Definisi
Adalah suatu keadaan dimana kelenjar-kelenjar paratiroid memproduksi lebih banyak hormon paratiroid.
Hiperparatiroid ada tiga
Hiperparatiroid Primer
Terjadi akibat meningkatnya sekresi paratiroid hormon biasanya disebabkan oleh suatu oedema paratiroid.
Hiperparatiroid skunder
Timbul karena suatu keadaan hipokalsemia kronik seperti pada gagal ginjal.
Hiperparatiroid tersier
Merupakan kelanjutan dari hiperparatiroid skunder yang kronis.
Anatomi Fisiologi
Dalam keadaan normal terdapat empat kelenjar paratiroid yang terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid-satu dibelakang tiap kutub atas dan tiap di belakang kutub bawah setiap kelenjar tiroid.
Setiap kelenjar paratiroid kira;kira panjang 6mm, lebar 3mm, dan tebal 2mm.
Anatomi Fisiologi
Mempunyai gambaran makroskopik lemak coklat tua; oleh karena itu , kelenjar paratiroid sukar ditemukan tempatnya
Kelenjar paratiroid mengandung sel-sel utama dan oksifil.
Sel utama menyekresi sebagian besar hormon paratiroid sedang fungsi sel oksifil tidak diketahui.
Patofisiologi
Hiperparatiroidisme menyebabkan aktivitas osteoklastik yang berlebihan dalam tulang. Keadaan ini akan meningkatkan konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraselular sementara biasanya menekan konsentrasi ion fosfat karena peningkatan ekskresi fosfat ginjal.
Patofisiologi
Produksi paratiroidhormon yang berlebihan meningkatkan aktivitas osteoklastik, mendorong resorbsi tulang dan mobilisasi calcium. Transpor calsium dari cairan tulang ke plasma melalui kerja osteosit, calcium menjadi hilang dari tulang , tulang menjadi rapuh.
Etiologi
Kira-kira 85% dari kasus hiperparatiroid primer disebabkan oleh adenoma tunggal. Sedangkan 15% lainnya melibatkan berbagai kelenjar (berbagai adenoma atau hiperplasia).
Tanda dan Gejala
Kebanyakan pasien dengan hiperparatiroidisme adalah asimtomatik. Manifestasi utama dari hiperparatiroidisme terutama pada ginjal dan tulang.
SSP: perubahan mental, penurunan daya ingat,emosional tidak stabil,depresi,gangguan tidur,koma.
Neuromuskular: Tenaga otot berkurang,rasa sakit pada sendi,pruritus .
GI: Ulkus peptikum, pankreatitis,nausea,vomiting,refluk dan kehilangan nafsu makan.
Cardiovaskuler: Hipertensi.
Mata: Konjunktivitis, keratopathy.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
a.Kalsium serum meninggi
b.Fosfat serum rendah
c.Fosfatase alkali meninggi
d.Kalsium dan fosfat dalam urin bertambah
Foto Rontgen
Tulang menjadi tipis, ada dekalsifikasi
Cystic-cystic dalam tulang
Trabeculae di tulang
PA
Osteoklas, Osteoblast dan jaringan fibreus bertambah
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
a.Pengumpulan biodata:umur, jenis kelamin dan tempat tinggal.
b.Riwayat penyakit dalam keluarga.
c.Keluhan utama antara lain:
Sakit kepala,kelemahan,lethargi dan kelelahan otot.
Pengkajian
Gangguan GI:mual, muntah, anorexia, obstipasi dan nyeri lambung disertai ppenurunan BB
Depresi.
Nyeri tulang dan sendi.
Riwayat trauma/fraktur tulang.
Pemeriksaan fisik: observasi dan palpasi adanya deformitas tulang,amati warna kulit apakah tampak pucat, perubahan tk kesadaran.
Pemeriksaan laboratorium: kadar kalsium dan fosfat.
Diagnosa Keperawatan
1.Nyeri berhubungan dengan kelemahan dan kemungkinan fraktur, meningkatnya kontraksi ureter, trauma jaringan, terbentuknya edema.
Tujuan:
Rasa nyeri teratasi.
Intervensi
Amati dan catat lokasi, durasi dan intensitas nyeri
Jelaskan penyebab nyeri.
Lakukan gate kontrol pada punggung.
Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
Observasi tanda-tanda vital
Diagnosa keperawatan
2. Perubahan elliminasi urine b/d demineralisasi ginjal skunder terhadap hiperkalsemia dan hiperfosfatemia.
Tujuan:
Haluaran urine akan kembali normal 30 sampai 60 ml/jam, tidak terbentuknya batu.
Intervensi
Beri intake cairan 3000-4000ml/hr.
Monitor intake/output.
Observasi keadaan kandung kemih.
Beri diet sesuai program.
Monitor tanda-tanda vital.
Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan.
Diagnosa keperawatan
3. Perubahan nutrisi b/d anorexia dan mual
Tujuan
Masukan makanan terpenuhi, tidak ada mual.
Intervensi:
Berikan dorongan untuk mengkonsumsi diet rendah kalsium. Jelaskan untuk tidak mengkonsumsi susu dan produk susu.
Berikan makanan hangat dalam porsi kecil tp sering.
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet.
Monitor intake /output.
Monitor tanda-tanda vital.
Timbang BB
Diagnosa keperawatan
4.Konstipasi b/d efek dari hiperkalsemia pada saluran GI.
Tujuan:
Mempertahankan pola Bab normal .
Intervensi:
Bantu klien untuk tetap dapat aktif sesuai dengan kondisi yang memungkinkan.
Tingkatkan asupan cairan dan serat dalam diet.
Kolaborasi jk konstipasi menetap.
Diagnosa keperawatan
5. Resiko cedera b/d demineralisasi tulang yang mengakibatkan faktur patologi.
Tujuan:
Cedera tidak terjadi, tidak terdapat faktur patologis.
Intervensi:
Lindungi klien dari kecelakaan jatuh bahkan benturan ringan sekalipun.
Hindarkan klien dari satu posisi menetap, ubah posisi dengan hati-hati.
Bantu klien memenuhi kebutuhan sehari-hari selama terjadi kelemahan fisik.
intervensi
Atur aktivitas yang tidak melelahkan klien.
Ajarkan cara melindungi diri dari trauma fisik serta menghindari perubahan posisi tiba-tiba.
Ajarkan untuk menggunakan alat bantu berjalan jk dibutuhkan, anjurkan untuk berjalan perlahan-lahan.
Perawatan preoperasi
Sebelum tindakan operasi, kadar hormon tiroid harus diupayakan dalam keadaan normal.
Pemberian obat antitiroid masih tetap dipertahankan.
Masalah jantung/HT harus teratasi.
Kondisi nutrisi harus optimal.
Latih klien cara batuk efektif dan latihan napas dalam.
Ajarkan cara mengurangi peregangan pada luka operasi.
Beritahukan klien kemungkinan suara menjadi serak setelah operasi akibat pemasangan ETT pada saat operasi.
Perawatan postoperasi
Monitor tanda-tanda vital setiap 15 menit sampai stabil, kemudian lanjutkan setiap 30 menit selama 6 jam.
Gunakan bantal pasir atau bantal tambahan agar kepala tetap ekstensi sampai klie sadar penuh.
Berikan posisi semi fowler.
Berikan obat analgesik sesuai program terapi.
Monitor tanda-tanda Perdarahan, distress pernafasan, hipokalsemia akibat pengangkatan paratiroid.
Daftar pustaka
Long, barbara. C. Perawatan Medical Bedah (ed.3). Jakarta: EGC (1987).
Rumahorbo Hotma, SKp. Asuhan keperawatan klien Dengan gangguan Sistem Endokrin. Jakarta: EGC (1999)
Guyton & Hall . Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC (1993)
Guyton & Hall . Fisiologi manusia. Jakarta: EGC (1993)
Mardiati Ratna, Sp.KJ . Buku Kuliah Faal Endokrin. Jakarta: Sagung
Seto (2004)
Ester Monika, S.Kp . Keperawatan Medikal Bedah (ed.8).Jakarta: EGC (2001)
Oleh kelompok 8 Ners B STIKES Muhammadiyah Banjarmasin
Boy Legaspi
F a u z i a h
M. Aryad
M I s n a n
Noorsyamsu Ridha
Rusdiana
Winardi
Sabtu, 17 April 2010
HIPERPARATIROIDISME
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar