Posted by:
"AgroMedia Pustaka" bacaancerdas
Dalam pembahasan hiperurisemia, diet tinggi purin sering dijadikan sebagai terdakwa tunggal penyebab hiperurisemia. Benarkah demikian? Apakah hanya purin dari makanan yang memicu kenaikan asam urat? Bagaimana dengan makanan lainnya? Ikuti penjelasan di bawah ini maka Anda akan mengerti bagaimana kedudukan purin dan makanan lainnya dalam memicu hiperurisemia.
Purin adalah senyawa heterosiklik amina. Purin utama yang terkandung dalam makanan terdiri dari adenin dan hypoxanthin. Sumber purin lain yang sering dikonsumsi adalah theobromin dan isoguanin. Sumber purin eksogen berasal dari tumbuhan dan hewan. Semua makanan nabati atau hewani mengandung purin, artinya purin tidak pernah dapat disingkirkan dari diet sehari-hari. Meskipun hanya dalam jumlah sangat sedikit, semua makanan pada dasarnya merupakan sumber purin. Purin merupakan bagian dari protein yang menyusun tubuh makhluk yang kita konsumsi sebagai makanan, baik berupa makanan nabati maupun hewani.
Setiap makanan mengandung purin dengan kadar yang berbeda-beda sehingga pengaruh yang ditimbulkannya pun berbeda-beda juga. Ada klasifikasi makanan berdasarkan tinggi rendahnya kandungan purin. Pengetahuan mengenai kandungan purin pada makanan menjadi sangat penting bagi yang akan menjalani diet rendah purin.
Asupan purin dari makanan akan menambah jumlah purin yang beredar di dalam tubuh. Secara teknis, penambahan purin yang beredar di dalam darah tergantung pada jumlah purin yang berasal dari makanan. Artinya, semakin banyak mengonsumsi purin, semakin tinggi kadar asam urat (produk akhir metabolisme purin) dalam tubuhnya. Namun, kenyataannya tidak demikian. Sebagian besar orang yang banyak mengonsumsi makanan tinggi purin tidak mengalami hiperurisemia, sedangkan sebagian orang lain yang membatasi konsumsi purin justru mengalami hiperurisemia
Selengkapnya: http://agromedia. net/Artikel/ hakikat-purin- dan-hiperurisemi a-terhadap- asam-urat. html
Purin adalah senyawa heterosiklik amina. Purin utama yang terkandung dalam makanan terdiri dari adenin dan hypoxanthin. Sumber purin lain yang sering dikonsumsi adalah theobromin dan isoguanin. Sumber purin eksogen berasal dari tumbuhan dan hewan. Semua makanan nabati atau hewani mengandung purin, artinya purin tidak pernah dapat disingkirkan dari diet sehari-hari. Meskipun hanya dalam jumlah sangat sedikit, semua makanan pada dasarnya merupakan sumber purin. Purin merupakan bagian dari protein yang menyusun tubuh makhluk yang kita konsumsi sebagai makanan, baik berupa makanan nabati maupun hewani.
Setiap makanan mengandung purin dengan kadar yang berbeda-beda sehingga pengaruh yang ditimbulkannya pun berbeda-beda juga. Ada klasifikasi makanan berdasarkan tinggi rendahnya kandungan purin. Pengetahuan mengenai kandungan purin pada makanan menjadi sangat penting bagi yang akan menjalani diet rendah purin.
Asupan purin dari makanan akan menambah jumlah purin yang beredar di dalam tubuh. Secara teknis, penambahan purin yang beredar di dalam darah tergantung pada jumlah purin yang berasal dari makanan. Artinya, semakin banyak mengonsumsi purin, semakin tinggi kadar asam urat (produk akhir metabolisme purin) dalam tubuhnya. Namun, kenyataannya tidak demikian. Sebagian besar orang yang banyak mengonsumsi makanan tinggi purin tidak mengalami hiperurisemia, sedangkan sebagian orang lain yang membatasi konsumsi purin justru mengalami hiperurisemia
Selengkapnya: http://agromedia. net/Artikel/ hakikat-purin- dan-hiperurisemi a-terhadap- asam-urat. html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar