajari baik-baik karena tidak semua adat kebiasaan dan kepercayaan masyarakat itu jelek. Apabila ada yang baik dan mendukung kehidupan yang sehat maka perawau komunitas harus mampu mengembangkannya agar lebih optimal yang pada akhirnya masyarakat akan melupakan adat kebiasaan dan kepercayaan yang jelek tersebut. Dan apabila ditemukan yang menghanbat untuk perkembangan kesehatan janganlah langsung di cela dan dirombak, tetapi usahakan agar secara berangsur-angsur masyarakat sendiri yang merobahnya. Perawat komunitas hanya membantu saja.

8. Bekerjalah secara praktis dan sederhana.
Setiap tindakan seorang perawat komunitas haruslah mudah dipahami dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat dan tidak menjadi beban oleh mereka. Mulailah mengerjakan yang gampang-gampang dan praktis dulu dan segera memberikan hasil dalam waktu singkat. Hal ini akan mendorong masyarakat untuk mengikuti saran berikutnya.
9. Peliharalah kepercayaan yang telah diterima.
Perawat komunitas yang telah mendapat kepercayaan sebagai pembimbing masyarakat dalam hal kesehatan hendaknya jangan mengecewakan mereka. Perlihatkan bahwa mereka dapat dibantu dengan kemampuan yang kita miliki dan kita selalu siap. Jangan mudah berjanji, karena apabila kita tidak dapat memenuhi janji maka masyarakat tidak akan percaya lagi.
10. Hidupkan swadaya masyarakatg
Setiap yang dianjurkan haruslah berdasarkan kemampuan masyarakat, supaya nantinya masyarakat dapat melaksanakannya secara swadaya. Dalam program pemberian makanan tambahan ketika posyandu, jangan menganjurkan makanan yang bahannya mahal atau sulit didapat.
11. Bangkitkan dan bina peran serta masyarakat.
Masyarakat akan mau ikut serta dalam usaha-usaha yang kita kerjakan apabila mereka tahu dan mengerti bahwa usaha tersebut berguna bagi mereka. Karena itu, libatkan masyarakat dalam hal menentukan masalah yang mereka hadapi, menentukan bagaimana memecahkannya, melaksanakan apa yang sudah direncanakan, menilai apa yang sudah dikerjakan. Kesemua ini akan dapat menanamkan rasa ikut serta, rasa memiliki, dan bertanggung jawab masyarakat terhadap usaha yang dilaksanakan.
12. Peligaralah minat masyarakat yang sudah tergugah.
Setiap usaha yang dilakukan, haruslah disadari oleh masyarakat bahwa itu adalah untuk mereka, bukan untuk kita. Namun demikian masyarakat harus dilatih agar bisa lebih mandiri, tidak selalu tergantung pada orang lain. Hasil baik yang telah dicapai oleh anggota masyarakat, akan mendorong anggota masyarakat yang lain untuk menirunya. Demikian masyarakat akan selalu tertarik terhadap usaha-usaha yang dilaksanakan, dan mereka sendirilah nantinya yang akan menyebarkan hasil baik yang dicapai.

Bahan bacaan :
1. Pedoman kerja puskesmas tentang perkesmas.
2. Buku paket perkesmas bagi pekarya kesehatan puskesmas.
3. Buku paket penyuluhan kesehatan masyarakat bagi pekarya kesehatan puskesmas.

Read More ..

Bekerja di masyarakat

Perawat komunitas dalam orientasi tugasnya adalah bekerja di lingkungan masyarakat dengan mengemban peran dan fungsinya sebagai perawat komunitas. Hubungannya dengan masyarakat maka perawat komunitas mempunyai tugas mengembangkan masyarakat di wilayahnya, agar mampu dan mau hidup sehat dan berperan aktif dalam pembangunan kesehatan.
Untuk bekerja di masyarakat maka ada beberapa langkah-langkah yang harus ditempuh. Lalu apa yang perlu diketahui dalam bekerja di masyarakat?

1. Mengenali masyarakat tempat bekerja. Kalau kita bekerja di desa maka kita harus mengenal orang-orang di desa tersebut. Bukan hanya nama tetapi kita harus mengenal adat istiadat, kebiasaan, ekonomi, pendidikan, agama, kepercayaan, serta pantangan yang ada dikalangan mereka. Artinya seorang perawat komunitas bisa menyesuaikan diri dan dapat memanpaatkan apa yang dapat diketahui di masyarakat untuk memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan.
2. Kader bukan pembantu
Di masyarakat ada tenaga sukarela yang disebut kader. Perawat komunitas harus tahu bahwa kader bukanlah pembantu puskesmas, melainkan tenaga masyarakat yang dipilih untuk usaha-usaha masyarakat. Kader berasal dari masyarakat sehingga mengenal betul masyarakat setempat, dipilih oleh masyarakat sehingga bisa diterima oleh masyarakat, disegani dan dipercaya oleh masyarakat sehingga segala saran dan petunjuknya akan didengar dan diikuti oleh masyarakat. Dari semua itu kader dapat dijadikan mitra dalam mengembangkam desa guna meningkatkan derajat kesehatan di desa tersebut.
3. Mengenali daerah tempat bekerja. Bekerja di desa akan lebih mudah kalau kita mengenal betul daerah tersebut. Perawat komunitas harus tahu berapa jumlah penduduk, keluarga, letak rumah masyarakat dan lain sebagainya. Untuk itu perawat komunitas haruslah mempunyai peta wilaya kerjanya dengan data-data yang lainnya.
4. Tokoh masyarakat adalah kunci masyarakat. Ketika kita menyampaikan pesan kepada masyarakat melalui tokoh masyarakat maka diharapkan akan mempermudah membuka hati masyarakat terhadap pentingnya kesehatan.
5. Bekerja sama dengan tokoh agama. Di daerah-daerah yang agamanya kuat maka perawat komunitas dapat melihat peluang untuk memberdayakan masyarakat dengan bekerja sama dengan tokoh agama. Pesan-pesan kesehatan bisa diselipkan dalam pertemuan atau ceramah agama yang diadakan. Untuk itu pula perawat komunitas harus mempunyai perhatian terhadap agama guna membina hubungan yang baik dengan tokoh agama.
6. Bekerja dengan dan untuk masyarakat. Perawat komunitas adalah pembimbing masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan yang mereka hadapi. Bertindak sebagai penasehat kader dan petugas kesehatan lainnya seperti bidan desa agar dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara tepat kemasyarakat. Bantulah agar masyarakat bisa menolong dirinya sendiri, tidak selalu tergantung pada petugas (perawat komunitas). Sebagai contoh, ketika kegiatan posyandu berilah petunjuk kepada kader dan ibu -ibu bagaimana cara menimbang dan mengisi KMS. Dengan harapan nantinya mereka akan dapat melakukannya sendiri, walaupun petugas tidak ada.

bersambung......

Read More ..

Senin, 01 Juni 2009

MANAJEMEN PUSKESMAS

1. PERENCANAAN
Puskesmas merupakan organisasi struktural dan sebagai unit pelaksana teknis dinas, aspek fungsional bidang pelayanan kesehatan masyarakat yang merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat 1 yang dibina oleh DKK, bertanggungjawab untuk melaksanakan identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan meliputi cakupan, mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber daya manusia dan provider, serta mentapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah.
Perencanaan meliputi kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan visi dan misi puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi digunakan sebagia acuan dalam melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas . Selain itu, kebijakan sistem puskesmas perlu ditinjau setiap akan melakukan perencanaan program, kebijakan tersebut meliputi kebijakan mandiri dari Puskesmas serta adanay fungsi dan upaya puskesmas yang berlandaskan pada UUD 1945 pasal 28, UU No.22 tahun 1999 dan UU No.25 tahun 1999, PP No.25 tahun 2000 serta PP No.48 tahun 2000dimana tujuan dari kebijakan tersebut adalah untuk mewujudkan puskesmas yang kuat dari segi kemitraan, unit kesehatan amndiri, akontabilitas dan teknologi tepat guna.


Budgeting dalam perencanaan menejemn keuangan dikelola sendiri oleh puskesmas sesuai tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan, adapun sumber biaya didapatkan dari pemerintah daerah, retribusi puskesmas, swasta atau lembaga sosial masyarakat dan pemerintah adapun pembiayaan tersebut ditujukan untuk jemis pembiayaan layanan kesehatan yang mempunyai ciri – ciri barang atau jasa public seperti penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi, P2M dan pelayanan kesehatan yang mempunyai ciri – ciri barang atau jasa swasta seperti pengobatan individu.

2. ORGANIZING
Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan menetapkan struktur organisasi puskesmas dengan pertimbangan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I, adapun pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala, unit tata usaha, unit fungsional agar tidak terajdi tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan yang nantinya akan berpengaruh terhadap kualitas program yang ditangani.
Struktur organisasi dan tata kerja :
Struktur organisasi puskesmas
1. Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas
2. Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha
3. Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.
Tugas pokok :
1. Kepala Puskesmas
Bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan structural, dan jabatan fungsional.
2. Kepala urusan tata usaha
Bertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan.
3. Unit I
Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi.
4. Unit II
Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.
5. Unit III
Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja dan manula.
6. Unit IV
Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya.
7. Unit V
Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat dan penyuluhankesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan dana sehat.
8. Unit VI
Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap
9. Unit VII
Melaksanakan kegiatan kefarmasian.

3. ACTUATING
a. Sistem ketenagaan
Juster (1984) menyatakan bahwa pendidikan merupakan faktor yang penting dalam seorang pekerja. Melalui pendidikan akan menghasilkan perubahan keseluruhan cara hidup seseorang.
Pearlin dan Kohn (1966) menyatakan bahwa seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi mempunyai keinginan untuk mengembangkan dirinya sedangkan mereka yang berasal dari tingkat pendidikan rendah cenderung untuk emmpertahnkan kondisi yang telah ada.
Sistem ketenagaan yang ada di puskesmas dilaksanakan sesuai program yang dikembangkan serta kemampuan dana dengan diketahui oleh DKK, kuantitas tenaga didasarkan pada kebutuhan priorotas layanan kesehatan dan pendayagunaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan layanan kesehatan dan profesionalisme pekerjaan.
Sesuai PP RI No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan yang seharusnya ada adalah tenaga medis, kesehatan masyarakat (penyuluh kesehatan, sanitarian), tenaga gizi, tenaga keperawatan, farmasi, dan teknisi medis (analis dan perawat gigi).
b. Pengembangan Staff
Tujuan : kegiatan pengembangan staff ditujukan untuk meningkatkan produktifitas organisasi.
Jenis – jenis pengembangan staff :
1. Pelatihan induksi
Merupakan indoktrinasi standart dan singkat bagi filosofi unit kerja, tujuan, program, kebijaksanaan dan peraturan yang diberikan kepada masing – masing pekerja selam atiga hari pertama kerja untuk memastikan identifikasi dengan filosofi unit kerja,tujuan dan norma – norma.
2. Orientasi
Merupakan pelatihan perseorangan yang dipakai untuk mengakrabkan pegawai baru dengan tanggungjawab pekerjaan, tempat kerja, pelangan dan rekan kerja.
3. Kelanjutan pendidikan
Hal ini termasuk kegiatan pembelajaran yang direncanakandibalik program pendidikan dasar keperawatan dan dirancang untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap bagi peningkatan praktek keperawatan.
c. Konsep – konsep pengembangan staff
1. Daya saing
Ketidaksesuaian yang dapt diukur antara daya saing dan pekerjaaan seseorang sebenarnya dengan tingkat daya saing ayng diinginkan.
2. Minat
Faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menerima atau menolak objek, orang, untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan.
3. Kebutuhan pendidikan
Merupakan keadaan memiliki kualitas atau kemampuan yang dianggap perlu bagi peran tertentu.
4. Pembelajaran teknis
Perubahan dalam perilaku yang disadari dan disengaja terutama kognitif dan psikomotor yang terjadi sebagai respon terhadap stimulus yang diberikan oleh pengajar.
d. Tahapan pengembangan staff
1. Awal usia 20 – 25 tahun : membuat arah pekerjaan
2. Usia 20 – 30 tahun : menjawab pekerjaan dan tekanan pribadi dengan mempertanyakan komitmen pada pekerjaan dan hubungan keluarga.
3. Akhir usia 30 tahun : mengaitkan dirinya dengan pembimbing yang memungkinkan mengunggulinya.
4. Usia 40 tahun : memisahkan diri dari pembimbing
5. Usia 50 tahun : pengembangann dan perbaikan pengetahuan dan keterampilan.
e. Mengorganisir sumber daya pengembangan staf
Keberhasilan usaha pengembangan staf tergantung pada penataan sumber daya yang sesuai. Sumber – sumber pendidikan lanjutan untuk pegawai keperwatan dapat brupa pengajar, sumber daya dari konsorsia kesehatan, afiliasi dengan perguruan tinggi, organisasi keperawatan professional dan tugas belajar.
f. Motivasi staf
Menurut Stoner dan Freeman (1995), Ngalim Purwanto (2000), Shortel & Kaluzni (1994) motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang membrikan kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal in termasuk faktor – faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu.
Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi, motivasi yang tepat dapat memajukan dan mengembangkan oraganisasi. Unsur manusia dalam organisasi terdiri dari 2 kelompok orang yaitu orang yang memimpin (manajer) dan orang yang dipimpin (pegawai / pekerja). Manajer bertanggungjawab untuk memotivasi orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan organisasi.
Motivasi dalam organisasi kerja ditinjau dari segi perannya terdapat 2 macam yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi positif adalah motivasi yang menimbulkan harapan yang sifatnay menguntungkan atau menggembirakan bagi pegawai misalnya gaji, fasilitas, karier, jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan keselamatan dan lain – lain. Sedangkan motivasi negatif adalah motivasi yang menimbulkan rasa takutmisalnya ancaman, tekanan, intimidasi dan semacamnya. Dengan motivasi negatif orang lain dapat digerakkan oleh pihak yang memotivasi untuk tujuan tertentu, namun hal ini tidak dapat dipertahankan dalam waktu yang lama.
Stanford (1970), mengatakan bahwa ada 3 unsur penting dalam motivasi yaitu antara kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan muncul karena ada sesuatu yang kurang dirasakan oleh seseorang, baik fisiologis maupun psikologis. Dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan sedangkan tujuan adalah akhir dari suatu siklus motivasi.
g. Komunikasi dalam manajemen
1) Proses komunikasi
Tappen (1995) mendefinisikan komuniksi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan dan pendapat dan memberikan nasehat dimana terjadi antara dua orang atau lebih bekerjasama. Komunikassi juga merupakan suatuseni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yang muadah sehinga orang lain dapat mnegrti dan menerima.
2) Komunikasi dalam keperawatan
Unsur yang ada dalam setiap komunikasi adalah pengirim pesan (sender), pesan (massage), penerima pesan (receiver). Pesan dapat berupa verbal, tertulis maupun non verbal. Lingkungan internal maupun eksternal juga dilibatkan, yang termasuk lingkungan internal adalah nilai – nilai, kepercayaan, temperamen dan tingkat stress sedangkan faktor eksternal meliputi keadaan cuaca, suhu, waktu.
3) Prinsip komunikasi manajer keperawatan
Tahapan komunikasi :
a. Manajer harus mengerti struktur organisasiagar dapat memahami sasaran dai pengambilan keputusan
b. Komunikasi merupakanbagian proses yang tak terpisahkan dalam kebijakan organisasi. Manajer harus mempertimbangkan isi komunikasi termasuk dampaknya terhadap orang yg dipimpinnya.
c. Komunikasi harus jelas, sederhana dan tepat.
d. Manajer harus meminta umpan balik agar dapat mengetahui keefektifan dan keakuratan komunikasi.
e. Komponen penting lainnya bagi seorang manajer adalah menajdi pendengar yang baik.

4. CONTROLLING
Controlling dalam manajemen puskesmas merupakan indikator keberhasilan puskesmas yang meliputi 2 faktor yaitu menjadi indikator pencapaian sehat meliputi lingkungan, perilaku masyarakat, layanan kesehatan dan status kesehatan mrliputi KEP balita, insiden penyakit yang berbasis lingkungan dan kesehatna ibu dan anak. Selain itu juga merupakan indicator penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keluarga, pelayanan kesehatan tingkat I meluputi :
a. Evaluasi
Salah satu ukuran pengawasan yang digunakan oleh manajer guna mencapai ahsil organisasi adalah system penilaian kerja karyawan. Melalui evaluasi regular dari setiap pelaksanaan kerja pegawai manajer dapat mencapai beberapa tujuan.
Prinsip – prinsip evaluasi :
1. Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja, orientasi tingkah laku untuk posisi yang ditempati.
2. Sample tingkah laku perawat yang cukup representative
3. Perawat sebaiknya diberi salinan deskripsi kerja, standar pelaksanaan kerjadan bentuk evaluasi untuk peninjauan ulang.
4. Terdapat strategi pelaksanaan kerja yang memuaskan dan strategi perbaikan yang diperlukan.
5. Manajer menjelaskan area mana yang dijadiakn prioritas
6. Pertemuan evaluasi antara perawat dan menajer sebaiknya dilakukan dalam waktu yang tepat.
7. Laporan evaluasi maupun pertemuan tersusun secara rapih sehingga membantu dalam pelaksanaan kerja.
Alat evalausi :
1. laporan tanggapan bebas
2. Pengurutan ayng sederhana
3. Checklist pelaksanaan kerja
4. Penilian grafik (Henderson, 1984)
b. Kontrol kualitas
Merupakan suatu upaya organisasi dalam menyediakan pelayanan yang memenuhi standar professional dan dapat diterima oleh klien.
- Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakaian jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata – rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan standar atau kode etik profesi yang telah ditetapkan (Azwar, 1996)
- Kriteria mutu pelayanan kesehatan
1. Struktur
Kriteria rumah sakit, unit keperawatan (LOD, visi dan misi, konsep asuhan keperawatan)
2. Proses
Fungsi, proses interpersonal, metode pengorganisasian, perspektif keperawatan proesional, praktek keperawatan professional.
3. Tujuan
Tingkat kesehatan atau kesejahteraan, kemampuan fungsional, kepuasan pasien, sumberpenggunaan/ pengeluaran efektif dan efisien, kejadian dan proses yang tidak menyenangkan.
- Syarat pelayanan berkualitas
Efficacy
a) Efficacy (kamanjuran)
b) Appropriatennes (kepantasan)
c) Accebility (mudah dicapai)
d) Accepbility (diterima)
e) Effectiveness (keberhasilan)
f) Efficiency (ketepatan)
g) Continuity (terus - menerus)
- Pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu
a) Menetapkan masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
b) Menetapkan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
c) Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
d) Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatanan.
e) Menyusun sasaran tudak lanjut untuk lebih memantapkan serta meningkatkan mutu pelayanan.
Sumber : Pedoman Kerja Puskesmas Jelid 1

Read More ..

REKAYASA IPTEK DENGAN IMAJINATIF

REKAYASA IPTEK DENGAN IMAJINATIF


I. PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan yang bercorak ragam dan alam yang kaya dapat dijadikan suatu langkah untuk mewujudkan kemajuan wawasan pikir baik secara imajinatif, inovatif dan produktif. Hal ini merupakan motivasi kemajuan bangsa.
Selaku generasi muda kita berkewajiban menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita, masyarakat dan negara. Dalam perkembangannnya generasi muda yang kreatif sangatlah diharapkan. Generasi muda yang dimaksud pada dasarnya ditujukan kepada pelajar, siswa dan mahasiswa. Namun tidak menutup kemungkinan pada generasi yang putus sekolah maupun yang tidak mampu bersekolah.
Alam pikiran yang selalu berkembang memungkinkkan adanya penemuan-penemuan baru yang dikembangkan dari ide-ide sederhana. Didukung dengan adanya suatu prinsuf maju yakni membaktikan diri dengan penuh tanggung jawab terhadap alam pikiran yang akan direkayasanya.
Selanjutnya remaja yang sadar akan tanggung jawab dan masa depan adalah remaja yang idealis dan tidak terlalu egois. Ini artinya kita mempunyai suatu pandangan bahwa kita tidak selalu benar dan kita pasti ada mempunyai kesalahan dalam menerapkan sesuatu. Hal inilah yang akan menjadikan motivator untuk lebih mengembangkan suatu wawasan alam pikir sehingga suatu ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya bertahan pada gagasan tertentu. Kita harus mencoba mengembangkannya berdasarkanh ide-ide walaupun ide itu sangat sederhana.
Dari pengembangan itu diharapkan ada suatu rekayasa atau pembaharuan dan penemuan iptek baru yang lebih imajinatif namun dapat dimanfatkan oleh orang banyak.
Dengan ide-ide yang sederhana tersebut melahirkan suatu pandangan bahwa kita dapat berkata mampu seperti orang lain. Ide yang dikembangkan dari imajinatif kadangkala hanyalah sebuah hayalan saja..



II. CONTOH-CONTOH IDE IMAJINATIF

o Kita mencoba membayangkan bagaimana terjadinya suatu pasang naik dan pasang surut. Adakah suatu tanda tanya dalam dibenak kita. Kita membayangkan tentang gravitasi bulan, matahari dan bumi. Adakah pengaruh antara ketiganya dan bagaimana ukuran medan magnet gravitasi bumi berkurang.. Kita akan menggunakan alat bandul matematis untuk mengukur grafitasi bumi. Ekspremen yang digunakan adalah ayunan sederhana. Dilakukan pada saat pasang naik dan pasang surut. Kita akan membuktikan bahwa pasang naik dan pasang surut terjadi karena ada suatu perbandingan tertentu. Berkurangkah medan grafitasi bumi apabila terjadi pasang naik ? Tetapkan atau bertambah ?.
o Alat pengukur jarak dari gelombang elektromagnetik.
Kita misalkan bahwa kita mempunyai alat pengukur yang menggunakan gelombang elektromagnetik yang kita aplikasikan dari kemampuan kelelewar terbang malam. Alat ini kita bayangkan berfungsi untuk mengukur jarak, mempunyai tiga perangkat yakni pemencar gelombang, penerima pantulan gelombang, alat pengukur. Prinsif kerjanya, gelombang elektromagnetik kita pancarkan pada tempat yang kita ukur tegak lurus dan kita tunggu gelombang yang dipantulkan kemudian disensor oleh alat pengukur menjadi suatu angka. Dan kita akan mengetahui jarak yang ditempuh oleh gelombang tersebut dari tempat pantulan kesensor gelombang.
o Sirkui Pengaman Rumah.
Kita bayangkan ada suatu alat yng dapat membantu kita untuk mengemankan rumah kita dari tamu yang tidak diundang yang suka memamdamkan lampu listerik. Kita mencoba menggunakan suatu sirkuit/rangkaian elektromagnetik yang menggunakan transistor foto T, penerima cahaya (solar system), saklar otomatis, sirene serta power suplly (baterai). Cara kerjanya apabila lampu menyala saklar terbuka dan apabila padam saklar tertutup (menyambungkan aliran). Dan perlu kita ketahui bahwa meletakkan alat/sirkuit harus dekat dengan sumber cahaya/lampu.
o Pemanfaatn kulit rambutan.
Dari limbah kulit rambutan yang dibuang begitu saja dapat dicoba dimanfaatkan sebagai alcohol dengan uji glukosa, uji vit c dijadikan sari buah. Atau air getahnya dijadikan sebagai alternative zat pewarna dengan proses penyulingan.
o Pemanfaatan gedebung pisang.
Gedebung pisang kita manfaatkan sebagai alternative pengganti pembuatan kertas selain kayu dengan cara meneliti serat dari gedebung pisang tersebut. Apakah memenuhi syarat untuk dijadikan kertas ?. Dengan cara kerja pengepresan dan pengeringan dari gedebung pisang, kemudian diteliti serta dicoba pembuatan secara mekanik.
o Pengamatan Perkembangan Ikan.
Dengan melakukan perbandingan habitat kita misalkan ada tiga kolam yang ada ikannnya. Satu kolam tidak ada tumbuhan, kolam kedua ada sedikit tumbuhan dan kolam ketiga banyak tumbuhannya. Dari ketiga tempat tersebut kita bayangkan perbedaan-perbedaan yang terjadi dengan jumlah makanan yang sama.
o Ampas Kelapa Sebagai Media Jamur Merang.
Kita bayangkan suatu gambaran pengembangan dan pembudidayaan jamur merang. Kita angap ampas kelapa sebagai bahan makanan bagi jamur merang. Kita lakukan perbandingan dengan 2 tempat yakni pada tempat pertama merang tanpa ampas kelapa,, tempat kedua ditaburi ampas kelapa. Kedua tempat tersebut ditaburi spora dari jamur merang. Selanjutnya kita bayangkan perbandingan keduanya.
o Kombinasi peruntuk dan pemisah gabah.
Imajinasi selanjutnya dapat kita tampilkan gambaran dua alat menjadi satu yakni alat perontok padi dan pemisah gabah. Alat ini digunakan secara dwi fungsi sebagai perontok dan pemisah. Alat ini merupakan modifikasi dari alat perontok padi dan pemisah gabah (Gumbaan) dengan syarat gabah/padi yang sudah kering. Kedua alat tersebut kita padukan. Prinsif kerjannya memakai prinsif kerja baling-baling.
Dan banyak lagi contoh imajinasi yang dapat melahirkan suatu ide yang cemerlang dan dapat diaplikasikan dalam suatu karya yang bermanfaat bagi pengembangan iptek. Dimanfaatkan untuk suatu kemajuan diri yang penuh tanggung jawab khususnya bagi generasi muda yang berpikiran kreatif.

III. PENETUAN IDE
Ide-ide yang dihasilkan dari imajinasi kadang-kadang ada kebimbangan dalam hal pelaksanaannya. Di bawah ini ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan. sehingga ide tersebut dapat kita terapkan.
1. Masuk akal.
Langkah pertama ini mutlak kita punyai sebab sesuatu yang tidak masuk akal tidak akan bisa kita lakukan artinya kita dapat mengerti apa yang dimaksud dari ide tersebut.
2. Mudah dilaksanakan.
Mudah dilaksanakan artinya ada skala prioritas yang mana yang dapat dilaksanakan dari beberapa ide yang ada, sehingga tidak hanya menjadi imajinasi saja.
3. Dapat dipahami.
Dari ide yang ada kita harus menentukan mana yang dapat dipahami artinya dapat mengenal situasi dan kondisi serta bagaimana kalau dilaksanakan dalam suatu percobaan.
4. Bisa diaplikasikan.
Langkah ini merupakan kelanjutan dari langkah-langkah terdahulu, diaplikasikan artinya semua ide menjadi suatu bentuk terapan yang hasilnya nanti dapat dimanfaatkan.

IV. PENUNJANG
Di bawah ini ada beberapa penunjang yang dapat membantu pelaksanaan dari ide-ide yang telah dihasilkan.
1. Kepustakaan
Banyaknya literature yang kita kuasai dan telah kita pelajari serta mempunyai hubungan dengan ide-ide kita maka akan memudahkan kita untuk melaksanakan ide tersebut.
2. Bimbingan.
Walaupun kita telah menguasai kepustakaan namun tanpa bimbingan orang yang lebih mahir (guru, kakak kelas, instruktur khusus) maka kita juga akan menemukan kesulitan dalam melakukan percobaan dari ide yang dilahirkan.
3. Alat/Bahan.
Selain kepustakaan dan bimbingan perlu adanya alat dan bahan sehingga ide kita dapat direalisasikan.
4. Dana/Biaya.
Biaya merupakan penggerak dari kegiatan artinya dengan biaya kita dapat melaksanakan suatu percobaan sehingga aplikasi dari ide kita akan lebih baik.

V. PENUTUP.
Demikian, semoga apa yang ada dalam tulisan ini dapat menjadi motivasi kita untuk menumbuhkan sifat imajinatif, inovatif dan produktif.



Tuliasan ini saya tulis pada 01 Pebruari 1992 dan disalin kembali pada 16 Pebruari 2009 dengan sedikit perbaikan-perbaikan.


Read More ..

POSYANDU USILA

Oleh : Mahyuliansyah

POSYANDU

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga. berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.
Kegiatan Posyandu merupakan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang didasari nilai-nilai gotong royong di dalam kehidupan masyarakat menuju kemandirian. Untuk meningkatkan kegiatan Posyandu perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah. Posyandu juga merupakan upaya pemenuhan kesehatan dasar dan peningkatan status gizi masyarakat, berperan sebagai wadah pelayanan kesehatan dasar berbasis masyarakat, menumbuhkan peran serta masyarakat, dilaksanakan merata diseluruh wilayah pedesaan.
Posyandu dimulai terutama untuk melayani balita (imunisasi, timbang badan) dan orang lanjut usia (Posyandu Lansia). Posyandu juga sebenarnya adalah salah satu kegiatan dari LKMD yang dilakukan oleh para anggota PKK tingkat desa dengan dikoordinir isteri kepala desa/lurah sehingga dikatakan “Posyandu adalah milik masyarakat dan sebagai bentuk partisifasi masyarakat”




USILA / LANSIA

Lanjut usia (Lansia) adalah sebagai usia yang rentan terhadap bermacam masalah kesehatan (fisik dan psikis)
Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:
1) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
2) Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun
3) Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun
4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perubahan :
1) Perubahan penampilan pada bagian wajah, tangan, dan kulit,
2) Perubahan bagian dalam tubuh seperti sistem saraf : otak, isi perut : limpa, hati,
3) Perubahan panca indra : penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan
4) Perubahan motorik antara lain berkurangnya kekuatan, kecepatan dan belajar keterampilan baru.
Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduruan kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas ekonomi dan sosial mereka. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari-hari.
Masalah umum yang dialami lanjut usia yang berhubungan dengan kesehatan fisik, yaitu rentannya terhadap berbagai penyakit , karena berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh dari luar.
Penurunan kondisi fisik lanjut usia berpengaruh pada kondisi psikis. Dengan berubahnya penampilan, menurunnya fungsi panca indra menyebabkan lanjut usia merasa rendah diri, mudah tersinggung dan merasa tidak berguna lagi. Masalah ekonomi yang dialami orang lanjut usia adalah tentang pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari seperti kebutuhan sandang, pangan, perumahan, kesehatan, rekreasi dan sosial.
Dengan kondisi fisik dan psikis yang menurun menyebabkan mereka kurang mampu menghasilkan pekerjaan yang produktif. Di sisi lain mereka dituntut untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin meningkat dari sebelumnya, seperti kebutuhan akan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perawatan bagi yang menderita penyakit ketuaan dan kebutuhan rekreasi.

POSYANDU USILA DAN KEGIATANNYA

Sesuai dari pengertian di atas tentang Posyandu dan usila maka Posyandu Usila dapat diartikan sebagai wadah atau temapt kegiatan pelayanan kesehatan dasar bagi usila atau lansia yang bertujuan untuk membantu mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi lansia yang dilaksanakan oleh masyarakat dalam hal ini pihak PKK desa dengan dibantu pihak kesehatan. Adapun secara umum adanya Posyandu Usila bertujuan :
1) Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan untuk lansia di masyarakat.
2) Mendekatkan pelayanan seta menumbuhkan peran serta masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan pada lansia.
Sedangkan kegiatan Posyandu Usila bisa dilaksanakan dengan lima meja sama dengan Posyandu Balita, yaitu :
Meja I : Pendaftaran
Meja II : pengukuran dan penimbangan berat badan
Meja III : Melakukan pencatatan tentang pengukuran tinggi badan dan
berat badan. Indeks massa tubuh (IMT). mengisi KMS
Meja IV : Kegiatan Penyuluhan, konseling dan pelayanan pojok gizi
serta pemberian PMT
Meja V : Pemeriksaan Kesehatan dan pengobatan, mengisi data-data
hasil pemeriksaan kesehatan pada KMS.
Setip kunjungan lansia dianjurkan untuk selalu membwa KMS lansia guna memantau status kesehatan.
Kegiatan lain yang biasanya juga dilakukan adalah senam lansia yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran bagi lansia.

KMS (KARTU MENUJU SEHAT) LANSIA

Kartu Menuju Sehat Lansia adalah sebuah kartu catatan tentang perkembangan status kesehatan yang dipantau setiap kunjungan ke Posyandu Usila atau berkunjung ke Puskesmas yang meliputi pemantauan kesehatan fisik dan emosional serta deteksi dini atas penyakit atau ancaman kesehatan yang dihadapi lansia. Pemeriksaan yang dicatat pada KMS Lansia adalah :
1) Grafik Indeks Massa Tubuh (IMT) tentang berat badan dan tinggi badan (pemeriksaan status gizi)
2) Pemeriksaan aktivitas sehari-hari (kegiatan dasar seperti mandi, makan/minum, tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.)
3) Pemeriksaan status mental dan emosional yang dilakukan oleh dokter.
4) Pengukuran tekanan darah.
5) Pemeriksaa Hemoglobin.
6) Reduksi urine untuk kadar gula pada air seni sebagi deteksi penyakit kencing manis (diabetes mellitus).
7) Pemeriksaan protein urine guna detiksi penyakit ginjal.
8) Catatan keluhan dan tindakan. Sekiranya ada permasalahan kesehatan yang perlu pengobatan saat itu atau perlu untuk rujukan ke Puskesmas.
Selain pencatatan tersebut terdapat anjuran untuk hidup sehat yang digunakan untuk penyuluhan yang disampaikan setiap selesai pemeriksaan kesehatan.

