Non Stres Test (NST) adalah pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama aktokardiografi, atau fetal activity acceleration determination (FAD; FAAD). Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin. A. Tehnik pemeriksaan NST 1. Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau sedikit miring ke kiri. Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan mencegah terjadinya hipotensi. 2. Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu, nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan dilakukan, tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas KTG). 3. Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara: Menanyakan kepada pasien. Melakukan palpasi abdomen. Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas KTG). 4. Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin, dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala atau bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-akustik (dengan membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat khusus untuk keperluan tersebut). 5. Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 – 160 dpm). 6. Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG. Perhatikan apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm). 7. Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 - 25 dpm). 8. Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit. B. Interpretasi NST 1. Reaktif: • Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan akselerasi • Sedikitnya 15 dpm. • Frekuensi dasar denyut jantung janin (djj) diluar gerakan janin antara 120 – 160 dpm. • Variabilitas denyut jantung janin (djj) antara 5 – 25 dpm. 2. Non-reaktif: • Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat akselerasi pada gerakan janin. • Frekuensi dasar denyut jantung janin (djj) abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160 dpm). • Variabilitas denyut jantung janin (djj) kurang dari 2 dpm. 3. Meragukan: • Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi yang kurang dari 15 dpm. • Frekuensi dasar denyut jantung janin (djj) abnormal. • Variabilitas denyut jantung janin (djj) antara 2 – 5 dpm. Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas 95% - 99%). Pada hasil reaktif dengan penyakit penyerta biasanya hasil tidak dijamin bagus dalam 1 minggu kemudian. Hasil NST yang non-reaktif disertai dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal, nilai Apgar rendah, adanya deselerasi lambat intra partum), dengan sensitivitas sebesar 20%. Hasil NST yang meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam. Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas NST, maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi, atau dengan usg doppler. C. Contraction Stress Test (CST) adalah pemeriksaan denyut jantung janin yang dihubungkan dengan kontraksi uterus. Interpretasi CST 1. Negatif a. Frekuensi dasar djj normal b. Variabilitas djj normal c. Tidak didapatkan adanya deselerasi lambat d. Mungkin ditemukan akselerasi atau deselerasi dini 2. Positip a. Terdapat deselerasi lambat yang berulang pada sedikitnya 50% dari jumlah kontraksi b. Terdapat deselerasi lambat yang berulang, meskipun kontraksi tidak adekuat c. Variabilitas djj berkurang atau menghilang 3. Mencurigakan a. Terdapat deselerasi lambat yang kurang dari 50% dari jumlah kontraksi b. Terdapat deselerasi variabel c. Frekuensi dasar djj abnormal Bila hasil CST yang mencurigakan maka pemeriksaan harus diulangi dalam 24 jam 4. Tidak memuaskan (unsatisfactory) a. Hasil rekaman tidak representatif misalnya oleh karena ibu gemuk, gelisah atau gerakan janin berlebihan b. Tidak terjadi kontraksi uterus yang adekuat Dalam keadaan ini pemeriksaan harus diulangi dalam 24 jam 5. Hiperstimulasi a. Kontraksi uterus lebih dari 5 kali dalam 10 menit b. Kontraksi uterus lamanya lebih dari 90 detik (tetania uteri) c. Seringkali terjadi deselerasi lambat atau bradikardi Dalam keadaan ini, harus waspada kemungkinan terjadinya hipoksia janin yang berlanjut sehingga bukan tidak mungkin terjadi aksifia janin. Hal yang perlu dilakukan adalah segera menghentikan pemeriksaan dan berikan obat-obat penghalang kontraksi uterus (tokolitik), diberikan oksigen pada ibu dan tidur miring untuk memperbaiki sirkulasi utero-plasenta. Hasil CST yang negatif menggambarkan keadaan janin yang masih baik sampai 1 minggu kemudian (spesifitas 99%). Sedangkan hasil CST yang positif biasanya disertai outcome perinatal yang tidak baik dengan nilai prediksi positif 50% Kontra indikasi CST : 1. Absolut a. Adanya resiko ruptura uteri misalnya pada bekas SC, miomektomi dsb. b. Perdarahan antepartum c. Tali pusat terkemuka 2. Relatif a. Ketuban pecah premature b. Kehamilan kurang bulan c. Kehamilan ganda d. Inkompetensia servik e. Disproporsi sefalo-pelvik SUMBER : http://diyoyen.blog.friendster.com/2008/11/ketrampilan-klinik-non-stress-test-nst/ http://ksuheimi.blogspot.com/2008/07/non-stress-test-nst.html
Kamis, 12 Januari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar