Minggu, 23 Mei 2010

KEPERAWATAN KESEHATAN KELUARGA

M. Syafwani, SKp., M.Kep., Sp.Jiwa
DEFINISI
Perawatan Kesehatan Keluarga
tingkat perawatan kesehatan masyarakat yg ditujukan pd keluarga sbg unit yg dirawat dengan sehat sbg tujuan melalui perawatan (Bailon & Maglaya, 1978)
Kelg dijadikan sbg unit pelayanan krn msl kes kelg saling berkaitan & saling mempengaruhi angg kelg & masy secara keseluruhan

ALASAN KELUARGA SEBAGAI UNIT PELAYANAN
Kelg sbg unit utama masy & mrpk lembaga yg menyangkut kehidupan masy
Kelg sbg suatu kelompok dpt menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau mperbaiki msl kes dlm kelompoknya
Msl kes dlm kelg saling berkaitan. Apbl satu angg kelg sakit akan bpengaruh thd angg kelg lainnya
Alasan Keluarga Sbg Unit Pelayanan...
Dlm memelihara kes angg kelg sbg individu (klien), mk kelg tetap berperan sbg pengambil keputusan dlm pemeliharaan kes angg kelg nya
Kelg mrpk perantara yg efektif & mudah utk berbagi upaya kes masy

KELUARGA SEBAGAI KLIEN
Karakteristik kelg sebagai klien:
Setiap kelg memp cara yg unik dlm menghadapi msl kes angg kelg nya
Kelg daerah perkotaan berbeda dg kelg di daerah pedesaan
Kemandirian dari tiap kelg


Keluarga Sebagai Klien...
Memperhatikan perbedaan tiap2 kelg:
Pola komunikasi
Pengambilan keputusan
Sikap & nilai 2 dlm kelg
Kebudayaan
Gaya hidup
SIKLUS PENYAKIT & KEMISKINAN DLM KELUARGA
Penghasilan rendah


Produktivitas Kecenderungan yg tjd:
Berkurang kurang gizi, lingk jelek,
pendidikan rendah, kebiasaan kes jelek


Mudah sakit Daya tahan tbh thd
penyakit lbh peka
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DLM PERAWATAN KES KELUARGA
Dlm mengatasi msl kes pd kelg  pengambilan keputusan adl tetap kepala keluarga atau angg kelg yg dituakan
Dasar pengambilan keputusan tsb:
Hak & tanggung jawabnya sbg KK
Kewenangan & otoritas yg telah diakui oleh msg2 angg kelg
Hak dlm menentukan msl & kebutuhan pelayanan thd angg kelg yg bermasalah
KELUARGA KELOMPOK RISIKO TINGGI
1. Kelg dg angg kelg dlm masa usia subur dg msl:
a. Tingkat sosial ekonomi kelg rendah
b. Keluarga tdk mampu mengatasi msl kesehatan sendiri
c. Kelg dg penyakit keturunan
Keluarga Kelompok Risiko Tinggi...
2. Kelg dg ibu yg berisiko tinggi kebidanan. Pd waktu hamil:
a. Umur ibu (<16 tahun atau >35 tahun)
b. Menderita kekurangan gizi atau anemia
c. Menderita hipertensi
d. Riwayat persalinan dg komplikasi
Keluarga Kelompok Risiko Tinggi...
3. Kelg dg anak menjadi risiko tinggi, karena:
a. Lahir prematur atau BBLR
b. BB sukar naik
c. Lahir dg cacat bawaan
d. ASI ibu kurangshg tdk mencukupi kebutuhan bayi
e. Ibu menderita penyekit menular yg dpt mengancam bayinya
Keluarga Kelompok Risiko Tinggi...
4. Kelg yg bermasalah dlm hub antar angg kelg:
a. Anak yg tdk dikehendaki & pernah dicoba utk digugurkan
b. Tdk ada kesesuaian pendapat antara angg kelg & sering timbul ketegangan
c. Ada angg kelg yg sering sakit
d. Salah satu ortu meninggal, cerai atau lari meninggalkan kelg
TUJUAN PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA
Tujuan Umum
 Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarga
Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga...
Tujuan Khusus
 Meningkatkan kemampuan kelg dlm:
a. Mengidentifikasi msl kes yg dihadapi kelg
b. Menanggulangi msl kes dasar dlm kelg
c. Mengambil keputusan yg tepat dlm mengatasi msl kes angg nya
d. Memberikan asuhan pd angg kelg yg sakit
e. Meningkatkan produktivitas kelg
TUGAS KELUARGA DLM BIDANG KESEHATAN
Menurut Freeman (1981):
Mengenal msl kes setiap angg kelg nya
Mengambil keputusan utk melakukan tindakan yg tepat
Merawat angg kelg yg sakit
Memodifikasi lingk rumah yg menguntungkan kes & perkembangan kepribadian angg kelg nya
Menggunakan fasilitas kes yg ada
PERAN PERAWAT DLM MEMBERIKAN ASKEP KELUARGA
Pemberi asuhan pd angg kelg yg sakit
Pengamat msl & kebutuhan kes kelg
Koordinator pelayanan kes kelg
Fasilitator  menjadikan pelayanan kes mudah dijangkau & dpt menampung msl kes kelg & membantu penyelesaiannya
Pendidik kesehatan  merubah perilaku kelg mjd perilaku sehat
Konsultan  memberi petunjuk & penasehat ttg msl kes kelg
HAMBATAN YG SERING DITEMUI
Hambatan dari keluarga
Pendidikan kelg yg rendah
Keterbatasan sumber daya kelg  keuangan, sarana & prasarana
Kebiasaan2 yg melekat
Sosial budaya yg tdk menunjang
Hambatan yg sering ditemui...
Hambatan dari perawat
Sarana & prasarana yg tdk menunjang & tdk mencukupi  PHN kit, transportasi
Kondisi alam  geografi yg sulit
Kesulitan dlm berkomunikasi  bahasa
Keterbatasan pengetahuan perawat ttg kultur kelg
PRINSIP PERAWATAN KELUARGA
Prinsip penting yg perlu diperhatikan dlm memberikan askep keluarga:
Kelg sbg unit atau satu kesatuan dlm pelayanan kes
Dlm memberikan askep kelg, sehat sbg tujuan utama
Askep yg diberikan sbg sarana dlm mencapai peningkatan kes kelg
Prinsip Perawatan Keluarga...
Perawat melibatkan peran serta aktif seluruh kelg dlm merumuskan msl & kebutuhan kelg dlm mengatasi msl kes nya
Lebih mengutamakan kegiatan promotif & preventif dg tdk mengabaikan kuratif & rehabilitatif
Perlu memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin utk kes kelg
Prinsip Perawatan Keluarga...
Sasaran askep adl keluarga secara keselurhan
Pendekatan yg digunakan adl penyelesaian msl dg menggunakan proses keperawatan
Kegiatan utama dlm memberikan askep kelg adl penyuluhan kesehatan & asuhan kesehatan dasar atau perawatan di rumah
Diutamakan pd kelg dg risiko tinggi
IMPLIKASI
Ada berbagai implikasi dlm pemberian pelayanan kep yg dipusatkan pd kelg:
Pelayanan kep utk membantu seluruh kelg dlm meningkatkan cara hidup sehat
Cakupan pelayanan kep lbh luas
Pelayanan kep dipusatkan kepada kelg sbg satu kesatuan yg utuh
Implikasi...
Pelayanan kep ditekankan pd waktu2 rawan dlm kehidupan kelg & kelg dg risiko tinggi
Diperlukan kontinuitas pelayanan pd kelg risiko tinggi  utk mencapai tujuan & sasaran
Perlu mempersiapkan tenaga perawat dg kemampuan yg memadai dlm memberikan pelayanan
Perlu pengembangan & peningkatan sumber yg ada dlm masy utk kepentingan askep kelg



Read More ..

Sabtu, 22 Mei 2010

Waspadai Placenta Praevia

Posted by: "konsultasi.kesehatan@gmail.com" konsultasi.kesehatan@gmail.com konsultasi.kesehatan
Thu May 20, 2010 7:27 am (PDT)


Waspadai Placenta Praevia

Jangan anggap enteng placenta praevia. Menurut dokter, kondisi ibu hamil dengan letak plasenta menutupi jalan lahir termasuk kehamilan berisiko tinggi.

Tidak Bisa Dirasakan
Kehamilan pada setiap orang memang berbeda. Ada calon ibu yang memiliki banyak keluhan, ada juga yang merasa tidak punya masalah sedikit pun. Tapi kadangkala, meski tidak menunjukkan gejala apa pun bukan berarti bebas dari masalah, karena hampir 80% ibu hamil yang menderita placenta praevia justru mengira kehamilannya aman-aman saja.

Deteksi Sejak Dini
Ada tiga tipe placenta praevia yang dibedakan menurut gradasinya. Ada yang plasentanya menutupi seluruh jalan lahir, disebut placenta praevia totalis. Jika plasentanya hanya menutupi sebagian jalan lahir disebut placenta praevia partialis. Jika plasenta hanya sedikit menyentuh mulut rahim disebut plasenta marginalis. Setiap kehamilan yang mengalami placenta praevia bisa dipastikan harus melahirkan melalui proses operasi. Pada kasus tertentu ada suatu kondisi dimana plasenta terletak di bawah dan tidak sampai menyentuh mulut rahim. Kondisi demikian disebut plasenta letak rendah dan masih ada kemungkinan calon ibu melahirkan normal.

Menurut Dr. Ivan R Sini, MD FRANZCOG GDRM SPOG, dari Rumah Sakit Bunda, Jakarta Pusat, hingga kini dunia medis pun belum dapat mengetahui penyebab dari perpindahan letak plasenta hingga menutupi jalan lahir. Begitu juga dengan cara mengembalikan letaknya ke posisi normal. Cara-cara 'tradisional' seperti bersujud atau mengepel lantai sekalipun, tidak berpengaruh pada kondisi placenta praevia. "Tidak ada cara lain untuk mengatasi plasenta praevia kecuali dengan mendeteksinya sejak dini,"kata Dr. Ivan. "Memang pada masa implantasi (masa dimana ari-ari menempel pada janin) pada ibu hamil, sekitar 2 % letak plasentanya berada di bawah. Tapi itu masih bisa berubah lagi,"kata Dr. Ivan. "Oleh sebab itu ada masa-masa penting bagi ibu untuk melakukan USG, yaitu pada usia kandungan 18-20 minggu. Saat melakukan USG sekalian juga periksa dimana letak plasentanya, jadi jika dari awal kita bisa waspada jika letak plasentanya ternyata di bawah, "tambah Dr. Ivan.

Caesar, Satu-satunya Jalan
Pada masa kehamilan 32-36 minggu, sebaiknya dilakukan USG lagi. Ini adalah waktu final, dimana letak plasenta tidak mungkin berpindah lagi. Jika kondisinya demikian, maka operasi caesar menjadi satu-satunya pilihan.

Operasi caesar pada kehamilan dengan kondisi placenta praevia relatif aman, namun ada beberapa situasi pada ibu yang membuat operasi jadi berisiko, yaitu: faktor umur, merupakan kehamilan kedua dengan placenta praevia dan telah mempunyai banyak anak.

Bagi para calon ibu yang sedang hamil, yang penting adalah tahu kapan harus pergi ke dokter. Terutama jika terjadi pendarahan yang tidak disertai rasa nyeri. Placenta praevia sebaiknya diwaspadai, meskipun Anda mungkin tidak merasakannya dan masih bisa beraktivitas seperti biasa.

http://www.parentsg uide.co.id/ smf/index. php?topic= 536.0

Read More ..

PLASENTA PRAEVIA

Posted by: "konsultasi.kesehatan@gmail.com" konsultasi.kesehatan@gmail.com konsultasi.kesehatan
Thu May 20, 2010 7:31 am (PDT)


PLASENTA PRAEVIA

Kuliah mengenai PLASENTA PRAEVIA memiliki tujuan:

Tujuan Instruksional Umum :

Setelah mengikuti kuliah maka mahasiswa dapat memahami cara menegakkan diagnosis dan prinsip penatalaksanaan PLASENTA PRAEVIA

Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mengikuti kuliah maka mahasiswa mampu untuk :

1.. Menyebutkan batasan HAP-Haemoragia Antepartum
2.. Menyebutkan penyebab HAP
3.. Menjelaskan batasan Plasenta Praevia
4.. Menyebutkan jenis Plasenta Praevia
5.. Menjelaskan gejala dan tanda Plasenta Praevia
6.. Menjelaskan cara penegakan diagnosis Plasenta Praevia
7.. Menjelaskan cara penatalaksanaan Plasenta Praevia
PLASENTA PREVIA

Plasenta previa adalah plasenta yang ber implantasi pada SBR - segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.

Terdapat 4 jenis plasenta previa

1.. Plasenta previa totalis : ostium uteri internum tertutup oleh plasenta
2.. Plasenta previa partialis : sebagian ostium uteri internum tertutup oleh plasenta
3.. Plasenta previa marginalis : tepi plasenta berada ditepi ostium uteri internum
4.. Plasenta letak rendah : implantasi plasenta pada SBR sehingga tepi plasenta sebenarnya tidak mencapai ostium uteri interum


A. Implantasi plasenta normal. B. Plasenta letak rendah C. Plasenta previa partialis D.Plasenta Previa totalis

Derajat plasenta previa tergantung pada dilatasi servik saat pemeriksaan. Plasenta letak rendah pada pembukaan 2 cm dapat menjadi plasenta previa partialis pada dilatasi 8 cm.

Sebaliknya plasenta previa yang terlihat menutupi seluruh ostium uteri internum sebelum terdapat dilatasi servik, pada pembukaan 4 cm ternyata adalah plasenta previa partialis.

Vaginal toucher untuk menegakkan diagnosa dan menentukan jenis plasenta previa harus dlakukan di kamar operasi yang sudah siap untuk melakukan tindakan SC ( "Double Setup").

ETIOLOGI

Angka kejadian PP meningkat dengan semakin bertambahnya usia pasien, multiparitas dan riwayat seksio sesar sebelumnya ; sehingga etiologi plasenta previa diperkirakan adalah :

1.. Vaskularisasi daerah endometrium yang buruk atau adanya jaringan parut.
2.. Ukuran plasenta besar
3.. Plasentasi abnormal (lobus succenteriata atau plasenta difusa)
4.. Jaringan parut
Faktor Resiko

a.. Riwayat plasenta previa (4-8%)
b.. Kehamilan pertama setelah sectio caesar
c.. Multiparitas ( 5% kejadian pada grandemultipara)
d.. Usia ibu "tua"
e.. Kehamilan kembar
f.. Riwayat kuretase abortus
g.. Merokok
Perdarahan pada plasenta previa terjadi oleh karena :

1.. Separasi mekanis plasenta dari tempat implantasinya saat pembentukan SBR atau saat terjadi dilatasi dan pendataran servik
2.. Plasentitis
3.. Robekan kantung darah dalam desidua basalis

DIAGNOSIS

Semua kasus yang diduga plasenta previa harus dirawat di rumah sakit rujukan.

Hindarkan pemeriksaan vaginal atau rektal untuk menghindari perdarahan masif lebih lanjut

A. Gejala dan Tanda

1.. Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan tanpa rasa nyeri.
2.. Episode perdarahan pertama terjadi pada sekitar minggu 28 - 30 dan ditandai dengan:
1.. Perdarahan mendadak - saat istirahat
2.. Perdarahan dengan warna merah segar
3.. Perdarahan tidak terlalu banyak dan jarang bersifat fatal
4.. Perdarahan berhenti sendiri
3.. Perdarahan berikutnya sering terjadi dengan jumlah semakin banyak.
4.. Bagian terendah janin masih tinggi dan sering disertai dengan kelainan letak (oblique atau lintang).

B. Pemeriksaan Ultrasonografi

Pada pertengahan trimester II, plasenta menutup ostium internum pada 30% kasus. Dengan perkembangan segmen bawah rahim, sebagian besar implantasi yang rendah tersebut terbawa ke lokasi yang lebih atas.

Penggunaan color Doppler dapat menyingkirkan kesalahan pemeriksaan.

USG transvaginal secara akurat dapat menentukan adanya plasenta letak rendah pada segmen bawah uterus.

P = Plasenta ; F : Fetus

USG yang menunjukkan adanya plasenta previa totalis

P = plasenta ; F = janin ; AF = cairan amnion ; B = Kandung kemih ; Cx = Cervix

DIAGNOSA BANDING

1.. Solusio plasenta
2.. Plasenta sircumvalata

TERAPI

A. Terapi Ekspektatif [mempertahankan kehamilan]

Sedapat mungkin kehamilan dipertahankan sampai kehamilan 36 minggu.

Pada kehamilan 24 - 34 minggu, bila perdarahan tidak terlampau banyak dan keadaan ibu dan anak baik maka kehamilan sedapat mungkin dipertahankan dengan pemberian :

1.. Betamethasone 2 x 12 mg i.m selang 24 jam
2.. Tokolitik untuk mencegah adanya kontraksi uterus
3.. Antibiotika
B. Terapi Aktif [mengakhiri kehamilan]

a.. Langsung melakukan tindakan Sectio Caesar
Dilakukan pada kasus :

a.. Perdarahan banyak dan atau
b.. Keadaan umum ibu dan atau anak buruk

a.. Pemeriksaan Double Setup [pemeriksaan vaginal toucher di kamar operasi yang sudah dipersiapkan untuk melakukan tindakan seksio sesar dan penanganan masalah perinatal]
Dilakukan pada kasus :

a.. Kehamilan > 36 minggu dan
b.. Perdarahan minimal atau cenderung berhenti dan
c.. Keadaan umum ibu dan anak baik
Pemeriksaan diawali dengan pemeriksaan inspekulo.

Pemeriksaan vaginal toucher selanjutnya dilakukan dengan cara seperti biasa.

Bila hasil vaginal toucher teraba adanya plasenta, maka diputuskan untuk melakukan seksio sesar.

Bila hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya plasenta pada ositium uteri, lakukan amniotomi dan observasi kemajuan persalinan selanjutnya.

Oksitosin drip pada kasus implantasi plasenta di segmen bawah rahim adalah tindakan berbahaya oleh karena bagian tersebut merupakan bagian dengan jumlah miometrium minimal dan pada plasenta previa sangat rapuh sehingga mudah berdarah.

Pemilihan tehnik operasi pada seksio sesar sangat penting.

Seksio sesar dengan menembus plasenta pada SBR depan akan menyebab kan janin banyak kehilangan darah.

Bila plasenta berada SBR belakang, SC jenis transperitoneal profunda dapat dilakukan dengan tanpa kesulitan.

Bila perlu dapat dilakukan insisi uterus secara vertikal [seksio sesar klasik].

Tempat implantasi plasenta kadang perlu dijahit untuk menghentikan perdarahan.

Histerektomi perlu dilakukan bila terdapat plasenta inkreta

Infeksi nifas dan anemia sering merupakan komplikasi obstetri

KOMPLIKASI

A. MATERNAL

a.. Perdarahan
b.. Syok
c.. Kematian
B. FETAL.

Prematuritas akibat plasenta previa adalah penyebab dari 60% kematian pada masa perinatal

Kematian terjadi akibat:

a.. Asfiksia intrauterin
b.. Perdarahan janin akibat manipulasi obstetrik
c.. Jumlah darah berhubungan langsung antara rentang waktu antara kerusakan kotiledon dan penjepitan takipusat

PROGNOSIS

A. MATERNAL

Tanpa melakukan tindakan Double setup, langsung melakukan tindakan seksio sesar dan pemberian anaestesi oleh tenaga kompeten, maka angka kematian dapat diturunkan sampai < 1%

B. FETAL

Mortalitas perinatal yang berhubungan dengan plasenta previa kira-kira 10%

Meskipun persalinan prematur, solusio plasenta, cedera talipusat serta perdarahan yang tak terkendali tak dapat dihindari, angka mortalitas dapat sangat diturunkan melalui perawatan obstetrik dan neonatus yang ideal.

Rujukan :

1.. Ananth CV, Smullian JC, Vinxtizileos AM : The effect of placenta previa on neonatal mortality: A population-base study in the United States 1899-1997 Am J Obstet Gynecol 188:1299,2003b
2.. Cunningham FG et al : Obstetrical Hemorrhage in " Williams Obstetrics" , 22nd ed, McGraw-Hill, 2005
3.. Chou JW, Tseng JJ, Ho ES, et al: Three-dimensional color power Doppler imaging assessment of uteroplacental neovascluarization in placenta previa increta/acreta Am J Obstet Gynecol 185:1257, 2001
4.. DeCherney AH. Nathan L : Third Trimester Bleeding in Current Obstetrics and Gynecologic Diagnosis and Treatment , McGraw Hill Companies, 2003
5.. Oppenheimer L. Diagnosis and management of placenta previa. J Obstet Gynaecol Can. Mar 2007;29(3):261- 73. [Medline]
6.. Vergani P, Ornaghi S, Pozzi I, Beretta P, Russo FM, Follesa I, et al. Placenta previa: distance to internal os and mode of delivery. Am J Obstet Gynecol. Jul 23 2009
http://reproduksium j.blogspot. com/2009/ 09/plasenta- praevia.html

Read More ..

ASPEK-ASPEK PENILAIAN DALAM LOMBA SEKOLAH SEHAT

A. Kebersihan dan Ventilasi Ruangan
1. Aspek Kebersihan dan Kerapian
> Tidak ada coretan, tidak ada kotoran/sampah dan peralatan tersusun rapi.
2. Aspek Ventilasi dan Pencahayaan
> Tidak pengap dan berbau, ruangan terang serta
sirkulasi udara baik.
3. Kepadatan Ruang Kelas
> Luas ruangan dibagi jumlah siswa
Idealnya ( > 1,5 – 1,75 m2 / murid )
B. Perlengkapan Ruang UKS
1. Perlengkapan UKS Yang Harus Ada
> Tempat tidur periksa, lemari obat, snellen chart, tempat
cuci tangan, P3K, timbangan badan dan pengukur
tinggi badan.

2. Jenis Obat Yang Harus Ada
> Obat luka, obat gosok, plester, kain kasa, alkohol, obat
penurun panas dan oralit.


C. Kantin Sekolah
1. Makanan yang Dijual
> Harus bergizi dan tidak mengandung pewarna kecuali
pewarna alami.
2. Penyajian Makanan
> Dalam tempat tertutup / terbungkus.
3. Petugas Kantin
> Pakaian rapi dan bersih, fisik tampak bersih dan sehat.
4. Pencucian Alat-Alat Makan/Minum/Jajanan
> Dengan air mengalir/leding dan menggunakan sabun.
D. Kamar Mandi, WC dan Tempat Cuci Tangan
1. Kebersihan Kamar Mandi dan Jamban
> Bersih, tidak licin, tidak ada kotoran dan genangan air.
2. Ventilasi dan Pencahayaan
> Tidak Pengap dan berbau, terang serta sirkulasi baik.
3. Tempat Cuci Tangan Umum
> Air mengalir/leding dan menggunakan sabun.
4. Bak Air Pada WC dan Kamar Mandi
> Bersih tidak ada kotoran, tidak berlumut, tidak ada
jentik nyamuk.
5. Jumlah WC (idealnya 1 buah : 20 siswa)
6. Alat dan Bahan Pembersih
> Sikat, sapu, sabun dan karbol.
E. Pendidikan Kesehatan
1. Pendidikan Kesehatan
Diberikan melalui integrasi ke mata pelajaran (termasuk
muatan lokal) dan ada penyuluhan khusus,
2. Materi Pendidikan Kesehatan
> Disesuaikan tingkat pendidikan, misalnya : personal
Hygien, masalah jajanan, narkoba, rokok, kesehatan
reproduksi, tentang penyakit dll
3. Peran Siswa Dalam Kebersihan Kelas, Kebun
Sekolah dan Toga
> Dirawat oleh siswa, ada piket kelas dan bersih.

F. Pelayanan Kesehatan
1. Penyuluhan Kesehatan
> Dalam 1 tahun minimal 4 jenis materi.
2. Latihan P3K
> Dalam 1 tahun minimal 3 kali.
3. Kegiatan P3P
> Mis : Pertolongan pada diare, mimisan, dll
4. Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala
5. Pengawasan Kantin Sekolah
6. Ada Kegiatan Dokter Kecil / KKR
7. Pemantauan Kesegaran Jasmani o/ Guru Penjaskes
8. Ada Buku dan Kartu Rujukan (Catatan Kesehatan)
9. Ada Ruang Tempat Konseling.
G. Pembinaan Lingkungan
1. Jarak Sumur Air Bersih > 10 m dari septik tank.
2. Air : Tidak Berbau, Tidak Berasa dan Tidak Berwarna
3. Jarak Penampuangan Sampah Sementara ataupun
Sumber Air Bersih Dengan Kantin Sekolah > 10 m.
4. Tempat Sampah Harus Ada di Setiap Ruangan.
5. Kebun Sek/Apotik Hidup Beragam, Tertata & Bernama
6. Halaman Bermain, Olah raga Mamadai dan Bersih.
7. Pagar Sekolah Berfungsi, Terawat, Bersih dan Aman.
8. Penerapan Kawasan Bebas Asap Rokok di Sekolah
(Tidak ada guru / tamu merokok di sekolah).
9. Prog. Pemberantasan Sarang Nyamuk 1 mgg sekali
10.Pembuangan Air Limbah ke Sumur Resapan yang Tertutup.
11.Ada Tanaman Perindang dan Tanaman Hias yg Tertata Rapi.
H. Kerjasama UKS dengan Komite Sekolah
Ada Bantuan Dana dan Sarana dari Komite Serta Bantuan Masyarakat Sekitar.
Jumlah Siswa Yg Telah Mengikuti Pelatihan Dokter Kecil / KKR lebih dari 20 orang.

I. Manajemen dan Peran Serta Masyarakat
1. Ada Kebijakan dari Kepala Sekolah Tentang
Kawasan Bebas Rokok.
2. Tim Pelaksana UKS Personalnya Lebih dari
5 Unsur.
3. Bagan Struktur Organisasi Pelaksana UKS.
4. Imbas Program UKS Terhadap Masyarakat
Sekitar.
Materi Pelatihan Guru UKS Tk.Kab.HSU

Read More ..

Penerapan PHBS di Sekolah

Hak yang dipelajari dalam penerapan PHBS di sekolah
Tidak jajan di sembarang tempat, harus di kantin sekolah
Memcuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan pakai sabun
Buang air kecil dan buang air besar di jamban sekolah
Mengikuti kegiatan olahraga di sekolah
Memberantas jantik nyamuk
Tidak merokok
Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
Membuang sampah pada tempatnya


Tidak jajan di sembarang tempat , harus di kantin sekolah
Makanan dan minuman yang dijual cukup bergizi,terjamin kebersihannya, terbibas dari zat-zat berbahaya dan terlindung dari serangga dan tikus
Tersedianya air bersih yang mengalir dan sabun untuk mencuci tangan dan peralatan makan
Tersedianya tempat sampah yang tertutup dan saluran pembuangan air kotor
Adanya pengawasan secara teratur oleh guru,peserta didik dan komite sekolah
Cuci tangan pakai sabun
Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
a. Alasan harus mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan,kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit
Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun , kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan

Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
b.Saat harus mencuci tangan.
Setiap kali tangan kita kotor ( setelah memegang uang,benatang berkebun dll )
Setalah membuang air besar
Sebelum makan dan sebelum memegang makan


Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
c. Syarat jamban sehat
Tidak mencemari sumber air minum ( jarak antara sumber air minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter
Tidak berbau
Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangan dan tikus
Tidak mencemari tanah disekitarnya
Mudah dibersihkan dan aman digunakan
Dilengkapi diding dan atap pelindung
Penerangan dan ventilasi cukup
Lantai kadap air dan luas ruangan memadai
Tersedia air , sabun dan alat pembersih
Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
e. Cara memelihara jamban sehat
Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada gangguan air
Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih
Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
Tidak ada seranga, ( kecoa,lalat ) dan tikus yang berkeliaran
Tersedia alat pembersih ( sabun,sikat dan air bersih )
Bila ada kerusakan, segera diperbaiki

Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
Menggunakan jamban dengan benar.
Ada dua model jamban yaitu jamban jongkok dan duduk. Bila kita menggunakan jamban duduk jangan berjongkok karena kaki kita akan mengotori jamban apalagi kita memakai alas kaki. Perilaku kita sangat merugikan pengguna jamban berikutnya
Buang air besar dan buang air kecil haruslah di jamban untuk mencegah penularan penyakit, karena tinja dan urine ( air kencing ) banyak mengadung kuman penyakit.
Menyiram hingga bersih setelah buang air besar atau buang air kecil
Buanglah sampah ditempatnya, agar jamban tidak tersumbat dan penuh dengan sampah
Mengingatkan guru dan penjaga sekolah untuk mengawasi dan memastikan bahwa jamban yang tersedia selalu dalam keadaan bersih.
Kegiatan olahraga di sekolah
Mengikuti Kegiatan Olahraga di Sekolah
Alasan mengikuti kegiatan olahraga di sekolah
Untuk memelihara kesehatan fisik dan mental agar tetap sehat dan tidak mudah sakit
Untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik
Mengikuti Kegiatan Olahraga di Sekolah
b. manfaat olahraga
Terhindar dari penyakit jantung, stroke , osteoporosis, kanker, tekanan darah tinggi, kecing manis, dll
Berat badan terkendali
Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat
Bentuk badan menjadi ideaal dan proposional
Lebih percaya diri
Lebih bertenaga dan bugar
Keadaan kesehatan menjadi lebih baik
Pemberantasan sarang jentik
Memberantas jentik nyamuk
a. Alasan memberantas jentik nyamuk di sekolah :
Agar sekolah bebas jentik nyamuk , peserta didik dan masyarakat lingkungan sekolah terhindar dari berbagai penyakit yang ditularkan melalui nyamuk

b. Pengertian memberantas jentik nyamuk:
* Memberantas jentik nyamuk di sekolah adalah kegiatan memeriksa tempat-tempat penempungan air bersih yang ada di sekolah ( bak mandi,kolam dll ), apakah bebas dari jentik nyamuk atau tidak
Memberantas jentik nyamuk
c. Kegiatan memberantas jentik nyamuk
Dilakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus ( Menguras, menutup , mengubbur , plus menghidari gigitan nyamuk )
PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik dan kepompong nyamuk menular sebagai penyakit seperti Demam Berdarah , Demam Dengue, Chikungunya,Malaria, Filariasis (Kaki Gaja) di tempat-tempat perkembang biakannya)


3 M Plus
3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN
Menguras dan menyikat tempat-tempat penempungan air seperti bak mandi, kolam, tatakan pot kembang, dll
Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampuang air hujan
Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang semberangan ( bekas botol/gelas air mineral,plastik , dll )
Plus Menghindari gigitan nyamuk
Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya memakai obat nyamuk oles / diusap ke kulit, dll
Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memedai
Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak
Menaburkan larvasida ( bubuk pembunuh jentik ) ditempat-tempat yang sulit dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit air
Memelihar ikan pemakan jentuk di kolam/bak penampung aiir, misalnya ikan cupang, ikan nila,dll
Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, zodia,lavender, Rosemary, dll )
Manfaat Sekolah Bebas Jentik Nyamuk
Populasi nyamuk menjadi terkedali sehingga penularan penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi
Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Chikungunya,atau Kaki Gajah.
Lingkungan sekolah menjadi bersih dan sehat
Cara Pemeriksaan Jentik Nyamuk Berkala
Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik
Jika ditamukan jentik, warga sekolah dan masyarakat sekolah diminta untuk ikut menyaksikan/,melihat jentik, kemudian langsung dilanjutkan dengan PSN melalui 3 M atau 3 M plus.
Memcatat hasil pemeriksaan jentik
Bahaya merokok

Tidak Merokok
Alasan tidak boleh merokok di sekolah
Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya diantaranya yang paling berbahaya adalah nikotin,tar dan CO
Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan aliran darah
Tar menyebabkab kerusakan sel paru-paru dan kanker
Co menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati
Bahaya Merokok
Menyebabkan kerontokan rambut
Gangguan pada mata seperti, katarak
Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok
Menyebabkan penyakit paru-paru, jantung dan kanker
Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap
Tulang lebih mudah patah
Pengertian Perokok Aktif dan Pasif
Perokok aktif adalah orang yang merokok secara rutin walaupun itu Cuma 1 batang dalam sehari. Atau orang yang mengisap rokok walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekadar coba-caba
Perokok pasip adalah orang yang bukan perokok tetapi menghirup asap rokok orang lain atau yang yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok
Ditinjau dari Segi Agama
Bagaimana hukumnya orang yang menzalimi orang lain lihat bahaya bagi perokok pasip
Dan menghalalkan yang baik bagi mereka serta mengharamkan bagi mereka segala yang buruk ( Al-A’raf : 157 )
Jangan kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan ( Albaqarah : 195 )
Dan janganlah kamu membunuh dirimu ( Annisa : 29 )
Dosa keduanya ( arak dan judi ) lebih besar dari manfaatnya ( Albaqarah : 219 )
Jangan menghabur-hamburkan hartamu dengan boros karena pemborosan itu adalah saudara syetan (Al-Isra’ : 26 )


Ditinjau Segi dari Agama
Tidak boleh membehayakan diri sendiri atau orang lain (hadist)
Allah membencimu karena kamu menyia-nyiakan harta (Bukhari-Muslim)
Perumpamaan kawan duduk yang baik dengan kawan duduk yang jelek ialah seperti pembawa, minyak wangi dengan peniup api tukang besi (Bukhari-Muslim)
Barang siapa yang menghirup racun hingga mati maka racun itu akan berada ditangannya . Lalu dihirupkan selama-lamanya di neraka jahanam ( Muslim )
Memohonlah kamu Allah agar bisa meninggalkan rorok, karena barang siapa meninggalkan sesuatu karena Allah, Ia akan memberikan pertolongan dan bersabarlah kamu karena Allah beserta orang yang sabar



Menimbang berat badan dan Mengukur tinggi badan
Menimbang Berat Badan dan mengukur Tinggi Badan setiap bulan
Alasan peserta didik perlu ditimbang setiap bulan
Cara mengetahui pertumbuhan dan perkembangan siswa
Menfaat penimbangan peserta didik setiap bulan di sekolah
Tanda-tanda gizi buru
Tanda-tanda gizi lebih
a.Alasan peserta didik perlu ditimbang setiap bulan
Untuk memantau pertumbuhan berat badan dan tinggi badan nomal peserta didik agar segera diketahui jika ada peserta didik yang mengalami gizi kurang maupun gizi lebih
b. Cara mengetahui pertumbuhan dan perkembangan siswa
Catat hasil penimbangan berat badan dan tinggi badan pada setiap peserta didik di Kartu Menuju Sehat (KMS) maka akan terlihat berat badan/ tinggi badan naik atau tidak naik (terlihat perkembangannya)
c.Manfaat Penimbangan Peserta Didik setiap bulan di sekolah
Untuk mengetahui apakah peserta didik tumbuh sehat
Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan siswa
Untuk mengetahui peserta didik yang dicurigai gizi kurang dan gizi lebih sehingga jika ada kelainan yang berpengaruh langsung dalam proses belajar di sekolah, dapat segera dirujuk ke Puskesmas.
Tanda anak kurang dan lebih gizi
d. tanda-tanda gizi buruk
Sangat kurus,tulang iga tampak jelas
Wajah terlihat lebih tua
Tidak beriaksi terhadap rangsangan (apatis)
Rambut tipis,kusam,warna rambut jagung dan bila dicabut tidak sakit
Kulit keriput
Pantat kendur dan keriput
Perut cekung atau buncit
Bengkan pada punggung kaki yang berisi cairan dan bila ditakan lama kembali
Bercak merah kehitaman pada tungkai dan pantat
Tanda-tanda gizi lebih
Berat badan jauh di atas berat normal
Bentuk tubuh terlihat tidak seimbang
Tidak dapat bergerak bebas
Nafas mudah tersengal-sengal jika melakukan kegiatan
Mudah lelah
Malas melakukan kegiatan
Tempat pembuangan sampah
Membuang Sampah Pada Tempatnya
a. Alasan harus membuang sampah pada tempatnya
b. Akibat membuang sampah sembarangan
c. Pengelolaan Sampah
d. Manfaat pengelolaan sampah


a. Alasan harus membuang sampah ditempatnya
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam
Sampah anorganik/kering, yang tidak dapat mengalami pembusukan secara alami,contoh logam,besi,kaleng,plastik,karet, atau botol
Sampah organik/basah, yang dapat mengalami pembusukan secara alami,contoh : sampah dapur,sampah restoran,sisa sayuran,rempah-rempah atau sisa buah
Sampah berbahaya, contoh : baterai, botol racun nyamuk,atau jarum suntik bekas
b. Akibat membuang sampah sembarangan
Sampah menjadi tempat berkembang biak dan sarang serangga dan tikus
Sampah menjadi sumber polusi dan pencernaan tanah,air dan udara
Sampah menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan kesehatan
Sampah dapat menimbulkan kecelakaan dan kebakaran.
e. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan memusnahkan atau memanpaatkannya.
Pengkomposan
Cara pengkomposan merupakan cara sedarhana yang dapat menghasilkan pupuk yang mempunyai nilai ekonomi
Pembakaran
Metode ini dapat dilakukan hanya untuk sampah yang dapat dibakar habis. Harus diusahakan jauh dari pemungkiman untuk menghindari pencemaran asap,bau dan kebakaran
Sanitary Landfill
Metode ini hampir sama dengan pemupukan,tetapi cekungan yang telah penuh tersisi sampah ditutup tanah, namun cara ini memerlukan area

d. Manfaat pengelolaan sampah
Menghemat sumber daya alam
Menghemat energi
Mengurangi uang belanja
Menghemat lahan tempat pebuangan akhir (TPA)
Lingkungan asri (bersih,sehat dan nyaman )


Bahan Pelatihan Guru UKS Tk.Kab. HSU

Read More ..

KETENAGA-KERJAAN

Pengertian
Kegiatan pelayanan keperawatan bergantung pada kualitas dan kuantitas perawat yang bertugas selama 24 jam terus menerus di bangsal.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan, diperlukan dukungan sdm yang mampu mengemban tugas dan mengadakan perubahan .

Agar dapat melaksanakannya perlu adanya perencanaan, baik jumlah maupun klasifikasi tenaga kerja serta pendayagunaan tenaga kerja sesuai dengan sistem pengelolaan yang ada.
Hakekat Ketenagakerjaan
Pada intinya adalah pengaturan, mobilisasi potensi, proses motivasi dan pengembangan sumber daya manusia dalam memenuhi kepuasan melalui karyanya.
Perekrutan dan Seleksi Tenaga Kerja
Langkah pertama pada perekrutan adalah menstimulasi calon untuk mengisi posisi yang dibutuhkan. Hal ini tidak sederhana karena tidak hanya segi teknis kualifikasi, melainkan juga kualitas individu harus sesuai dengan pekerjaan, susunan dan tujuan organisasi.
Perekrutan tenaga kerja hrs terencana dengan baik, agar memuaskan. Penempatan tenaga kerja harus tepat agar kondisi kerja efisien.

Lima Kriteria Yang Perlu Diperhatikan Dalam Perekrutan
Profil keperawatan saat ini.
Program perekrutan.
Metode perekrutan.
Program pengembangan tenaga baru.
Prosedur penerimaan, melalui tahap seleksi, penentuan kualifikasi dasar seleksi, proses seleksi dan prosedur lamaran.
Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Perekrutan
Syarat yang harus dipenuhi.
Orientasi dan Pengembangan.
Penghargaan.
Hambatan yg biasanya muncul.
Syarat Yang Harus Dipenuhi
Data biografi.
Surat rekomendasi.
Wawancara untuk posisi tertentu.
Psikotes, utk mengetahui bakat, pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Orientasi dan Pengembangan
Orientasi institusi.
Orientasi pekerjaan.
Pengembangan staf.
Penghargaan Yang Bisa Diberikan
Promosi kenaikan pangkat.
Mutasi.
Hambatan
Absensi.
Keluar-masuknya tenaga kerja.
Kejenuhan.
Pengembangan Staf
Tujuan pengembangan staf adalah membantu individu meningkatkan diri dalam pengetahuan, keterampilan serta pengalaman di bidangnya, melalui kegiatan pendidikan berkelanjutan, program pelatihan dsbnya.
Aktifitas pengembangan ini dibuat untuk keuntungan individu perawat serta untuk peningkatan produktifitas atau pelayanan.

Penerapan pengembangan disesuaikan dengan kebutuhan, baik pelatihan maupun pendidikan yang bermanfaat untuk pekerjaan, pengetahuan, keterampilan serta sikap perawat.
Kegiatan pengembangan ini meliputi :
Pelatihan awal utk karyawan baru.
Orientasi pendidikan dlm pekerjaan.
Pendidikan berkelanjutan baik formal maupun non formal.

Pengaturannya :
Di RS yg besar terdapat bagian tersendiri yg ada kaitannya pada bag. Personalia.
Bagian keperawatan membuat komisi atau diklat.
SISTEM PENUGASAN
Menurut Grant dan Massey (1997) serta Marquis dan Huston (1998) terdapat lima model askep profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa depan, dalam menghadapi trend pelayanan keperawatan.
Yaitu metode fungsional, metode tim, metode primer, manajemen kasus dan metode modefikasi metode tim-primer.
Metode Fungsional
Metode Fungsional, dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan askep.
Kelebihannya :
Efisien, pembagian tugas jelas, pengawasan dapat dilakukan dengan baik.
Perawat senior untuk kegiatan manajerial, sdgkan perawatan pasien dilaksanakan oleh perawat junior.
Cocok untuk RS yg kurang tenaga.

Kelemahannya :
Kurang memberikan kepuasan kepada perawat maupun pasien.
Tidak dapat menerapkan proses keperawatan dengan baik.
Persepsi perawat cenderung kpd tindakan yg berkaitan dengan keterampilan saja.
Sistem Askep Model Fungsional
Metode Keperawatan Tim
Model ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dlm memberikan askep terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi 2-3 tim/group yg terdiri atas tenaga proafesional, tenaga teknis dan pembantu dlm satu group kecil yang saling membantu.

Kelebihannya :
Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
Memungkinkan komunikasi antar tim, shg konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim.

Kelemahannya :
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, karena sulit untuk melaksanakannya pada waktu-waktu sibuk.
Konsep Keperawatan Tim
Konsep keperawatan tim ini terdiri atas beberapa point yang harus dilaksanakan, yaitu :
Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan.
Komunikasi yang efektif sangat penting agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.

3. Anggota tim haruslah menghargai kepemimpinan ketua tim.
4. Peran kepala ruangan dalam metode tim ini sangat penting, artinya metode tim ini akan berhasil dengan baik hanya bila didukung oleh kepala ruangan.
Tanggung Jawab Anggota Tim
Memberikan askep pada pasien yang berada dibawah tanggung jawabnya.
Bekerjasama dengan anggota tim dan antar tim.
Memberikan laporan.
Tanggung Jawab Ketua Tim
Membuat perencanaan.
Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.
Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien.
Mengembangkan kemampuan anggota.
Menyelenggarakan konferensi.
Tanggung Jawab Kepala Ruangan
Perencanaan.
Pengorganisasian.
Pengarahan.
Pengawasan.
Tugas Perencanaan :
Menunjuk ketua tim.
Mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya.
Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien.
Mengidentifikasi jlh perawat yang dibutuhkan berdsrkan aktfitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim serta mengatur penugasan atau penjadwalan.

5. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
6. Mengikuti visite dokter utk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter ttg tindakan yg akan dilakukan terhdp pasien.
7. Mengatur dan mengendalikan askep.

Tugas Pengorganisasian :
Merumuskan metode penugasan yg digunakan.
Merumuskan tujuan metode penugasan.
Membuat rentang kendali.
Membuat rincian tugas ketua tim & anggota tim secara jelas.
Mengatur dan mengendalikan tenaga kep.



6. Mengatur dan mengendalikan logistik rgn.
7. Mengendalikan tugas ketika saat tidak ada ditempat kpd ketua tim.
8. Memberi wewenang kpd tata usaha untuk megurus administrasi pasien.
9. Mengidentifikasi masalah dan cara penanganannya.
Tugas Pengarahan :
Memberi pengarahan ttg penugasan kepada ketua tim.
Memberikan pujian kpd anggota tim yg melaksanakan tugas dgn baik.
Memberikan motivasi dlm peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Menginformasikan hal-hal yg dianggap penting dan berhubungan dg askep pasien.


5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
6. Membimbing bawahan yg mengalami kesulitan dalam melakukan tugasnya.
7. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
Tugas Pengawasan :
Melalui komunikasi : yaitu mengawasi dan berkomunikasi langsung dg ketua tim maupun pelaksana mengenai askep yg diberikan kpd pasien.
Melalui supervisi, yaitu dengan cara pengawasan langsung melalui inspeksi, observasi atau melalui laporan scr lisan dan memperbaiki/mengawasi kelemahan yang ada saat itu juga.


Pengawasan tdk langsung yaitu mengechek daftar hadir ketua tim, membaca dan memeriksa renpra serta catatan yg dibuat selama dan sesudah proses kep yg dilaksanakan. Selain itu mendengar laporan ketua tim ttg pelaksanaan tugas.
Evaluasi yaitu mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dg renpra yg tlh disusun bersama ketua tim
Melakukan audit keperawatan.

Disampaikan Pada
Perkuliahan Mahasiswa
STIK Muhammadiyah Banjarmasin
Dosen : Spriadinata, S.Pd,M.Kes

Read More ..

PERUBAHAN DALAM ORGANISASI

PENGERTIAN BERUBAH
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang direncanakan yaitu suatu usaha sistematik untuk mendesain ulang suatu organisasi dengan cara melakukan adaptasi pada perubahan yang terjadi dilingkungan eksternal maupun internal untuk mencapai sasaran baru.


FUNGSI BERUBAH
Perubahan ditujukan utk menyelesaikan masalah.
Perubahan ditujukan untuk membuat prosedur kerja lebih efisien.
Perubahan ditujukan untuk mengurangi kegiatan yang tidak penting.



TEORI-TEORI TENTANG PERUBAHAN
TEORI KURT LEWIN (1951)
Lewin (1951) mengungkapkan bahwa perubahan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) tahapan, yang meliputi: 1) unfreezing;
2) moving; dan 3) refreezing; (Kurt Lewin,1951 dari Lancaster; J, Lancaster, W. 1982).

Faktor Pendorong Terjadinya Perubahan :
Kebutuhan dasar manusia :
Kebutuhan yang belum terpenuhi akan memotivasi perilaku sebagaimana teori kebutuhan Maslow (1954).
Kebutuhan dasar interpersonal :
Manusia memilki tiga kebutuhan dasar interpersonal yang melandasi sebagian besar perilaku seseorang: 1) kebutuhan untuk berkumpul bersama-sama; 2) kebutuhan untuk mengendalikan/melakukan kontrol; 3) kebutuhan untuk dikasihi, kedekatan dan perasaan emosional.

Faktor Penghambat :
Menurut New dan Couillard (1981), faktor penghambat (restraining force) terjadinya perubahan yang disebabkan oleh:
Adanya ancaman terhadap kepentingan pribadi.
Adanya persepsi yang kurang tepat.
Reaksi psikologis.
Toleransi untuk berubah rendah.


Alasan Perubahan :
Lewin (1951) mengidentifikasi beberapa hal dan alasan yang harus dilaksanakan oleh seorang manajer dalam merencanakan suatu perubahan, yaitu:
Perubahan hanya boleh dilaksanakan untuk alasan yang baik.
Perubahan harus secara bertahap.
Semua perubahan harus direncanakan dan tidak secara drastis atau mendadak.
Semua individu yang terkena perubahan harus dilibatkan dalam perencanaan perubahan.


TEORI ROGER (1962) :
Roger (1962) mengembangkan teori dari Lewin (1951) tentang 3 tahap perubahan dengan menekankan pada latar belakang individu yang terlibat dalam perubahan dan lingkungan dimana perubahan tersebut dilaksanakan.
Roger(1962) menjelaskan 5 tahap dalam perubahan, yaitu: kesadaran, keinginan, evaluasi, mencoba, dan penerimaan atau dikenal juga sebagai AIETA (Awareness, Interest, Evaluation, Trial and Adoption).


TEORI LIPITTS (1973) :
Lippit (1973) mendefinisikan perubahan sebagai sesuatu yang direncanakan atau tidak direncanakan terhadap status quo dalam individu, situasi atau proses dan dalam perencanaan perubahan yang diharapkan, disusun oleh individu, kelompok, organisasi atau sistem sosial yang mempengaruhi secara langsung tentang status quo, organisasi lain atau situasi lain.

7 tahap dalam proses perubahan:
Menentukan masalah.
Mengkaji motivasi dan kapasitas perubahan.
Mengkaji motivasi change agent dan sarana yang tersedia.
Menyeleksi tujuan perubahan.
Memilih peran yang sesuai dilaksanakan oleh agen pembaharu.
Mempertahankan perubahan yang telah dimulai.
Mengakhiri bantuan.

Perbandingan Perubahan Berdasarkan Tiga Teori Perubahan
Proses Perubahan
Pencairan (Unfreezing) :

Membuat kebutuhan terhadap perubahan menjadi nyata sehingga individu, kelompok, atau organisasi siap menerima bahwa perubahan harus terjadi.



Pengubahan (Changing) :
Menemukan dan mengadopsi sikap, nilai, dan tingkah laku baru dengan bantuan agen perubahan terlatih, yang memimpin individu, kelompok, atau seluruh organisasi melewati proses tersebut.
Anggota organisasi akan menyesuaikan diri dengan nilai, sikap dan tingkah laku dari agen perubahan, menyerapnya setelah mereka menyadari keefektifan dalam prestasi kerja.



Pemantapan (Refreezing) :

Transformasi pola tingkah laku baru menjadi norma lewat penguatan dan dukungan mekanisme.


Pendekatan Perubahan
Pendekatan Pada Perubahan Struktural :
Perubahan struktur sebuah organisasi bisa berupa pengaturan ulang sistem internal, seperti jalur komunikasi, alur kerja atau hirarki manajemen.

Pendekatan Pada Perubahan Teknologi :
Perubahan teknologi sebuah organisasi mencakup mengganti peralatan, proses rekayasa, teknik penelitian atau metode produksi.




Pendekatan Pd perubahan Manusia.

Pendekatan manusia, adalah mencoba mengubah tingkah laku karyawan dengan memfokuskan pada keterampilan, sikap, persepsi, dan harapan karyawan.


Hambatan Dalam Perubahan
Tidak mau atau tidak mampu untuk mengubah sikap dan tingkah laku yang lama menjadi kebiasaan.
Individu yang diberi kebebasan cenderung untuk kembali ke pola tingkah laku yang sudah menjadi kebiasaan.


Metoda Menangani Penolakan Terhadap Perubahan
Pendidikan dan Komunikasi, yaitu menjelaskan kebutuhan akan dan logika dari perubahan kepada individu, kelompok dan bahkan seluruh organisasi.
Partisipasi dan Penyertaan, yaitu meminta anggota organisasi untuk membantu mendesain perubahan.
Memberi Fasilitas dan Dukungan, yaitu menawarkan program pelatihan, liburan, dukungan emosional dan memahami orang yang terpengaruh oleh perubahan.



Negosiasi dan Persetujuan, yaitu melakukan negosiasi dengan penolak potensial, bahkan mengusahakan surat pemahaman tertulis.
Manipulasi dan Pemilihan menjadi anggota, memberikan peran yang diinginkan oleh orang yang berpengaruh dalam mendesain atau mengimplementasikan proses perubahan.
Memaksa Secara Terang2an Terselubung, yaitu menakut-nakuti dengan kehilangan pekerjaan atau pemindahan, tidak dipromosikan dsbnya..


Sumber: Materi Kuliah Manajemen STIKES Muhammadiyah Bjm
Dosen :
Supriadinata, S.Pd, M.Kes

Read More ..

KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN

Pengertian
Berasal dari kata communicatio dari bahasa latin yang berarti Pemberitahuan atau Pertukaran Pikiran.
Dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator dan komunikan. Komunikasi memungkinkan seseorang untuk mengkoordinasikan suatu kegiatan kepada orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

Unsur-unsur Pokok Komunikasi
Source yaitu individu atau pimpinan yang berinisiatif sebagai sumber atau untuk menyampaikan pesan-pesannya.
Message yaitu suatu gagasan dan ide berupa pesan, informasi, pengetahuan, ajakan, bujukan atau ungkapan bersifat pendidikan dan emosi lain sebagainya yang akan disampaikan komunikator kepada komunikan (perorangan maupun kelompok).

Channel yaitu berupa media, sarana atau saluran yang dipergunakan oleh komunikator dalam mekanisme penyampaian pesan-pesan kepada khalayaknya.
Effect, yaitu suatu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesan-pesan tersebut yang dapat berakibat positif maupun negatif menyangkut tanggapan,persepsi dan opini dari hasil komunikasi tersebut.


Hambatan Komunikasi
Dalam berkomunikasi sering terjadi pada waktu penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikannya tersebut tidak tercapai suatu pengertian, bahkan dapat menimbulkan salah pemahaman sehingga pesan atau informasi tersebut tidak sepenuhnya dapat diterima dengan baik, dikarenakan lambang atau bahasa yang dipakai tidak sama pengertiannya antara apa yang dipergunakan dengan yang diterima atau hambatan teknis lainnya.
Hambatan tersebut adalah :
Hambatan dalam Proses, hambatan ini bisa datang dari komunikator seperti kurang menguasai materi yang disampaikan atau kesulitan dalam penyampaian. Berasal dari komunikan seperti kesulitan untuk memahami pesan secara baik sebagai akibat rendahnya tingkat penguasaan bahasa pengetahuan, pendidikan, intelektual dan juga media yang digunakan dalam penyampaian kurang tepat.

Hambatan Secara Fisik, Sarana fisik bisa menghambat komunikasi secara efektif, misalnya pendengaran kurang tajam, gangguan pada pengatur suara.
Hambatan Semantik, yaitu antara pemberi pesan dan penerima pesan tidak terdapat pengertian, pemahaman tentang bahasa atau lambang yang sama.
Hambatan Psiko-Sosial, yaitu adanya perbedaan cukup melebar pada aspek kebudayaan, adat istiadat, kebiasaan, persepsi, nilai-nilai yang dianut dan hingga kecenderungan, kebutuhan serta harapan dari kedua belah pihak yang berkomunikasi tersebut tidak sama.
Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna yang merupakan hal utama suatu sistem sosial atau organisasi.
Komunikasi memungkinkan seseorang untuk mengkoordinasikan suatu kegiatan kepada orang lain untuk mencapai tujuan bersama, tetapi komunikasi tidak sekedar penyampaian informasi atau pesan dan mentransfer makna saja.

Artinya komunikasi mengandung arti suatu proses transaksional yaitu berkaitan erat dimana orang berkomunikasi dengan pihak lainnya dalam upaya mempertukarkan suatu simbol atau lambang dan membentuk suatu makna serta mengembangkan harapan-harapannya.

Pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang diterima dan akurat serta jelas sumber-sumbernya.
Dengan demikian berarti komunikasi merupakan basis atau dasar untuk mengadakan kerja sama, interaksi dan mempunyai pengaruh didalam manajemen organisasi, misalnya dalam hal :
Menempatkan posisi atau ke lokasi pengambil keputusan dimana informasi yang dibutuhkan itu berada,misalnya pada level top manajemen atau pada level midle.

Menyampaikan informasi yang perlu ke tempat bagi pengambil keputusan, misalnya untuk meminta persetujuan atasan dalam pelaksanaannya.
Memegang peranan penting dalam proses kepengawasan, kalau informasinya diterima tidak akurat maka fungsi pengawasan tidak dapat dilaksanakan secara tepat dan realistis.
Untuk menetapkan sasaran dan tujuan, yaitu perlunya kesatuan pendapat atau konsensus bersama bagi terlibat baik secara individu, maupun dengan pencapaian sasaran dan tujuan utama organisasi.

Wassalamu`alaikum Warahmatullahi Warbarkaatuh

Sumber : Materi Kuliah Manjemen STIKES Muhammadiyah Bjm
Dosen : Supradinata, S.Pd, M.Kes

Read More ..

Rabu, 12 Mei 2010

Gejala-gejala Kanker Prostat

Posted by: "Billy Hardjadinata" billy.hardjadinata@gmail.com
Sun May 9, 2010 2:38 pm (PDT)
[Attachment(s) from Billy Hardjadinata included below]


http://cyberman. cbn.net.id/ cbprtl/Cyberman/ detail.aspx? x=LifeStyle& y=Cyberman|0|0|4|1809
Gejala-gejala Kanker Prostat
LifeStyle Mon, 10 Aug 2009 15:09:00 WIB Pada stadium-stadium awal, kanker prostat seringkali tidak menyebabkan gejala-gejala bertahun-tahun. Sebagai suatu kenyataan, kanker-kanker ini sering ditemukan pertama kali dengan suatu kelainan pada tes darah (PSA, didiskusikan dibawah) atau sebagai suatu benjolan yang keras pada kelenjar prostat.

Biasanya, doctor pertama merasakan benjolan waktu suatu pemeriksaan rutin dubur secara digital (dilakukan dengan jari). Kelenjar prostat terletak langsung didepan rectum. Ketika kanker membesar dan menekan pada urethra, aliran urin berkurang dan kencing (membuang air kecil) menjadi lebih sulit.

Pasien-pasien dapat juga mengalami rasa terbakar waktu kencing atau darah didalam urin. Ketika tumor berlanjut tumbuh, ia dapat memblokir secara penuh aliran dari urin, berakibat pada suatu kandung kemih yang membesar dan terhalangi yang sakit.

Pada stadium-stadium kemudian, kanker prostat dapat menyebar secara lokal ke jaringan sekelilingnya atau simpul-simpul getah bening yang berdekatan, yang disebut simpul-simpul pelvik (pelvic nodes).

Kanker kemudian dapat menyebar bahkan lebih jauh (metastasis) ke arae-area lain tubuh. Dokter pada suatu pemeriksaan dubur kadangkala dapat mendeteksi penyebaran lokal ke jaringan-jaringan sekelilingnya.

Dokter dapat merasakan suatu tumor yang keras dan menetap (tidak bergerak) yang memanjang dari dan melebihi kelenjar. Kanker prostat biasanya menyebar pertama ke tulang belakang bagian bawah (lower spine) atau tulang-tulang panggul/pelvic bones (tulang-tulang yang menhubungkan lower spine ke pinggul-pinggul) , dengan demikian menyebabkan nyeri belakang (back pain) atau nyeri panggul (pelvic pain). Kanker dapat kemudian menyebar ke hati dan paru-paru.

Metastases (area-area dimana kanker telah menyebar) pada hati dapat menyebabkan nyeri di perut (abdomen) dan jaundice (warna kulit yang kuning) pada kejadian-kejadian yang jarang. Metastases pada paru-paru dapat menyebabkan nyeri dada dan batuk.


Lakukan Tes Screening Kanker Prostat

Tes-tes screening adalah tes-tes yang dilakukan pada interval-interval teratur untuk mendeteksi suatu penyakit seperti kanker prostat pada stadium awal. Jika hasil dari suatu tes screening adalah normal, penyakit diduga tidak ada. Jika suatu tes screening adalah tidak normal, penyakit dicurigai ada, dan tes-tes ang lebih jauh biasanya diperlukan untuk mengkonfirmasi kecurigaan untuk membuat diagnosisnya meyakinkan.

Kanker prostat awalnya dicurigai karena suatu kelainan dari satu atau dua tes-tes screening yang dugunakan untuk mendeteksi kanker prostat. Tes-tes screening ini adalah suatu pemeriksaan dubur dengan jari dan suatu tes darah yang disebut prostate specific antigen (PSA).

Pada pemeriksaan dubur dengan jari (digital rectal examination) , dokter merasakan kelenjar prostat dengan jari telunjuk yang disarungkan kedalam dubur untuk mendeteksi kelainan-kelainan dari kelenjar. Jadi, sebuah benjolan yang tidak teratur atau kekerasan yang dirasakan pada permukaan kelenjar adalah suatu penemuan yang mencurigakan untuk kanker prostat.

Karena itu, dokter-dokter biasanya merekomendasikan pemeriksaan dubur dengan jari setiap tahunnya pada pria-pria berumur 40 tahun dan lebih.

Tes PSA adalah suatu tes darah yang mudah, dapat diulang dan akurat. Ia digunakan untuk mendeteksi suatu protein (prostate specific antigen) yang dilepaskan dari kelenjar prostat kedalam darah. Jauh lebih penting, tingkat PSA biasanya lebih tinggi pada orang-orang dengan kanker prostat dari pada orang-orang tanpa kanker prostat.

PSA, oleh karenanya, adalah berharga sebagai suatu tes screening untuk kanker prostat. Karena itu, dokter-dokter merekomendasikan melakukan suatu PSA setiap tahun pada pria-pria berumur 50 tahun dan lebih. Lebih jauh, untuk pria-pria yang mempunyai risiko-risiko tinggi kanker prostat seperti dibahas diatas, kebanyakan dokter-dokter merekomendasikan memulai screening PSA bahkan pada umur yang lebih muda (misalnya pada umur 40 tahun).

Hasil-hasil tes darah PSA dibawah 4 nanograms per milliliter umumnya dipertimbangkan normal. Hasil-hasil antara 4 dan 10 dipertimbangkan sebagai garis batas. Nila-nilai garis batas ini diinterpretasikan didalam konteks dari umur pasien, gejala-gejala, tanda-tanda, sejarah keluarga, dan perubahan-perubahan pada tingkat-tingkat PSA melalui waktu.

Hasil-hasil yang lebih tinggi dari 10 dipertimbangkan abnormal, menyarankan kemungkinan kanker prostat. Lebih tinggi nilai PSA, lebih mungkin diagnosis dari kanker prostat. Lebih dari itu, tingkat PSA cenderung meningkat jika kanker telah berlanjut dari kanker prostat yang terbatas pada organ ke penyebaran (metastatic) ketempat lain.

Nilai-nilai yang sangat tinggi, seperti 30 atau 40 dan lebih, biasanya disebabkan oleh kanker prostat.
(medicastore/ berbagai sumber/smcn)


Sumber: SuaraMerdeka

Read More ..

Masa Produktif Tanpa Stroke

Posted by: "liza herbal" liza_herbal@yahoo.com liza_herbal
Mon May 10, 2010 9:51 pm (PDT)


Dear all,

Stroke hingga kini masih merupakan penyebab kematian nomor wahid di berbagai rumah sakit di Tanah Air. Penyakit ini juga menimbulkan kecacatan terbanyak pada kelompok usia dewasa yang masih produktif. Tingginya kasus stroke ini salah satunya dipicu oleh rendahnya kepedulian masyarakat dalam mengatasi berbagai risiko yang menimbulkan stroke melalui pola hidup sehat.Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) menyebutkan, angka kejadian stroke menurut data dasar rumah sakit 63,52 per 100.000 penduduk usia di atas 65 tahun. Sedangkan jumlah penderita yang meninggal dunia lebih dari 125.000 jiwa. Diperkirakan, hampir setengah juta penduduk berisiko tinggi terserang stroke.

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), misalnya, setiap tahun menangani ribuan kasus stroke. Secara kasar, setiap hari ada dua orang Indonesia yang terkena serangan stroke, kata Ketua Harian Yastroki Haryono Suyono.
Penyakit stroke (cerebroscascular accident) belakangan ini bukan hanya menyerang kelompok usia di atas 65 tahun, melainkan juga terjadi pada kelompok usia produktif yang menjadi tulang punggung keluarga.Bahkan, dalam sejumlah kasus, penderita penyakit itu masih berusia di bawah 30 tahun.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan stroke sebagai suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak yang dapat menimbulkan kematian maupun kelainan yang menetap lebih dari 24 jam akibat gangguan vaskuler.
Dr dr Airiza Ahmad SpSK, konsultan saraf dari RSCM, mengatakan, penyakit itu merupakan kerusakan atau gangguan sirkulasi pada pembuluh darah yang menyediakan darah ke otak sehingga sel atau jaringan otak bagian tertentu tidak berfungsi. "Stroke merupakan serangan pada otak yang terjadi secara tiba-tiba, tanpa peringatan," jelas Airiza. Penyakit ini antara lain disebabkan oleh thrombosis, yakni substansi seperti bekuan darah di dalam pembuluh darah otak, penghambatan pembuluh darah oleh sebuah embolus-darah beku dalam bentuk serpihan dari tumor, substansi lemak, bakteri, atau udara.
Stroke juga dapat disebabkan pendarahan, yaitu pecahnya arteri atau pembuluh darah otak secara tiba-tiba akibat tekanan darah tinggi.

Gejala stroke
Indikasi awal terjadinya stroke antara lain tangan kerap tidak menuruti perintah sehingga sulit untuk memegang sendok, memasang tali sepatu, tulisan jadi jelek dan tidak karuan, gangguan penglihatan, pandangan mendadak gelap saat melirik, gangguan wicara mulai cadel atau pelo, lidah terasa kaku, dan bicara terbalik-balik. Jika sudah terlihat tanda-tanda awal itu, penanganan medis harus dilakukan secepat mungkin, kata Airiza.
Penderita umumnya juga menunjukkan gejala seperti menderita pusing yang hebat, muntah-muntah, kerusakan mental, kejang-kejang, koma, dan demam. Sebagian penderita mengalami gejala khusus yang skalanya berbeda-beda. Ini bergantung pada saraf mana yang terganggu akibat sumbatan atau gangguan sirkulasinya, seperti pelo atau gangguan bicara, buta mendadak, hilang sensor perasa, gangguan memori dan emosi, serta lumpuh sebelah. Mayoritas penderita merupakan penyandang risiko tinggi terserang stroke, ujar Airiza.

Penderita darah tinggi (hipertensi) berisiko terkena stroke empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal, sedangkan pengidap kencing manis (diabetes mellitus) berisiko stroke dua hingga tiga kali lebih tinggi. Stroke juga mudah menyerang penderita penyakit jantung, penyakit cairan darah, kolesterol tinggi, kegemukan, suka merokok, minum alkohol, kurang bergerak, emosional, maupun faktor keturunan.
Jika sampai terserang stroke, penderita terancam kehilangan waktu produktifnya. Menurut Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Ascobat Gani, tingginya angka kasus stroke menimbulkan dampak sosial ekonomi sangat besar dan luas. Pasalnya, selain membutuhkan biaya tinggi untuk pengobatan dan rehabilitasi medik, stroke cenderung menyerang orang dewasa di usia produktif, bahkan pencari nafkah utama dalam keluarga.

Kerugian sosial yang terjadi karena kasus stroke, lanjut Ascobat, adalah hilangnya masa hidup penduduk. Berdasarkan perhitungan Bank Dunia dan WHO tahun 1994, ada 1.094.000 tahun hidup yang hilang karena stroke yang dialami penduduk Indonesia.
Kalau tahun tidak produktif juga diperhitungkan, jumlahnya mencapai 1.364.000 tahun. Kerugian waktu produktif akibat stroke ini lebih banyak di kalangan pria dibandingkan dengan perempuan.
Sayangnya, menurut Kepala Unit Stroke Soepardjo Roestam RSCM Prof Dr Jusuf Misbach MD FAAN, sejauh ini tingkat kepedulian masyarakat, termasuk di daerah perkotaan, terhadap berbagai risiko yang mengakibatkan serangan stroke masih sangat rendah. Pemeliharaan kesehatan terhadap berbagai risiko yang menimbulkan stroke masih sangat minim. Masyarakat cenderung tidak disiplin dalam menerapkan pola makan gizi seimbang, ujarnya.
Menurut hasil survei di sejumlah negara di Asia, sebagian besar pasien di Indonesia terlambat dibawa ke rumah sakit antara enam jam sampai seminggu. Padahal, penanganan medis perlu dilakukan sejak fase akut, yakni mulai pertama kali terserang stroke hingga tujuh hari. Tujuannya antara lain mencegah terjadinya serangan ulang, meminimalkan cedera otak, dan menghindari komplikasi. Time is brain, waktu adalah otak. Begitu ada gejala awal, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit agar tidak banyak celah di otaknya, tutur Jusuf.
Dapat dicegah
Direktur Pusat Jantung, Stroke, dan Kanker Singapura Dr Michael Lim Chun Leng menyatakan, kini kian banyak warga di kawasan perkotaan di Asia yang terkena stroke. Padahal, sebenarnya mayoritas faktor risiko pada stroke dapat dikontrol, seperti hipertensi, kencing manis, kolesterol dan asam urat darah yang tinggi, stres, maupun kurang bergerak.
Cara mengatasinya adalah dengan menerapkan pola hidup sehat, antara lain mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, rajin berolahraga, dan menghindari stres. "Sebagai upaya pencegahan, penyandang risiko stroke sebaiknya memeriksakan kesehatan secara berkala," ujarnya.
Pusat Jantung, Stroke, dan Kanker Singapura (SHSC), misalnya, memanfaatkan teknologi CT-scan empat dimensi multidetektor untuk merekam jantung, otak, dan organ vital pada tubuh lainnya secara detail untuk mendeteksi dini adanya kemungkinan kelainan jantung, stroke, dan kanker.
Jadi, pihak medis bisa menganalisis kemungkinan serangan stroke, jantung, dan kanker dengan lebih akurat dan cepat.
Selain menerapkan teknologi CT-scan empat dimensi, SHSC juga menyediakan berbagai pelayanan medis bersifat preventif, seperti konsultan medis, pelayanan terapi untuk mencegah timbulnya beberapa jenis penyakit dalam, CT coronary artery calcium score, virtual endoscopy serta colonoscopy, maupun beberapa tindakan intervensi nonbedah. SHSC juga menyediakan layanan ultrasonografi yang berfungsi untuk mendeteksi adanya kelainan pada organ tubuh manusia dengan cepat.
"Teknologi medis di masa mendatang tidak lagi menitikberatkan pada tindakan kuratif atau pengobatan pada penderita, melainkan justru memprioritaskan upaya pencegahan dengan deteksi dini," ujar Lim. Hal ini diharapkan dapat menekan angka kecacatan dan kematian yang ditimbulkan akibat penyakit stroke.Tindakan preventif ini juga dapat mengurangi beban biaya pengobatan karena bisa diatasi tanpa melalui pembedahan dan tidak perlu terus-menerus menjalani rehabilitasi medik.
Lintas disiplin
Menurut Jusuf, salah satu cara yang sudah terbukti menurunkan angka kematian stroke akut adalah dengan merawat penderita di unit stroke yang lintas disiplin. Kerja sama tim medis yang antara lain terdiri dari ahli saraf, pakar gizi, dan rehabilitasi medik dapat membantu upaya tindakan preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan melibatkan keluarga pasien.
Pada akhirnya, penderita diupayakan dapat hidup mandiri dengan segala keterbatasan yang ada.
Perawatan pasien di unit stroke dilakukan sejak fase akut dan dilanjutkan dengan fase subakut maupun fase kronik. Setelah melewati fase akut, tim medis akan melakukan terapi fisik untuk merangsang kemampuan motorik maupun kognitif. "Selain menjalani pengobatan, pasien dilatih menggerakkan lidah, berbicara, maupun latihan fisik lainnya dengan menggunakan alat peraga. Agar perawatan pasien stroke bisa lebih optimal, pasien ditempatkan pada unit stroke," ujarnya.


Sumber : www.kompas.com

Demikian informasinya semoga bermanfaat, mari kita jaga pola hidup sehat secara alami.

Salam Hangat,
Dr. Liza Communications
Cp. rini@lizaherbal. com
www.lizaherbal. com

Read More ..

Rabu, 05 Mei 2010

MEDIA PROMOSI KESEHATAN

MENGAPA PENTING
a. Media merupakan alat bantu dalam memberikan informasi
b. Media yang baik adalah media yang mampu memberikan informasi yang sesuai dengan tingkat penerimaan serta dapat memotivasi sasaran sesuai tujuan komunikasi yang dikehendaki
TUJUAN PENGGUNAAN MEDIA
a. Mempermudah pengertian
b. Informasi lebih mudah diingat
c. Memperjelas informasi , fakta, prosedur dll
d. Mengurangi komunikasi yang verbalistik
e. Membangkitkan minat dan perhatian
f. Memperbaiki komunikasi
EFEKTIVITAS MEDIA
a. VERBAL : 1 X
b. VISUAL : 3,5 X
c. VERBAL dan VISUAL : 6 X
DAYA INGAT SESEORANG
Sesudah 3 jam Sesudah 3 hari
Verbal 70% 10%
Visual 72% 20%
Verbal+Visual 85% 65%

1. ANALISIS MASALAH DAN SASARAN
a. Analisis masalah kesehatan yang ada, mengenal penyebab masalah , sifat masalah
b. Tentukan masalah kesehatan yang ingin dipecahkan misalnya GAKY, KVA, malaria, PTM
c. Analisis perilaku sasaran yang berkaitan dengan masalah: perilaku ideal, perilaku sekarang dan perilaku yang diharapkan.
d. Perilaku ideal, dapat diidentifikasi dari masalah yang dianalisis, misalnya yang berkaitan dengan GAKY :
• Mengkonsumsi garam beryodium dan makanan yang kaya yodium
• Minum kapsul minyak beryodium
e. Perilaku sekarang, dapat diidentifikasi dengan observasi dan wawancara di lapangan, mengkaitkannya dengan epidemiologi masalah yang dianalisis dan perilaku ideal.
f. Perilaku yang diharapkan dapat diidentifikasi berdasarkan hasil analisis perilaku ideal, perilaku saat ini.
2. RANCANGAN PENGEMBANGAN MEDIA
Menentukan tujuan promosi, adalah suatu pernyataan tentang suatu keadaan di masa datang yang akan dicapai melalui pelaksanaan promosi. Misalnya 90% rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium pada tahun 2010.
Tujuan harus SMART, yaitu specific, measureable, accurate, realistic dan timebound
a. Menentukan segmentasi sasaran, yaitu memilih sasaran yang tepat dan dianggap sangat menentukan keberhasilan promosi kesehatan.
b. Segmentasi sasaran memungkinkan pengelola program menghitung kelompok sasaran untuk menentukan ketersediaan, jumlah dan jangkauan produk garam beryodium di pasaran. Selain itu, pengelola program dapat menghitung jenis media dan menempatkan media yang mudah diakses sasaran.
c. Kumpulkan data sasaran, yang menyangkut data perilaku, epidemiologi, demografi geografi dan data psikografi atau gaya hidup.
d. Mengembangkan pesan-pesan, yang disesuaikan dengan tujuan promosi
e. Memilih media promosi, yaitu saluran yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan pada sasaran, yang didasarkan pada selera sasaran bukan selera pengelola program.
f. Media yang dipilih harus memberi dampak yang luas, oleh karena itu perlu ditentukan tujuan media yang akan menjadi dasar perencanaan media : Jangkauan, frekuensi bobot, kontinuitas dan biaya.
PARA PENDUKUNG PESAN DALAM MEDIA PROMOSI
YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM PENGGUNAAN SELEBRITI (SELEBRITY ENDORSER)
• Kredibilitas Selebriti
• Kecocokan Selebriti dengan sasaran
• Kecocokan Selebriti dengan produk/perilaku yang diperkenalkan
• Daya tarik selebriti
• Pertimbangan lain , seperti biaya, besar-kecilnya kena masalah, kemudahan diajak kerjasama dan berapa banyak dia telah beriklan
MENGENAL MEDIA PROMOSI
1. MEDIA CETAK
a. adalah kumpulan berbagai media informasi yang diproduksi dan disampaikan kepada sasaran melalui tulisan dan visual
b. Contoh : stiker, leaflet, flipchart, brosur, flier, flashcard
c. Benda-benda promosi (promotional material), seperti gantungan kunci, tas hanging mobile, flagchain dan shelftalker (benda promosi yang ditempatkan di rak-rak tempat produk ybs dipajang bisa bentuk botol, mickeymouse
d. Direct Mailing, mengirimkan brosur atau katalog kepada sasaran
e. Iklan dalam bentuk logo
f. Iklan di suratkabar dan advertorial
2. MEDIA ELEKTRONIK
TELEVISI
1. Spot Televisi durasi 15,30 dan 60detik
2. Sponsorship (blocking time), membeli/menumpang program selama 30-60 menit. Contoh Gebyar BCA
3. Build in, pesan dimasukan dalam segmen program, misalnya di Bajaj Bajuri
4. Dialog interaktif yang melibatkan pemirsa
RADIO
1. Radio Spot durasi 30-60 detik
2. Adlips, pesan singkat yang dibacakan disela-sela program
3. Kuis, berupa permainan dan hiburan
4. Dialog Interaktif yang melibatkan pendengar radio
INTERNET dan SMS
1. Tayangan banner atau logo di website
2. Penyampaian pesan massal lewat SMS
MEDIA LUAR RUANG
1. Spanduk , umbul-umbul, yaitu kain rentang yang berisi pesan, slogan atau logo
2. Billboard, poster, neonsign, megatron
MEDIA LAIN
Iklan di bus
Mengadakan event, merupakan suatu bentuk kegiatan yang diadakan di pusat perbelanjaan atau hiburan yang menarik perhatian pengunjung
1. Road Show, suatu kegiatan yang diadakan dibeberapa tempat atau kota
2. Sampling, contoh produk yang diberikan kepada sasaran secara gratis
3. Pameran, suatu kegiatan untuk menunjukkan informasi program dan pesan-pesan promosi
PENGEMBANGAN PESAN, UJICOBA DAN PRODUKSI MEDIA
1. Pesan adalah terjemahan dari tujuan komunikasi ke dalam ungkapan kata yang sesuai untuk sasaran
2. Pengembangan pesan memerlukan kemampuan ilmu komunikasi dan seni
3. Menentukan posisi pesan (positioning),yaitu strategi komunikasi untuk memasuki jendela otak konsumen agar produk/perilaku yang diperkenalkan mempunyai arti tertentu
POSISI PESAN
1. Posyandu Menjaga Anak Sehat Tetap Sehat
2. Pokoknya Pake Garam Beryodium agar anak Pintar
3. Gaya Hidup Sehat Bikin Kamu Tampil Beda
4. Dengan PIN Anak Indonesia Bebas Polio
5. Buatlah konsep pesan yang jelas, spesifik, positif, menarik perhatian, berorientasi pada tindakan dan cocok dengan sasaran
6. Kemudian masukkan pesan-pesan ke dalam beberapa media yang dipilih
7. Media yang dibuat sebaiknya berupa draft/rancangan yang siap diujicoba
8. Ujicoba pada sasaran
9. Perbaikan dan produksi
7 C PESAN EFEKTIF
1. Command attention, kembangkan satu ide atau pesan yang menarik perhatian dan mudah diingat
2. Clarify the message, buat pesan mudah, sederhana dan jelas
3. Create trust, pesan harus dapat dipercaya
4. Communicate a benefit, komunikasikan keuntungan melakukan tindakan
5. Consistency, pesan harus konsisten yang artinya sampaikan satu pesan utama di media apa saja secara berulang kali baik TV, radio, poster ,stiker dsb.
6. Cater to the heart and head, pesan harus bisa menyentuh akal dan rasa. Menyentuh nilai-nilai emosi dan kebutuhan nyata.
7. Call to action, pesan harus mendorong sasaran untuk bertindak
STRUKTUR PESAN
RUMUS AIDCA
• ATTENTION (perhatian)
• INTEREST (minat)
• DESIRE ( kebutuhan/keinginan)
• CONVICTION (rasa percaya)
• Action (tindakan)
• ATTENTION
TRIK-TRIK UNTUK MENARIK PERHATIAN
1. Menggunakan headline yang mengarahkan, misalnya Hanya ada satu Roma , yaitu Biskuit Roma; Mau sekolah kok susah. Tanyakan kenapa?
2. Menggunakan slogan yang mudah diingat, misalnya Enak dibaca dan perlu ; Don’t Worry be happy;
3. Ukuran, warna , penggunaan huruf dan tata letak
4. Animasi
PENDEKATAN PESAN
1. PENDEKATAN RASA TAKUT
• Bisa berbentuk celaan sosial atau bahaya fisik. Kadang-kadang kita harus menakuti-nakuti orang untuk menyelamatkan hidup mereka.
• Misalnya obat kumur, deodorant, pasta gigi, seks yang tidak aman, PIN untuk Polio
• Penelitian membuktikan pendekatan rasa takut yang sangat kuat cenderung diabaikan sedangkan yang lemah tidak akan menarik perhatian. Jadi gunakan rasa takut yang sedang-sedang saja.
2. PENDEKATAN RASA BERSALAH
• Rasa bersalah juga menjadi pemikat bagi emosi. Orang merasa bersalah bila mereka melanggar peraturan, norma dan kepercayaan mereka sendiri.
• Iklan posyandu di tahun 80-an yang menunjukkan kehilangan anak, iklan sabuk pengaman,
3. PENDEKATAN RASIONAL
• Meyakinkan orang dengan perkataan logis
• Pengalaman atau riset membuktikan bahwa pendekatan rasional kurang berhasil.
• Misalnya Datanglah ke Posyandu untuk mendapat Kapsul Vitamin A. Apakah ibu-ibu beramai-ramai datang ke Posyandu?
4. PENDEKATAN EMOSIONAL
• Menggunakan pernyataan atau bahasa yang mampu menyentuh sasaran, dan tunjukkan bahasa non verbal seperti air muka yang penuh kasih, cinta. Dan ini lebih berhasil
6. PENDEKATAN HUMOR
• Metode yang efektif untuk menarik perhatian
• Humor menambah kesenangan dan tidak merusak pemahaman
• Humor tidak menawarkan suatu keuntungan yang lebih dari sekedar bujukan.
• Humor tidak menambah kredibilitas sumber
• Humor akan lebih berhasil digunakan jika tingkat kesadaran akan produk/perilaku sudah mapan bukan yang baru diperkenalkan
7. PENDEKATAN MORAL
• Diarahkan pada perasaan sasaran tentang apa yang benar dan tepat.
• Sering digunakan untuk mendukung masalah-masalah sosial sperti lingkungan hidup yang lebih bersih, gender, bantuan bagi orang-orang yang membutuhkan.
GAYA PESAN
1. POTONGAN KEHIDUPAN (SLICE OF LIFE), menunjukkan penggunaan produk/ide/perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya kepuasan makan biskuit merek baru, penggunaan garam beryodium, penggunaan air bersih, Kartu Sehat
2. FANTASI (FANTACY), menciptakan fantasi disekitar produk tersebut atau penggunaannya
Iklan rokok MEZZO yang bisa ringan melangkah, iklan parfum AXE, jreng.
3. GAYA HIDUP (LIFESTYLE), menekankan bagaimana suatu produk /ide/perilaku sesuai dengan suatu gaya hidup.
Misalnya iklan Pocari sweet, Aqua, hemat air , hemat listrik, olahraga atau kampanye gaya hidup sehat
4. SUASANA ATAU CITRA (IMAGE), membangkitkan suasana di sekitar produk seperti kecantikan , kejantanan, cinta atau ketenangan
Sabun lux, Marlboro, bedak Johnson and Johnson untuk bayi, real estate
5. MUSIK (MUSIC), menggunakan latar belakang musik atau lagu tentang produk tersebut
Misalnya Coca cola, Bentoel, Indo Mie.
Kadarzi, lagu Aku Anak Sehat, iklan Kapsul Vitamin A, Suami Siaga
6. SIMBOL KEPERIBADIAN (PERSONALITY SYMBOL), menciptakan suatu karakter yang menjadi personifikasi produk tersebut. Karakter tersebut bisa berbentuk orang atau animasi
Marlboro Man, Sabun lux sebagai sabun bintang kecantikan, PIN dengan tokoh Si Imun
7. KEAHLIAN TEKNIS (TECHNICAL EXPERTISE) menunjukkan keahlian teknis, pengalaman dan kebanggaan dalam membuat produk tersebut.
Jamu Sido Muncul, iklan mobil, Vegeta, obat
8. BUKTI ILMIAH (SCIENTIFIC EVIDENCE), menyajikan bukti survai atau ilmiah bahwa merek tersebut lebih disukai atau mengungguli merek lain, misalnya iklan obat
9. BUKTI KESAKSIAN (TESTIMONIAL), menampilkan seorang sumber yang sangat dipercaya, disukai atau ahli mendukung produk tersebut, misalnya Ulfa untuk Garam Beryodium, Ike Nurjanah untuk Kadarzi
UJICOBA MEDIA (PRE-TESTING)
BAHAN YANG DIUJI COBA
1. Uji coba pada tahap konsep
• Desain media cetak
• Storyboard
• Scrip radio
2. Ujicoba pada media yang sudah selesai sebagian
Media belum diisi musik untuk TV Spot, Radio Spot
3. Uji coba media lebih dari satu versi
PELAKSANAAN UJICOBA
1. Menentukan sasaran
2. Menyusun instrumen ujicoba
3. Memilih dan melatih pewawancara
4. Meminta dukungan petugas dan
pemuka setempat
5. Melaksanakan wawancara di lapangan
PELAKSANAAN DAN PEMANTAUAN
1. Pelaksanaan merupakan langkah untuk menerapkan rancangan promosi berikut media yang telah dirancang
2. Pemantauan dilakukan untuk melihat sebe seberapa jauh :
• Media promosi telah diproduksi dan didistribusikan, ditayangkan serta disiarkan
EVALUASI DAN RANCANG ULANG
1. Evaluasi dilakukan untuk mengukur seberapa jauh sasaran telah terpapar pesan, pemahaman pesan dan perubahan tindakan untuk melakukan anjuran pesan
2. Hasil evaluasi juga menjadi dasar untuk perencanaan media berikutnya.
Sumber : Materi Pelatihan Petugas Promkes Tingka Kab.H.S.U

Read More ..

PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN TERKAIT DENGAN PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN AIR DAN SANITASI

Sebagian besar penyakit menular terjadi karena buruknya kesling (1-1)
• Penyakit menular merupakan penyebab kematian yang tinggi pada bayi dan balita
• Urutan penyakit menular penyebab kematian pada bayi : pneumonia, diare, tetanus, infeksi saluran pernafasan akut
• Proporsi penyakit menular penyebab kematian pada balita : pneumonia (22,5%), diare (19,2%) infeksi saluran pernafasan akut (7,5%), malaria (7%), serta campak (5,2%).
• Beberapa penyakit menular diidentifikasikan sebagai penyebab kematian dasar seperti Tuberculosis (9,2%), diare (7,2%), pneumonia (6,9%).
• Penyakit menular baru muncul dan berkembang diberbagai tempat antara lain Flu Burung,
• Beberapa penyakit berbasis lingkungan seperti Pneumonia, ISPA , TBC, DBD, Malaria dan Diare sangat terkait erat dengan kondisi lingkungan yang belum memadai.
Kaitan Faktor Lingkungan dan penyakit
1. Manfaat terhadap kesehatan
Menurunkan angka kesakitan dan kematian Beberapa penyakit berbasis lingkungan seperti : Diare, Pneumonia, ISPA , TBC, DBD, Malaria dan Flu Burung
2. Dapat menurunkan beban pembiayaan yankes
Menurunnya angka kesakitan dan kematian karena penyakit menular yang terkait dengan lingkungan akan meringankan beban pelayanan kesehatan perorangan (pengobatan) yg memerlukan alokasi sbr daya dan pembiayaan yg besar.
3. Investasi pada kesehatan anak


Kematian bayi akan menurun sebesar:
a. 3-4% à jika akses pada air minum naik 10%
b. 3% à jika lama sekolah perempuan naik 10%
c. 0,8%-1,5% à jika anggaran kesehatan naik 10%
d. 2-3% àjika pendapatan per kapita naik 10%
PRIORITAS DEPKES
a. Kesehatan Ibu dan Anak
b. Pelayanan kesehatan utk maskin
c. Pendayagunaan tenaga kesehatan
d. Penanggulangan penyakit menular (termasuk pengendalian faktor resiko lingkungan), gizi buruk, dan krisis kesehatan akibat bencana
e. Peningkatan pelay kesehatan di daerah terpencil, tertinggal, dan daerah perbatasan serta pulau-pulau terluar.
Program Pembangunan Kesehatan
1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
2. Program Lingkungan Sehat
3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
4. Program Upaya Kesehatan Perorangan
5. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
7. Program Sumber Daya Kesehatan
8. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
9. Program Pengawasan Obat dan Makanan
10. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
11. Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan
12. Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Program Lingkungan Sehat
Kegiatan
a. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar;
b. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan;
c. Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan; dan
d. Pengembangan wilayah sehat.

Memicu Perubahan Perilaku melalui CLTS – di masa awal
Pendekatan yang selama ini dilakukan:
1. Membangunan ribuan-jutaan MCK
2. Distribusi sarana MCK gratis dan stimulan
3. Distribusi uang dalam bentuk pinjaman bergulir
Pembangunan sanitasi memerlukan metode pendekatan yang erat kaitannya dengan aspek kebiasaan, kondisi geografis, dan aspek perubahan perilaku masyarakat yang sudah tertanam lama.
Memberdayakan masyarakat untuk merubah perilaku serta membangun dan menggunakan toilet dengan sumber daya sendiri dan tanpa subsidi untuk mencapai 100% bebas BAB (ODF)
Masyarakat terlibat aktif dalam menganalisa lingkungan
Menggunakan jijik terhadap BAB terbuka dan kebanggan masyarakat sebagai faktor yang memotivasi
Mempromosikan pilihan lokal dari menu teknologi terbuka termasuk jamban sederhana yang murah
Menggunakan para juara, pemuka setempat dan kompetisi antar daerah permukiman untuk mengembangkan momentum replikasi
Melibatkan setiap orang termasuk anak sekolah
Sebagian besar penyakit menular terjadi karena buruknya kesling
• Penyakit menular merupakan penyebab kematian yang tinggi pada bayi dan balita
Urutan penyakit menular penyebab kematian pada bayi : pneumonia, diare, tetanus, ISPA
• Proporsi penyakit menular penyebab kematian pada balita : pneumonia (22,5%), diare (19,2%) infeksi saluran pernafasan akut (7,5%), malaria (7%), serta campak (5,2%).
• Beberapa penyakit menular diidentifikasikan sebagai penyebab kematian dasar seperti Tuberculosis (9,2%), diare (7,2%), pneumonia (6,9%).
• Penyakit menular baru muncul dan berkembang diberbagai tempat antara lain Flu Burung.
• Beberapa penyakit berbasis lingkungan seperti Pneumonia, ISPA , TBC, DBD, Malaria dan Diare sangat terkait erat dengan kondisi lingkungan yang belum memadai.
Pilar STBM
a. Stop Buang Air Besar Sembarangan (STOP BABS) atau Open Defecation Free
b. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
c. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAM-RT)
d. Pengelolaan Limbah Rumah Tangga
e. Pengelolaan Sampah di Rumah Tangga

Sumber :
Bahan Pelatihan Pansimas Kab.H.S.Utara

Read More ..

MANAJEMEN KOMPLIK

Pengertian
Robbins (1996) dalam “Organization Behavior” menjelaskan bahwa konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Konflik adalah pergesekan atau friksi yang terekspresikan di antara dua pihak atau lebih, di mana masing-masing mempersepsi adanya interferensi dari pihak lain, yang dianggap menghalangi jalan untuk mencapai sasaran. Konflik hanya terjadi bila semua pihak yang terlibat, mencium adanya ketidaksepakatan
Para pakar ilmu perilaku organisasi, memang banyak yang memberikan definisi tentang konflik. Robbins, salah seorang dari mereka merumuskan Konflik sebagai : "sebuah proses dimana sebuah upaya sengaja dilakukan oleh seseorang untuk menghalangi usaha yang dilakukan oleh orang lain dalam berbagai bentuk hambatan (blocking) yang menjadikan orang lain tersebut merasa frustasi dalam usahanya mancapai tujuan yang diinginkan atau merealisasi minatnya". Dengan demikian yang dimaksud dengan Konflik adalah proses pertikaian yang terjadi sedangkan peristiwa yang berupa gejolak dan sejenisnya adalah salah satu manifestasinya.
Dua orang pakar penulis dari Amerika Serikat yaitu, Cathy A Constantino, dan Chistina Sickles Merchant mengatakan dengan kata-kata yang lebih sederhana, bahwa konflik pada dasarnya adalah: "sebuah proses mengekspresikan ketidapuasan, ketidaksetujuan, atau harapan-harapan yang tidak terealisasi".
Kedua penulis tersebut sepakat dengan Robbins bahwa konflik pada dasarnya adalah sebuah proses. Konflik dapat diartikan sebagai ketidaksetujuan antara dua atau lebih anggota organisasi atau kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus menggunakan sumber daya yang langka secara bersama-sama atau menjalankan kegiatan bersama-sama dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan persepsi yang berbeda. Anggota-anggota organisasi yang mengalami ketidaksepakatan tersebut biasanya mencoba menjelaskan duduk persoalannya dari pandangan mereka
Lebih jauh Robbins menulis bahwa sebuah konflik harus dianggap sebagai "ada" oleh fihak-fihak yang terlibat dalam konflik. Dengan demikian apakah konflik itu ada atau tidak ada, adalah masalah "persepsi" dan bila tidak ada seorangpun yang menyadari bahwa ada konflik, maka dapat dianggap bahwa konflik tersebut memang tidak ada.
Tentu saja ada konflik yang hanya dibayangkan ada sebagai sebuah persepsi ternyata tidak riil. Sebaliknya dapat terjadi bahwa ada situasi-situasi yang sebenarnya dapat dianggap sebagai "bernuansa konflik" ternyata tidak dianggap sebagai konflik karena nggota-anggota kelompok tidak menganggapnya sebagai konflik. Selanjutnya, setiap kita membahas konflik dalam organisasi kita, konflik selalu diasosiasikan dengan antara lain, "oposisi" (lawan), "kelangkaan", dan "blokade".
Sedang menurut Luthans (1981) konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan yang saling bertentengan. Kekuatan-kekuatan ini bersumber pada keinginan manusia. Istilah konflik sendiri diterjemahkan dalam beberapa istilah yaitu perbedaan pendapat, persaingan dan permusuhan.
Perbedaan pendapat tidak selalu berarti perbedaan keinginan. Oleh karena konflik bersumber pada keinginan, maka perbedaan pendapat tidak selalu berarti konflik. Persaingan sangat erat hubungannya denga konflik karena dalam persaingan beberapa pihak menginginkan hal yang sama tetapi hanya satu yang mungkin mendapatkannya. Persaingan tidak sama dengan konflik namun mudah menjurus ke aarah konflik, terutuma bila ada persaingan yang menggunakan cara-cara yang bertentengan dengan aturan yang disepakati. Permusuhan bukanlah konflik karena orang yang terlibat konflik bisa saja tidak memiliki rasa permusuhan. Sebaliknya orang yang saling bermusuhan bisa saja tidak berada dalam keadaan konflik.
Konflik sendiri tidak selalu harus dihindari karena tidak selalu negatif akibatnya. Berbagai konflik yang ringan dan dapat dikendalikan (dikenal dan ditanggulangi) dapat berakibat positif bagi mereka yang terlibat maupun bagi organisasi.
Dapat disimpulkan bahwa konflik adalah sebagai suatu :
1. Ketidakcocokan/ketidaksepakatan tujuan
2. Pertentangan, pertikaian antara bbrp klp org
3. Tidak ada kerjasama
4. Perjuangan satu pihak melawan sesuatu
5. Masalah internal dan eksternal sebagai akibat adanya perbedaan nilai-nilai, keyakinan dan pendapat dari oranglain atau lebih (Marquis dan Houston, 1998)
6. Adalah suatu pereliihan atau perjuangan yang timbul akibat terjadinya ancaman keseimbangan antara perasaan,pikiran,hasrat dan perilakuindividu (Deutsch dlm La Monica, 1986)



Pandangan :
Tradisional :
Dihindari akibat komunikasi yang buruk,kurang keterbukaan dan kepercayaan,kegagalan manajer
Hub manusia :
Wajar tidakperlu dihindari karena komplik adalah sesuatu yang alamiah yang berpotensi positif
Interaksionis :
Mutlak diperlukan untuk menjadi pendorong sebagai kekuatan yang positif

Konflik Funsional : konstruktif mendukung tujuan org dan memperbaiki kinerja
Konflik Disfungsional : destruktif menghambat kinerja
Sumber Konflik :
Pada individu :Persaingn dalam memenuhi berbagai kebutuhan dan peranan, bervariasinya bentuk hambatan dalam mencapai tujuan
Antara individu : Pandangan yang tidak dapat disatukan, tidak ada toleransi
Untuk menganalisis konflik antara pribadi : Model Johari Window :
1. Open self : tahu diri dan org lain, koflik antar pribadi rendah
2. Hidden self : Hanya memahami diri sendiri, tertutup dari orang lain berpotensi konflik dengan orang lain
3. Blind self : mengetahui diri orang lain, tidak memahami diri sendiri, sebagai upaya untuktidak menyakiti orang lain, berpotensi konflik
4. Undiscover self : tidakmemahami diri sendiri dan orang lain, terjadi salah pengertian lebih besar, potensi konflik besar terjadi pada antar pribadi.
Pada organisasi : Komunikasi,kekuasaan, tujuan individu dan organisasi,ketersedian sarana, peran yg tidak jelas, kompetensi.
Kategori Konflik :
1. Intrapersonal : Sebagai akibat kompetensi peran, masalah internal dalam klarifikasi nilai.
2. Interpersonal : Akibat adanya perbedaan tujuan,keyakinan dan nilai antar kelompok. Akibat dari hambatan dalam pencapaian kekuasaan dan otoritas
Dalam Organisasi
1. Konflik Horizontal : erjadi antar staf dengan posisi dan kedudukan yang sama. Sumber al. praktik dan wewenang keahlian
2. Konflik vertikal: terjadi antara bawahan dan atasan
Penyebab konflik :
a. Kondisi stress, krn : tanggung jawab yang terlalu sedikit, partisipasi dalam membuat keputusan kurang, dukungan managerial yang kurang,penyesuaian terhadap perubahan iptek yang cepat.
b. Perilku menentang, bentuk verbal/non verbal, terdapat 3 kategori : Competitive Bomber, mudah menolakutk bekerja. Jadwalkerja jelek, manipulasi, memaksa minta dukungan sejawab. Martyred Accomodator, kepatuhan palsu mau bekerja sama, tetapi melakukan ejekan dan hinaan utk mendapat dukungan. Avoider, menghindari kesepekatan dan partisipasi, tidak berespon thd manajer.
c. Ruang kerja yang sempit.
d. Komunikasi gagal.
e. Perbedaan keyakinan,nilai dansasaran
f. Iklim organisasi dan gaya kepemimpinan.
g. Masalah diluar pekerjaan,ex : perceraian, finansial.
h. Usia
i. Diskriminasi
Proses Konflik :
Lima Tahapan :
1. Konflik laten, terjadi terus menerus,memicu ketidakstabilan organisasi
2. Felt konflik, konflik dirasakan sebagai ancaman.
3. Konflik yan dimunculkan,untuk cari solusi.
4. Resolusi konflik, penyelesaian melalui prinsif “win-win solution”
5. Konflik aftermath, terjadi aibat konflik yang tidak terselesaikan.
Kontinuum Intensitas Konflik :
- Menghancurkan fihak lawan
- Serangan fisik agresif
- Ancaman ultimatum
- Serangan verbal yang tegas
- Pertanyaan pada pihak lain
- Salah paham
Strategi Penyelesaian Konflik.
Untuk menangani konflik dengan efektif, kita harus mengetahui kemampuan diri
sendiri dan juga pihak-pihak yang mempunyai konflik. Ada beberapa cara untuk
menangani konflik antara lain :
1. Introspeksi diri
Bagaiman kita biasanya menghadapi konflik ? Gaya pa yang biasanya digunakan? Apa saja yang menjadi dasar dan persepsi kita. Hal ini penting untuk dilakukan sehingga kita dapat mengukur kekuatan kita.
2. Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat.
Sangat penting bagi kita untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat. Kita dapat mengidentifikasi kepentingan apa saja yang mereka miliki, bagaimana nilai dan sikap mereka atas konflik tersebut dan apa perasaan mereka atas terjadinyakonflik. Kesempatan kita untuk sukses dalam menangani konflik semakin besar ika kita meliha konflik yang terjadi dari semua sudut pandang.
3. Identifikasi sumber konflik
Seperti dituliskan di atas, konflik tidak muncul begitu saja. Sumber konflik sebaiknya dapat teridentifikasi sehingga sasaran penanganannya lebih terarah
kepada sebab konflik.
4. Mengetahui pilihan penyelesaian atau penanganan konflik yang ada dan memilihyang tepat.Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik :
a. Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri diatas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jikasituasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satupihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang – kalah (win-win solution) akan terjadi disini. Pihak yangkalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan –bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentinganorganisasi) di atas kepentingan bawahan.
b. Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi
tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah
menunda konflik yang terjadi. Situasi menag kalah terjadi lagi disini.
Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurangbaik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
c. Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri
agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga
sebagai self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa
kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan
baik dengan pihak tersebut. Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal
yang utama di sini.
d. Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua haltersebut sama –sama penting dan hubungan baik menjadi yang uatama.Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution)
e. Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menag dengan saling bekerja sama. Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing
tindakan. Jika terjadi konflik pada lingkungan kerja, kepentingan dan hubungan antar pribadi menjadai hal yang harus kita pertimbangkan.


BAGAIMANA BERSIKAP MENANG-MENANG ?
Ada dua cara yang dapat dilakukan :
Capailah Kemenangan Pribadi
Berpikir Menang-Menang dimulai dari diri Anda sendiri. Jika Anda merasa sangat tidak aman dan tidak berusaha untuk mencapai kemenangan pribadi, maka sangatlah sulit untuk beerpikir Menang-Menang. Anda akan merasa terancam oleh orang lain, Anda akan sulit menghargai dan mengakui keberhasilan orang lain. Anda akan merasa kesulitan untuk tetap berbahagia atas keberhasilan orang lain. Orang yang tidak aman mudah iri pada orang lain.
Hindari Kompetisi dan Perbandingan Tidak Sehat
Ada dua kebiasaan dalam hidup kita yang mirip dengan tumor yaitu yang dapat menggerogoti tubuh kita perlahan-lahan dari dalam. Kebiasaan itu adalah berkompetisi dan membandingkan.
Berkompetisi
Kompetisi dapat menyehatkan. Kompetisi mendorong kita untuk menjadi lebih baik dan berprestasi. Tanpa kompetisi mungkin kita tidak mempunyai kemampuan mendorong diri kita untuk lebih maju. Kompetisi dapat menyehatkan jika Anda berkompetisi dengan diri Anda sendiri atau ketika hal itu membuat Anda merasa tertantang untuk berprestasi atau menjadi yang terbaik. Kompetisi sangatlah tidak menyehatkan jika Anda hanya berpikir tentang diri kemenangan untuk diri sendiri atau ketika Anda merasa harus mengalahkan orang lain untuk mencapai kemenangan. Marilah kita berkompetisi dengan diri sendiri sehingga kita selalu berkembang dan berhentilah berkompetisi demi memperoleh status, popularitas, pacar, posisi, perhatian, dan sebagainya dan mulailah menikmati hidup.
Membandingkan
Membandingkan diri dengan orang lain adalah sesuatu yang buruk. Mengapa ? Sebab masing-masing dari kita mempunyai potensi yang berbeda, baik secara sosial, mental, maupun fisik. Setiap orang punya kelebihan dan kelemahan yang berbeda. Kita dapat saling mengembangkan diri dan melengkapi bersama-sama dengan orang lain . Jadi apa gunanya melihat-lihat orang lain untuk mecari-cari kelemahan atau kelebihan mereka dan membandingkan dengan diri Anda? Berhentilah berbuat demikian dan hilangkan kebiasaan ini. Anda tidak perlu tampil secantik peragawati, Anda tidak perlu sepopuler teman Anda, tampilah sesuai dengan diri Anda yang sebenarnya karena Anda memang berbeda dengan orang lain, Anda adalah unik dan berbahagialan dengan keunikan Anda.


Sumber :

MEMENAJEMENI KONFLIK DALAM SUATU ORGANISASI
JUANITA, SE, M.Kes.
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Jurusan Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan
Universitas Sumatera Utara2002 digitized by USU digital library

Manajemen Konflik dalam Organisasi AAT SRIATI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
JATINAGOR
2008
Catatan Kuliah Manajemen STIKES Muhamadiyah Banjarmasin



Read More ..