PERMASALAHAN

Dalam pelaksanaannya masih terdapat masalah-masalah yang menghambat berkembangnya Posyandu Usila, diantaranya :
1) Pihak Pemerintah/Institusi : Permasalahan yang ada biasanya adalah belum dijadikannya program ini sebagai program unggulan sehingga di dalam satu wilayah kecamatan hanya terbentuk 1 atau 2 Posyandu Usila ”percobaan” saja
2) Masyarakat : Tingkat pengetahuan masyarakat yang masih kurang tentang manfaat Posyandu Usila yang dilihat dari sedikitnya kunjungan serta pemanfaatan Kegiatan Posyandu Usila ketika buka/dilaksanakan.
3) Petugas : Belum siapnya petugas baik kader dan petugas kesehatan bagaimana bentuk pelaksanaan kegiatan Posyandu Usila dalam hal ini perlu adanya pelatihan bagi petugas kesehatan dan kader Posyandu Usila.
4) Jarak : Jauhnya lokasi Posyandu dengan rumah Lansia akan mempersulit jangkauan dan memungkinkan kurangnya rasa aman bagi lansia ketika mencapai lokasi.
5) Dukungan keluarga yang kurang : Keluarga merupakan motivator untuk keaktifan lansia untuk berkunjung ke Posyandu dengan cara mengantar mereka ke lokasi Posyandu Lansia.
6) Sarana dan prasarana yang kurang : Peralatan yang minim memungkinkan kegiatan tidak bisa optimal.


REKOMENDASI

Guna kelancaran pelaksanaan Posyandu Usila serta untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas diperlukan :
1) Dukungan Pemerintah/institusi terkait dengan menempatkan program Posyandu Usila sebagai salah satu program pendukung pembangunan kesehatan di wilayahnya.
2) Meningkatkan promosi kesehatan tentang Posyandu Usila di masyarakat.
3) Melatih petugas kesehatan dan kader Posyandu Usila tentang bagaimana kegiatan Posyandu Usila.
4) Menempatlkan lokasi Posyandu Usila yang mudah dijangkau semua lansia.
5) Melakukan advokasi kepada tokoh masyarakat guna mendapatkan dukungan untuk pembentukan Posyandu Usila.
6) Melengkapi sarana dan prasarana standar untuk kegiatan Posyandu Usila guna mendukung pemeriksaan kesehatan seperti tercantum pada KMS Lansia/Usila.



Daftar Pustaka
Anonim, 1999, Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia. Jakarta : Depkes RI
Nugroho.W. ,2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta : Gramedia
www.iinaza.wordpress.com : All About Posyandu
www.library.usu.ac.id : Posyandu dan Kader Kesehatan
www.gizi.ned : Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu
www.puskesmas-oke.blogspot.com : Pengelolaan Posyandu Lansia
www.damandiri.or.id. /file/ratnasuhartini





Read More ..

BERMAIN BAGIAN DARI PENDIDIKAN

BERMAIN BAGIAN DARI PENDIDIKAN

Sumber: Serambi Ummah, Banjarmasin Post, Edisi 2 Mei 1997, Lembaran Jum’at
Oleh : Muhammad Abdullah


Disebutkan bahwa anak merupakan amanat Allah SWT yang oleh orang tuanya wajib dididik hingga menjadi anak yang shaleh. Pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang, dalam usaha mendewaskan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.(Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Oleh karena sikap yang baik harus dipelajari, maka pendidikan dan bimbingan sikap ini perlu dan harus. Sejak dari dalam keluarganya sudah harus diperhatikan pendidikan disekolah dan dalam pergaulan. Memang tidak mudah hal ini dilaksanakan bila pihak sipendidik, yaitu orang tua, guru, pemimpin-pemimpin masyarakatnya tidak atau belum menguasai sikap yang baik itu. Latihan penguasaan sikap baik hanya dapat diberikan melalui pengalaman, melalui tauladan, dan hanya sedikit sekali melalui teori. Kebiasaan merupakan hal yang mendasari penguasaan sikap itu sehingga sebelum sesuatu merupakan kebiasaan, perlu dipilihkan kebiasaan-kebiasaan yang baik-baik saja.


Salah satu bentuk metode pendidikan untuk perkembangan sikap menurut Muhammad Abdullah adalah bermain. Bermain adalah dunia anak untuk mengembangkan potensi mengarah kepada kebiasaan yang baik dan pada akhirnya menjadi sikap yang baik.
Sabda Rasulullah SAW, “ Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Orang tuanyalah yang akan menjadikan ia Nasrani, Yahudi atau Majusi” Nah kewajiban orang tua ditekankan mendidik lebih baik lebih arif dan bijaksana dalam memilihkan alat bermain. Karena dalam bermain banyak hal yang akan diperoleh anak dan bisa mempengaruhi sikap dan kebiasaan anak.
Dalam bermain perlu keterlibatan orang lain dalam hal ini adalah orang tua. Nah agar potensi lebih berkembang optimal ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan orang tua, yaitu :
1. Berikan kesempatan seluasnya.
Orang tua menyediakan fasilitas untuk mendukung aktivitas kreatifnya. Tak harus dengan main edukatif yang harga selangit, bisa juga memanfaatkan barang-barang bekas di rumah.
2. Mendampingi saat bermain.
Kedekatan dan interaksi yang hangat serta komunikasi yang baik antara orang tua dan anak sangat penting dalam mengembangkan potensi kreativitasnya. Dukung dan dorong minat serta rasa ingin tahunya dan selalu awasi agar anak tidak menggunakan benda-benda yang berbahaya.
3. Jangan terlalu ikut campur
Biarkan anak mengembangkan sendiri berbagai ide dalam benaknya. Dorong ia menggunakan seluruh potensi kreativitasnya, jangan paksa anak melakukanh sesuatu, beri kebebasan untuk bereksprimen.
4. Jangan emosional
Orang tua perl;u sabar, tidak marah, emosional, jika anak tampak putus asa berilah ia motivasi. Jelaskan bahwa anak sebenarnya memiliki potensi.

Di sekolah guru bertanggung jawab sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas memberi pengajaran pada murid-muridnya berdasarkan materi-materi pengajaran sesuai kurikulum. Sedangkan tanggung jawab sebagai pendidik terkait dengan tanggung jawabnya memberikan pendidikan dari segi moral dan psikologi. Dari sisi moral, guru harus memberikan contoh perilaku yang bermoral bagi anak didiknya. Sementara dari sisi psikologi guru harus memahami karakteristik murid-muridnya agar dapat memberi pengajaran sesuai karakter anak dan mendidik secara demokratis. Contoh, guru disekolah dasar harus memahami bahwa karakteristik murid-murid SD adalah masih banyak bermain dan memahami konsep melalui pengalaman langsung atau konkret. Dengan begitu penyampaian materi pelajaran idealnya dilakukan dengan cara bermain memberi contoh langsung. Saat belajar tentang tanaman maka tunjukkanlah tanamannya pada murid-murid, jangan cuma melihat di buku dan memori anak jangan dibebani dengan hapalan saja.
Pada akhirnya, disimpulkan oleh Muhammad Abdullah bahwa pelaksanaan pendidikan anak dengan metode bermain merupakan amanat besar dari Allah. Kesalahan dalam menerapkan metode merupakan pengkhianatan terhadap amanat besar itu dan mengingat besarnya tanggung jawab pendidik, maka Allah Yang Maha Suci akan memberikan imbalan yang pantas bagi mereka.

Bahan Bacaan pendukung :
1. Kesehatan Mental oleh Siti Meichati.M.A, Fakultas Psikologi UGM Yogyakrta
2. Majalah Nakita edisi 347, 26 Nopember 2005
3. Mempersiapkan Anak Saleh Telaah Pendidikan Terhadap Sunnah Rasulullah SAW Oleh Jalaludin, Jakarta PT Raja Grapindo Persada 2002.


Read More ..

GENERASI SEHAT ADALAH GENERASI BEBAS ROKOK

GENERASI SEHAT ADALAH GENERASI BEBAS ROKOK


ASAP rokok
Adalah sisa pembakaran dari rokok yang anda nyalakan.
Berbahayakah asap yang anda dan orang-orand di sekeliling anda hisap ?.
Asap rokok mengandung zat dan racun yang berbahaya dan secara perlahan tetapi pasti akan menimbulkan berbagai penyakit yang merugikan, antara lain :
Tar :
Adalah substansi komplek yang terdiri dari berbagai bahan kimia dan diketahui sebagai penyebab kanker.
Carbon monoxide :
Adalaha gas beracun yang dapat menurunkan kadar oksigen dalam darah
Nicotine :
Adalah zat adiktif yang dapat menyebabkan ketagihan.
Senyawa radioaktif :
Diketahui sebagai penyebab kanker.
Hydrogenm Cyanida :
Adalah zat yang dapat merusak bulu-bulu halus (Cilia) di saluran pernafasan padahal Cilia dibutuhkan agar paru-paru tetap bersih.
Dan terdapat lebih dari 4.000 bahan kimia lain yang merugikan yang terkandung dalam asap


Rokok dan kesehatan diri
Merokok dapat menurunkan derajat kesehatan baik yang berefek langsung seprti batuk, sesak napas, pusing-pusing maupun yang berefek jangka panjang seperti stroke, jantung koroner, kanker paru-paru, kanker mulut, kanker tenggorokan. Gangguan janim dapat terjadi pada ibu perokok.

Rokok danPanutan
Anda adalah panutan bagi anak-anak dan murid anda. Apabila anda ingin mereka tidak merokok seperti anda, jangan sekali-sekali anda merokok di depan mereka

Rokok dan
Hak Asasi.
Mungkin anda tidak sadar bahwa dengan merokok ditempat umum, di angkutan umum atau di tempat kerja, anda telah mengganggu hak asasi sesama manusia. Hormati mereka dan stop merokok.

Rokok dan Perokok Pasif.
Jangan jadikan orang-orang yang anda cintai menjadi perokok pasif (perokok tidak langsung).
Anak, isteri dan orang-orang sekitar anda akan menerima resiko yang sama dengan anda apabila anda merokok di sekitar mereka.

Rokok dan Produktifitas
Kerja.
Dapat dipastikan anda akan berhenti bekerja saat menghisap rokok. Berapa jam kerja terbuang setiap kali anda menikmatinya ?
Stop merokok dan maksimalkan produktifitas kerja anda.


Rokok dan
Biaya hidup.
Anda dapat menghitung berapa biaya yang harus dikeluarkan unt uk membeli rokok dalam satu harinya, bulan atau dalam satu tahun.Dan
Hitunglah berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan karena gangguan kesehatan akibat rokok ?
Lebih baik gunakan biaya tersebut untuk biaya lain yang lebih bermanfaat.
Rokok danTempat
Merokok.
Apabila andaingin merokok, pergilah ketempat khusus bagi perokok,
Merokoklah sendiri

Rokok dan Anda.
Bersiaplah anda menjadi orang yang berada di barisan terdepan dalam program stop merokok



PROYEK PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
Tahun 2000

Read More ..