Rabu, 07 Maret 2012

REMAJA, SEKSUALITAS DAN MASALAHNYA

A. Pendahuluan Fenomena transisi kependudukan sebagai konsekuensi pembangunan menyebabkan perubahan pada struktur kependudukan terutama struktur penduduk menurut umur. Bila sebelumnya penduduk yang terbesar adalah anak-anak, maka dalam masa transisi ini proporsi penduduk usia remaja semakin besar. Pada akhir abad ke-20 terdapat 36.600.000 (21% dari total penduduk) remaja di Indonesia dan diperkirakan jumlahnya mencapai 43.650.000 pada awal abad ke-21 ini. Jumlah remaja yang tidak sedikit ini merupakan potensi yang sangat besar dalam melanjutkan pembangunan Indonesia. (Notoatmodjo, 2007). Adanya berbagai upaya pembangunan yang dilakukan menyebabkan perubahan pada seluruh aspek kehidupan termasuk kehidupan remaja. Salah satu dampak adalah terjadinya perubahan yang mendasar yang menyangkut sikap dan perilaku seksual pranikah di kalangan remaja. Dan perubahan tersebut telah menjadi salah satu masalah yang memprihatinkan masyarakat Indonesia seperti satu dari 5 anak pertama yang dilahirkan oleh wanita menikah pada usia 20-24 tahun merupakan hasil hubungan seksual sebelum menikah. Maraknya pemberitaan di media massa mengenai perilaku menyimpang seksual remaja menggambarkan semakin besarnya masalah perilaku seksual remaja (Notoatmodjo, 2007). B. Remaja Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif (Soetjiningsih, 2007). Yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis & psikososial. Ditinjau dari sisi bahwa remaja belum mampu menguasai fungsi fisis dan psikisnya secara optimal, remaja termasuk golongan anak. WHO menetapkan batas usia remaja dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-12 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Pedoman umum remaja di Indonesia menggunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah (Sarwono, 2008). C. Seksualitas Seksualitas berasal dari kata seks yang diartikan sesuai dengan maksud dan tujuan pembicaraan, seperti : 1. Seks diartikan sebagai jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan 2. Reproduksi seksual, yaitu membahas tentang proses menghasilakan keturunan 3. Seks diartikan sebagai organ seks yaitu membicarakan alat reproduksi pada laki-laki dan perempuan 4. Rangsangan, yaitu bagaimana terjadinya gairah seks seperti getaran di dalamtubuh 5. Hubungan seks, ini merupakan pengertian secara umum tentang seks yaitu bertemunyaorgan seks laki-laki dan perempuan disertai terjadinya penetrasi. D. Organ Seks Organ seks merupakan alat kelamin pada laki-laki dan perempuan yang merupakan hal penting diketahui guna persiapan untuk berkeluarga. Organ Seks perempuan terdiri dari : 1. OVARIUM Organ yang terletak di kiri-kanan rahim di ujung saluran fimbrae (umbai-umbai) dan terletak di rongga pinggul, indung telur berfungsi menghasilkan sel telur (ovum), sebulan sekali indung telur kiri dan kanan secara bergiliran mengeluarkan sel telur. 2. Tuba Fallopii (saluran telur) Saluran di kiri kanan rahim yang berfungsi untuk dilalui oleh ovum dari indung telur menuju rahim. 3. Fimbrae (Umbai-umbai) Dapat di analogikan dengan jari-jari tangan, umbai-umbai ini berfungsi untuk menangkap ovum yang dikeluarkan indung telur 4. Uterus (rahim) Merupakan tempat calon bayi, seperti buah alpukat gepeng dan berat normalnya antara 30 – 50 gram. Pada saat tidak hamil, besar rahim kurang lebih sebesar telur ayam kampung. 5. Cervix (leher rahim) Bagian luar di bawah rahim yang ditetapkan sebagai batas penis masuk ke dalam vagina. Pada saat persalinan, leher rahim membuka sehingga bayi dapat keluar. 6. Vagina (liang kemaluan) Merupakan saluran berbentuk silinder dengan diameter depan ± 6,5 cm dan dinding belakang ± 9 cm, elastis dan berlipat lipat. 7. Mulut vagina Adalah pintu vagina, sebagai rongga penghubung rahim dengan bagian luar tubuh. Lubang vagina ini ditutupi oleh Hymen (selaput dara) sebagai selaput tipis yang terdapat di muka liang vagina. Selaput dara tidak mengandung pembuluh darah. 8. Klitoris (kelentit) Merupakan benjolan daging kecil yang paling peka rangsangan dibanding dengan bagian-bagian alat kelamin perempuan yang lain. Klitoris banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf. 9. Labia (bibir kemaluan) Terdiri dari dua bibir, yaitu bibir tebal (labia major) dan bibir tipis (labia minor). HORMON ESTROGEN dan HORMON PROGRSTERON PADA PEREMPUAN Tubuh mengalami perubahan fisik disebabkan berfungsinya hormon yang terjadi karena hypothalamus (pusat pengendali utama otak) bekerja sama dengan kelenjar bawah otak. Hormon-hormon yang berfungsi pada perempuan, antara lain hormon estrogen dan progresteron. Mekanisme fungsi organ reproduksi perempuan yang terakhir ditunjukan dengan: menstruasi (menstruasi yang pertama disebut menarche), adalah proses peluruhan lapisan dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah melalui vagina.Menstruasi dimulai saat pubertas, berhenti sesaat waktu hamil atau menyusui dan berhenti saat menopause, ketika seorang perempuan berumur sekitar 40 sampai 50an. Di Indonesia menopause terjadi rata-rata di atas 50 tahun. Ovarium bayi perempuan yang baru lahir mengandung ratusan ribu sel telur, tetapi belum berfungsi. Proses menstruasi berlangsung ketika pubertas, ovariumnya mulai berfungsi dan terjadi proses yang disebut siklus menstruasi (jarak antara hari pertama menstruasi bulan ini dengan hari pertama menstruasi bulan berikutnya) . Dalam satu siklus dinding rahim menebal sebagai persiapan jika terjadi kehamilan (akibat produksi hormon-hormon oleh ovarium). Sel telur yang matang akan berpotensi untuk dibuahi oleh sperma hanya dalam 24 jam. Billa tidak terjadi pembuahan maka sel telur akan mati dan terjadilah perubahan pada komposisi kadar hormon yang akhirnya membuat dinding rahim tadi akan luruh disertai perdarahan (menstruasi) . BEBERAPA HAL ISTILAH Onani / Masturbasi merupakan aktifitas merangsang diri dengan menyentuh atau meraba organ seks yang sensitif saat masa subur. Dari sisi medis tidak mengganggu kesehatan apabila dilakukan secara bersih. Dari sisi psikis harus hati-hati karena menyebabkan ketagihan dan dari sisi fisik dapat menurunkan produktifitas. Keperawanan. Dimulut vagina terdapat selaput dara (hymen), suatu selaput yang akan robek pada saat bersanggama. Artinya dinyatakan sebagai perawan apabila selaput dara belum sobek karena belum menikah atau belum berhubungan seks. Selaput dara dapat juga robek karena kecelakaan atau kegiatan olah raga. Sunat pada perempuan, pemotongan kulit klitoris tidak bermanfaat bahkan bila dilakukan tidak steril menimbulkan infeksi, sehingga secara medis tidak dianjurkan. Organ reproduksi laki-laki adalah : 1. Testis (buah pelir) Ada dua buah, guna : produksi sperma berada dalam skrotum, diluar rongga panggul karena pertumbuhan spermatozoa membutuhkan suhu yang rendah dari pada suhu badan. Spermatozoa bertemu dengan ovum (sel telur) yang matang akan terjadi pembuahan. 2. Skrotum Kantong kulit yang melindungi testis, berwarna gelap dan berlipat lipat.Skrotum mengandung otot polos yang mengatur jarak testis ke dinding perut dengan maksud mengatur suhu testis agar relatif tetap 3. Vas deferens (saluran sperma) Saluran yang menyalurkan sperma dari testis menuju ke prostat. panjangnya ± 4,5 cm dengan diameter ±2,5 mm. Saluran ini muara dari Epididymis, saluran- saluran yang lebih kecil dari vas deferens. Bentuknya berkelok-kelok dan membentuk bangunan seperti topi. Spermatozoa yang dihasilkan oleh testis akan berkumpul di epididymis. 4. Prostat dan beberapa kelenjar lainnya Kelenjar yang menghasilkan cairan mani/ sperma yang ikut mempengaruhi kesuburan sperma 5. Uretra Saluran yang berfungsi untuk keluarnya air mani dan air seni. Mulut uretra merupakan awal dari saluran kencing/uretra 6. Penis Berfungsi sebagai alat sanggama, saluran untuk pengeluaran sperma/air seni. Pada keadaan normal, ukuran penis kecil, ketika terangsang secara seksual darah banyak dipompa ke penis sehingga berubah menjadi tegang dan besar disebut sebagai ereksi. 7. Glanns Penis Glans Penis (kepala penis). banyak pembuluh darah dan syaraf ditutupi oleh kulit (preputium). Sunat (lali-laki) dengan membuang kulit preputium. Secara medis sunat dianjurkan karena memudahkan pembersihan penis sehingga mengurangi kemungkinan terkena infeksi dan radang. Dan menurut ajaran agama islam, sirkumsisi bahkan sebagai bagian dari ibadah dengan alasan kebersihan. HORMON TESTOSTERON PADA LAKI-LAKI  Masa puber hormon-hormon seksual berkembang pesat, remaja sangat mudah terangsang secara seksual. Pada laki-laki, reaksi dorongan seks adalah ereksi. Karena hormon seksual belum stabil, ereksi bisa muncul tanpa rangsangan seksual. Kondisi yang sering kali muncul secara tak terduga ini bisa membuat remaja laki-laki salah tingkah (kebingungan, menyembunyikan tonjolan di celana gara-gara ereksi).  Perubahan fisik antara lain, berat/tinggi bertambah, berkeringat, kulit/ rambut berminyak (berjerawat), bulu-bulu halus di sekitar ketiak/kemaluan, wajah (janggut dan kumis), jakun, suara berubah menjadi berat, penis dan buah zakar membesar, diikuti mimpi basah. Mekanisme fungsi organ reproduksi laki-laki, antara lain :  Ereksi, diperlukan laki-laki untuk melakukan hubungan seksual. disebabkan rangsangan seksual (sentuhan pada penis atau buah pelir), menonton adegan erotis atau berfantasi seksual (erotis). Ereksi bisa juga terjadi ketika ada gerakan atau getaran, seperti halnya bila kita naik bajaj atau kereta api.  Ejakulasi, keluarnya cairan sperma melalui saluran kemih, terjadi dengan rangsangan atau tanpa rangsangan (mimpi basah). Ejakulasi yang dilakukan dengan rangsangan terhadap organ seks sendiri disebut masturbasi/ onani  Mimpi basah (ejakulasi saat tidur), biasanya saat mimpi erotis. Mimpi basah sebetulnya merupakan salah satu cara alami berejakulasi karena sperma, yang terus menerus diproduksi dan perlu keluar. Keadaan normal bagi remaja laki-laki. Jarang terjadi pada yang menikah karena berhubungan seksual dengan pasangan/isteri. PEMELIHARAAN ORGAN REPRODUKSI Perempuan :  Selama haid, gunakan pembalut, diganti selang 4 jam/ lebih sering  Setiap buang air kecil, siram/basuh alat kelamin dengan air/ tissue  Setiap buang air besar, bersihkan anus dari depan ke belakang (agar sisa kotoran tidak masuk dalam alat kelamin)  Cairan antiseptik vagina akan membunuh mikro-organisme normal yang justru untuk melindungi vagina  Celana dalam jangan ketat serta menyerap keringat dan diganti dua kali sehari Laki-laki :  Sunat, bila belum disunat bersihkan bagian dalam penis dengan menarik kulit penutup (preputium) ke belakang setiap mandi/ buang air kecil.  Celana dalam jangan ketat serta menyerap keringat dan diganti dua kali sehari Risiko reproduksi Kriteria :  Kesiapan fisik, telah selesai fase pertumbuhan (usia 20 tahun).  Kesiapan mental/emosional/psikologis yang stabil (20 tahun).  Kesiapan sosial ekonomi, dapat membiayai kebutuhan ekonomi keluarga Risiko reproduksi  Kehamilan <20 tahun, bayi kecil (BBLR), panggul sempit dan berbagai risiko kehamilan (tekanan darah, keracunan kehamilan dan kejang yang berakibat kematian). Dari hasil penelitian kehamilan usia muda lebih sering menimbulkan kanker rahim. Perawatan Kehamilan, pemeriksaan kehamilan teratur untuk mengetahui perkembangan janin didalam rahim  Pemeriksaan pertama (pada bulan ke 4), untuk mendeteksi antara lain anemia, penyakit menular seksual. imunisasi TT I dan pemberian tablet tambah darah.  Pemeriksaan kehamilan kedua (bulan ke 6/ ke 7)  Pemeriksaan kehamilan ketiga (bulan ke 8), untuk mendeteksi keracunan kehamilan , imunisasi TT II dan rencana tempat dan penolong persalinan.  Pemeriksaan kehamilan keempat (bulan ke 9), untuk memeriksa posisi atau letak bayi, TT ulangan Persalinan risiko tinggi :  4 T : Terlalu muda (< 20 tahun), Terlalu tua (> 35 tahun), Terlalu banyak anak (> 3 orang, dan Jarak kelahiran terlalu dekat (< 3 tahun). AKIBAT 4 TERLALU  Tanda bahaya kehamilan dan persalinan : perdarahan, keluar cairan ketuban, pucat serta berat badan <45 kg, tiba-tiba timbul kejang, bengkak pada kaki, pandangan kabur, sering sakit kepala, tensi meningkat, dan demam dengan suhu di atas 38°celcius. Bila tanda-tanda ini muncul perlu dilakukan rujukan ke Rumah sakit dimana persalinan harus segera ditolong tenaga medis. E. Hubungan Seks Bebas dan Dampaknya Datangnya haid pada remaja putri dan datangnya mimpi basah pada remaja putra, ini sebagai tanda bahwa organ reproduksinya mulai berfungsi (BKKBN, 2008). Berkenaan dengan perubahan tersebut remaja juga mulai merasakan adanya dorongan seksual serta menunjukkan ketertarikan terhadap lawan jenis. Dan akibatnya remaja mulai untuk coba-coba dalam hal seksualitas (Depkes RI, 2001). Pada masa ini remaja juga mulai bersosialisasi dengan sesamanya, berkelompok (membentuk group), dan mengetahui bahkan coba-coba perilaku beresiko seperti merokok, konsumsi obat terlarang, minum-minuman keras, dan bahkan sampai dengan perilaku seks bebas (BKKBN, 2008). Pada kegiatan memasukkan diri ke dalam kemasyarakatan anak wanita dan laki-laki sudah barang tentu ada perbedaan biologis dan kejiwaannya, juga karena adanya perbedaan pandangan sikap dam hidupnya seperti : a. Laki-laki • Aktif memberi • Cenderung unutk memberikan perlindungan • Minatnya tertuju pada hal-hal yang bersifat intelektual, abstrak • Berusaha memutuskan sendiri dan ikut bicara • Sifat objektif b. Wanita • Pasif dan menerima • Cenderung untuk menerima perlindungan • Minat tertuju pada yang bersifat emosional dan konkret • Berusaha mengikut, dan menyenangkan orang tua • Sikap subjektif. Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa perilaku seksual remaja adalah tindakan yang dilakukan oleh remaja berhubungan dengan dorongan seksual yang datang baik dalam dirinya maupun dari luar dirinya. Perilaku seksual merupakan perilaku yang didasari oleh dorongan seksual melalui berbagai perilaku, contohnya adalah berpegangan tangan, berpelukan, cium kering, cium basah, meraba bagian tubuh, petting, oral seksual dan bersenggama (sexual intercourse) (Irawati, 1999). Dampak fisiologis dari perilaku seksual pranikah diantaranya kehamilan tidak diinginkan, aborsi, resiko terkena penyakit Infeksi menular seksual (IMS) dan resiko tertular HIV/AIDS jika remaja melakukan hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan (Santrock, 2003). Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja dapat meningkatkan resiko kesehatan bagi ibu dan anaknya. Salah satu faktor yang penting dalam kehamilan adalah umur ibu waktu hamil. Usia remaja (dibawah 20 tahun) dianggap sangat berbahaya untuk kehamilan sebab secara fisik tubuh ibu sendiri masih dalam masa pertumbuhan, organ-organ reproduksi masih belum matang. Bayi yang dilahirkan oleh ibu remaja cenderung memiliki berat badan lebih rendah dan kematian pada bayi (Santrock, 2003). Penyakit menular seksual juga merupakan dampak seksual pranikah yaitu merupakan infeksi atau penyakit yang kebanyakan ditularkan melalui hubungan seksual. Beberapa penyakit menular seksual diantaranya adalah Gonnorhea, Sifilis, Chlamydia, dan Herpes genitalis (Santrock, 2003). Dampak fisiologis yang terakhir adalah HIV/AIDS. Kebanyakan remaja yang terinfeksi HIV tidak akan sakit sampai mereka dewasa karena waktu laten yang terjadi sejak terinfeksi untuk kali pertamanya sampai munculnya penyakit berkisar 5 sampai 7 tahun (Santrock, 2003). F. Penutup Masa remaja merupakan pancaroba yang pesat, baik secara fisik, psikis, mental, emosi dan sosial. Penanaman pengertian dan pemahamana tentang Kesehatan Reproduksi Remaja sangatlah penting dimana pengertian Kesehatan Reproduksi adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental maupun sosial yang berkaitan dengan system, fungsi dan proses reproduksi. Reproduksi sendiri merupakan proses alami untuk melanjutkan keturunan. Reproduksi sehat berkaitan dengan sikap dan perilaku sehat dan bertanggung jawab dengan alat reproduksi dan fungsi-fungsinya serta pencegahan terhadap gangguan-gangguan yang mungkin timbul. Maka pemeliharaan kesehatan reproduksi mutlak diperlukan dalam rangka mengembangkan keturunan yang sehat dan berkualitas di masa dewasanya. Ada perbedaan yang unik dari anatomi organ reproduksi berdasarkan jenis kelamin. G. Sumber 1. Materi Pelatihan Konseling Kesehatan Remaja Tk. Provinsi Kalimantan Selatan Th.2011 2. BKKBN. 2006. Pendidikan Seks dan Orang Tua, BKKBN. 3. Depkes RI. 2002. Modul Kesehatan Reproduksi, Departemen Kesehatan RI : Jakarta. 4. Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Penerbit Rineka Cipta : Jakarta. 5. Santrock, J.W. 2003. Adolescence : Perkembangan Remaja, Alih bahasa oleh : Shinto B. A. dan S. saragih, Penerbit Erlangga : Jakarta. 6. Sarwono. 2008. Psikologi Remaja, PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

1 komentar: